بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Mutiara_Sunnah

ASYURO ADALAH HARI PUASA, BUKAN HARI RATAPAN KEMATIAN AL-HUSAIN RADHIYALLAHU’ANHU

 

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Dan puasa ‘Asyuro (10 Muharram), aku harap kepada Allah dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’anhu]

Hadis yang mulia ini menunjukkan keutamaan berpuasa Asyuro (10 Muharram). Tetapi kelompok sesat Syi’ah memiliki bid’ah tersendiri, yaitu perayaan hari kesedihan dan ratapan terhadap kematian Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhuma di Karbala, Iraq, yang dibunuh oleh sebagian pendukung Yazid bin Mu’awiyah tanpa persetujuan beliau.

Padahal kaum Syi’ahlah sesungguhnya yang menyebabkan kematian beliau, karena kedatangan Al-Husain radhiyallahu’anhu ke Karbala setelah menerima surat-surat undangan dari penduduk Iraq, agar beliau mendatangi mereka, yang menyatakan sebagai pendukung-pendukung beliau. Kenyataannya, ketika beliau dan rombongannya diserang oleh pasukan pendukung Yazid bin Mu’awiyah, orang-orang Syi’ah malah lari. Tidak ada satu pun yang berani menolong Al-Husain radhiyallahu’anhu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

وصار الشيطان بسبب قتل الحسين رضي الله عنه يحدث للناس بدعتين بدعة الحزن والنوح يوم عاشوراء

“Dengan sebab terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu’anhu, maka setan memunculkan dua bid’ah bagi manusia, yaitu bid’ah bersedih dan meratap pada hari ‘Asyuro (10 Muharram)” [Minhajus Sunnah, 2/332]

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

أَرْبَعٌ فِى أُمَّتِى مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِى الأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِى الأَنْسَابِ وَالاِسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ

“Empat perkara pada umatku yang termasuk perkara Jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan, berbangga dengan keturunan, mencaci nasab, menisbatkan hujan kepada bintang dan meratapi mayit.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

“Seorang wanita yang meratapi mayit, jika tidak bertaubat sebelum mati, maka pada Hari Kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai pakaian dari ter dan baju tameng dari kudis.” [HR. Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُود وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Bukan bagian dari kami, orang yang menampar-nampar wajah, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan jahiliyah (ketika ditimpa musibah).” [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]

Sahabat yang Mulia Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu berkata:

إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَرِئَ مِنَ الصَّالِقَة وَالْحَالِقَةِ وَالشَّاقَّةِ

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ berlepas diri dari wanita yang meraung-raung, memotong rambut dan mencabik-cabik pakaian (ketika ditimpa musibah).” [HR. Muslim]

Sebaliknya, golongan sesat Nashibah (Pembenci Ahlul Bait) merayakan bid’ah hari raya kegembiraan pada hari Asyuro.

 

Baca Selengkapnya:

? HARI ASYURO ADALAH HARI PUASA, BUKAN HARI RATAPAN KEMATIAN AL-HUSAIN RADHIYALLAHU’ANHU➡ Rasulullah…

Posted by Sofyan Chalid bin Idham Ruray on Wednesday, October 5, 2016