بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#ManhajAkidah
APAKAH MUHAMMADIYAH YANG SEKARANG MASIH SAMA DENGAN MUHAMMADIYAH AWAL KETIKA DIDIRIKAN OLEH KH AHMAD DAHLAN?
KH Ahmad Dahlan rahimahullah itu seorang Salafi. Beliau mendirikan ormas hanya sebagai sarana dakwah saja, BUKAN untuk mengajak orang kepada ormasnya. Berbeda dengan Muhammadiyah sekarang. Muhammadiyah sekarang sudah MELENCENG dari cita-cita KH Ahmad Dahlan, yang ingin memurnikan ajaran-ajaran, agar sesuai dengan petunjuk Rasulullah ﷺ dan pengamalan para sahabat. Bukan menjadikan putusan ormas / tarjih sebagai sumber hukum, sehingga masyarakat warga Muhammadiyah hanya mengenal putusan tarjih, tapi tidak paham tentang petunjuk Rasulullah ﷺ. Sehingga dalam praktiknya pun banyak sekali yang menyelisihi dalil dari Rasulullah ﷺ.  Dan Majelis Tarjih bukanlah KH Ahmad Dahlan yang membentuknya, karena Majelis Tarjih dibentuk setelah meninggalnya KH Ahmad Dahlan.  Jadi zaman KH Ahmad Dahlan dahulu tidak ada yang namanya Majelis Tarjih, atau Himpunan Putusan Tarjih (HPT), yang merupakan patokan hukum bagi Muhammadiyah. Ini bukan berdasarkan Alquran dan Sunnah menurut pemahaman sahabat, akan tetapi patokannya adalah HPT (Himpunan Putusan Tarjih). Padahal tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah untuk memurnikan ajaran Islam, sebagaimana yang diamalkan oleh para sahabat, dan bukan untuk mengajak kaum Muslimin tuk mengikuti ormas Muhammadiyah. Bukan untuk taklid kepada kebijakan ormas Muhammadiyah, tapi taklid hanya kepada ajaran Rasulullah ﷺ yang shahih, walaupun itu menyelisihi keputusan tarjih Muhammadiyah. Jika ada putusan tarjih Muhammadiyah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah ﷺ, kita ambil. Tapi jika ada putusan tarjih yang menyelisihi ajaran Rasulullah ﷺ, kewajiban kita meninggalkan putusan tarjih tersebut.
Jika tokoh Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah kembali kepada pokok, di mana Kyiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah ini, yaitu ingin memurnikan ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepada para sahabatnya, insya Allah Muhammadiyah benar-benar bisa menjadi Muhammadiyah, bukan organisasi. Jika ingin jadi Muhammadiyah sejati, ikutilah pemahaman sahabat, generasi yang dididik langsung oleh Rasulullah ﷺ. Muhammadiyah adalah pengikut nabi Muhammad, bukan pengikut organisasi Muhammadiyah.
Jika Muhammadiyah yang sekarang komitmen kepada tujuan KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, maka yang didakwahkan oleh Muhammadiyah adalah dakwah Salaf, bukan dakwah ormas Muhammadiyah, karena KH Ahmad Dahlan sendiri mendirikan Muhammadiyah terdorong oleh gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan oleh Syaikh Muhammmad bin Abdul Wahhab.
Muhammadiyah yang sekarang sudah kehilangan arah. Memang perjuangan utama Muhammadiyah adalah memurnikan ajaran Islam dari Takhayyul, Bid’ah, Churafat (TBC) serta mengembangkan dakwah melalui kegiatan sosial (di antaranya pendidikan dan kesehatan). Namun saat ini memang sangat tampak, bahwa orientasi para pengurus hanya pada aspek bisnis, utamanya bisnis pendidikan dan kesehatan, yang didalamnya aspek dakwah kurang diperhatikan.
Kita amati, bahwa aspek dakwah yang diperjuangkan oleh KH Ahmad Dahlan mulai luntur. Tidak hanya tampak dari para oknum anggota persyarikatan Muhammadiyah yang juga banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan TBC (Takhayyul, Bid’ah, Churafat), tetapi juga infiltrasi pemikiran-pemikiran liberal dengan kedok toleransi, humanisme universal, dan feminisme. Hendaknya pengurus pusat Muhammadiyah membuka mata atas fakta-fakta ini. Kembalikan kepada slogan “Islam agamaku, Muhammadiyah gerakanku. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah”.
Meski berasal dari lingkungan Muhammadiyah, tidak seharusnya kita taqlid kepada apa pun keputusan organisasi ini. Kita berusaha menggali kebenaran dari berbagai sumber yang Shahih, khususnya dari Manhaj Salaf yang kita yakini adalah jalan terbaik dan diridai Allah ta’ala.
Manhaj sahabat adalah manhaj yang paling benar dan paling selamat. Kata siapa?
Bukan kata saya, tapi kata Allah sendiri. Silakan baca Surat At Taubah ayat 100, juga Surat Annisa ayat 115, baca tafsirnya. Demikian juga kata Rasulullah ﷺ.
Jika ormas itu jalan kebenaran, tentu Imam Syafii juga buat ormas. Demikian juga Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, dan masih sangat banyak para ulama lainnya.
Tapi tidak ada kisahnya mereka mendirikan ormas dengan dalih ayat Alquran, sebagaimana ormas-ormas yang ada di Indonesia.
Jika Muhammadiyah seperti tujuan KH Ahmad Dahlan mendirikannya, insya Allah Muhammadiyah akan menjadi sarana untuk memurnikan ajaran Islam, sebagaimana yang dipahami oleh para sahabat. Bukan menjadi organisasi, yang para pengikut atau anggauta ormas ini mengikuti kebijakan- kebijakan ormas ini, yang mana kebijakannya banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah ﷺ, yang dipahami oleh para sahabat. Seharusnya ini jadi bahan renungan.
Kembalilah kepada tujuan KH Ahmad Dahlan ketika mendirikan Muhammadiyah ini, sehingga bisa menjadi Muhammadiyah yang sejati, yaitu mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ berdasarkan pemahaman para sahabat.
Mari kita menjadi Muhammadiyah sejati, sebagaimana tujuan KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah ini.
Perlu ditekankan di sini, bahwa menjelaskan tentang penyimpangan kelompok tertentu, itu bukanlah mencela. Silakan baca di sini: https://aslibumiayu.net/8461-ketika-menjelaskan-penyimpangan-kaum-Muslimin-dianggap-menyerangmemecah-belah-umat.html
Wallahu a’lam
 
Dinukil dari forum tanya jawab artikel berjudul MANHAJ DAKWAH MUHAMMADIYAH (Kembali kepada Al Quran dan Sunnah) yang diposting di: https://aslibumiayu.net/3473-manhaj-dakwah-muhammadiyah-wajib-dibaca.html