بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

BAGAIMANA CARA MENYELAMATKAN DIRI DARI BURUKNYA SYIRIK DALAM NIAT?

Semua kebaikan ada di tangan Allah Ta’ala. Tidak ada seorang pun yang mampu melakukan kebaikan, kecuali dengan pertolongan-Nya. Dan tidak ada yang bisa menyelamatkannya dari keburukan, kecuali Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

{وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ. يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ}

✳️ “Jika Allah menimpakan suatu keburukan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya, di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Yuunus: 107).

Khususnya yang berhubungan dengan pemurnian tauhid dan ibadah kepada Allah Ta’ala, maka manusia tidak akan mungkin meraihnya tanpa pertolongan-Nya. Renungkanlah makna firman-Nya:

{إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}

✳️ “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan” (QS al-Faatihah:5).

Oleh karena itu, tekun berdoa kepada Allah Ta’ala dengan sungguh-sungguh untuk memohon taufik-Nya dalam memurnikan tauhid dan menjauhi perbuatan syirik dalam segala bentuk dan jenisnya, ini termasuk sebab terbesar untuk meraih penjagaan dari-Nya dari keburukan besar ini.

Di antara doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada kita yang berhubungan dengan penjagaan dari perbuatan syirik adalah doa:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ

ALLOOHUMMA INNI A’UUDZU BIKA AN USYRIKA BIKA WA ANA A’LAM, WA ASTAGHFIRUKA LIMAA LAA A’LAM

Artinya:
✅”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) yang aku sadari (ketahui). Dan aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa-dosa yang tidak aku ketahui (sadari)” [HR al-Bukhari dalam “al-Adabul Mufrad” (no. 716) dan Abu Ya’la (no. 60), dinyatakan Shahih oleh Syaikh al-Albani].

Kemudian termasuk sebab yang paling penting untuk memudahkan kita meraih keikhlasan dalam ibadah dan terhindar dari keburukan syirik dalam segala bentuknya, adalah berusaha keras dan berjuang menundukkan hawa nafsu dan keinginan yang buruk. Inilah sifat penghuni Surga yang dipuji oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:

{وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى}

✳️ “Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya (Allah Ta’ala) dan menahan diri dari (memerturutkan) keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya Surgalah tempat tinggal (mereka)’ (QS an-Naazi’aat: 40-41).

Keinginan hawa nafsu yang paling penting dan paling sulit untuk ditundukkan, kecuali bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala, adalah kecintaan dan ambisi mengejar dunia yang berlebihan serta keinginan untuk selalu mendapatkan pujian dan sanjungan. Inilah dua penyakit hati terbesar yang merupakan penghalang utama untuk meraih keikhlasan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

▶️ Imam Ibnul Qayyim berkata: “Tidak akan berkumpul (bertemu) keikhlasan dalam hati dengan keinginan (untuk mendapat) pujian dan sanjungan, serta kerakusan terhadap (harta benda duniawi) yang ada di tangan manusia, kecuali seperti berkumpulnya air dan api (tidak mungkin berkumpul selamanya)… Maka jika terbersit dalam dirimu (keinginan) untuk meraih keikhlasan, yang pertama kali hadapilah (sifat) rakus terhadap dunia dan penggallah sifat buruk ini dengan pisau ‘putus asa’ (dengan balasan duniawi yang ada di tangan manusia). Lalu hadapilah (keinginan untuk mendapat) pujian dan sanjungan, bersikap zuhudlah (tidak butuh) terhadap semua itu…Kalau kamu sudah bisa melawan sifat rakus terhadap dunia dan bersikap zuhud terhadap pujian dan sanjungan manusia, maka (meraih) ikhlas akan menjadi mudah bagimu” [29 Kitab “al-Fawa-id” (hal. 150)].

▶️ Lebih lanjut, Imam Ibnul Qayyim menjelaskan cara untuk menghilangkan dua pernyakit buruk penghalang keikhlasan tersebut. Beliau berkata: “Adapun (cara untuk) membunuh (sifat) rakus terhadap balasan duniawi yang ada di tangan manusia, itu akan dimudahkan bagimu dengan kamu memahami secara yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun yang diinginkan oleh (manusia), kecuali di tangan Allah semata perbendaharaannya. Tidak ada yang memiliki/menguasainya selain Dia, Subhanahu Wa Ta’ala. Dan tidak ada yang dapat memberikannya kepada hamba, kecuali Dia, Subhanahu Wa Ta’ala semata. Adapun (berskap) zuhud terhadap pujian dan sanjungan, itu akan dimudahkan bagimu dengan kamu memahami (secara yakin), bahwa tidak ada satu pun yang pujiannya bermanfaat serta mendatangkan kebaikan, dan celaannya mencelakakan dan mendatangkan keburukan, kecuali Allah satu-satunya” [Kitab “al-Fawa-id” (hal. 150)].

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

▶️ Syaikh Shalih bin ‘Abdil ‘Aziz Alu asy-Syaikh berkata: “Termasuk syirik kecil adalah seorang yang menginginkan (balasan di) dunia dengan amal-amal ketaatan (yang dilakukan)nya dan tidak menghendaki (balasan di) Akhirat…Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia secara asal, menjadi tujuan (utama) dan (sumber) penggerak (diri mereka) adalah orang-orang kafir. Oleh karena itu, ayat ini (firman Allah Ta’ala di atas) turun berkenaan dengan orang-orang kafir. Akan tetapi, lafazh ayat ini mencakup semua orang (kafir maupun mukmin) yang menginginkan kehidupan (balasan) duniawi dengan amal saleh (yang dilakukan)nya” [Kitab “at-Tamhiid lisyarhi kitaabit tauhiid” (hal. 404-405)].

 

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim Al Buthony, MA.

Artikel Muslim.Or.id

Sumber: https://Muslim.or.id/13945-jangan-nodai-ibadah-anda-dengan-niat-duniawi.html