بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

APA KEUTAMAAN DAN MANFAAT MENUNDUKKAN PANDANGAN?

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu  lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” [An-Nuur: 30]

Pandangan yang haram adalah melihat:
• Aurat sesama jenis,
• Lawan jenis yang bukan mahram,
• Anak laki-laki yang “cantik”, haram bagi laki-laki melihatnya,
• Orang-orang yang dapat memunculkan fitnah (godaan),
• Perhiasan dunia yang menggoda dan menjerumuskan dalam dosa.
[Lihat Tafsir As-Sa’di, hal. 566]

Rasulullah ﷺ bersabda kepada Ali:

يا عَلِيُ! لا تتْبعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ؛ فإن لك الأولى، وليست لك الآخرة

“Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan demi pandangan. Dibolehkan bagimu hanyalah pada pandangan pertama bukan pada pandangan yang selanjutnya.” [Dishahihkan oleh Al-Albani]

Salah seorang sahabat berkata:

سألت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن نَظْرَةِ الفَجْأةِ؟ فقال: اصْرِفْ بَصَرَك

“Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang pandangan pertama yang sesaat? Maka beliau bersabda: Palingkanlah pandanganmu itu!” [Dishahihkan oleh Al-Albani]

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata ketika mengomentari hadis ini:

ونظرة الفجأة هي النظرة الأولى التي تقع بغير قصد من الناظر فما لم يعتمده القلب لا يعاقب عليه فإذا نظر الثانية تعمدا أثم فأمره النبي صلى الله عليه وسلم عند نظرة الفجأة أن يصرف بصره ولا يستديم النظر فإن استدامته كتكريره

“Pandangan pertama yang sesaat adalah pandangan pertama kali yang terjadi tanpa kesengajaan orang yang memandang. Selama hatinya tidak sengaja, maka dia tidak mendapatkan hukuman. Jika dia melihatnya untuk yang kedua kali dengan sengaja, maka dia berdosa. Karena itu Nabi ﷺ memerintahkannya untuk memalingkan pandangan dan tidak boleh terus-menerus menikmati apa yang dipandang. Karena memandangnya dengan lama, sama seperti mengulanginya.” [Raudhatul Muhibbin, 1/96]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan tiga manfaat menundukkan pandangan:

ثلاث فوائد لغض البصر:
1-حلاوة الإيمان ولذّته.
2- نور القلب والفراسة.
3- قوة القلب وثباته وشجاعته.

  1. Merasakan manis dan lezatnya iman.
  2. Mendapatkan cahaya hati dan firasat yang benar.
  3. Mendapatkan kekuatan keteguhan dan keberanian di dalam jiwa.” [Majmu Fatawa, 15/420]

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

وفي غض البصــر فوائــد:
أحدها : تخليـص القلب من ألـــم الحسرة ، فمن أطلق نظره دامت حسرته
ثانيا : أنه يورث القلب نوراً وإشراقاً يظهر في العين وفي الوجــه وفي الجوارح
ثالثا : أنه يورث صحة الفراســة فإنها من النور وثمراتـــه
رابعا : أنه يورث قــوة القلب وثباتــه وشجاعتـه
خامسا : أنه يفتــح له طرق العلـم وأبوابــه ويسهل عليه أبوابــه
سادسا : أنه يخلص القلب من أسـر الشهــوة فإن الأسير أسير الشهوة
سابعا : أنه يخلص القلب من سكر الشهوة ورقــــدة الغــفلــة. قال بعض السلف : إن الذي يخالف هواه يفرق الشيطان من ظله.

“Menundukkan pandangan itu memiliki beberapa manfaat:

  1. Selamatnya hati dari penyakit menyesal. Barang siapa yang mengumbar pandangan, maka penyesalannya semakin lama.
  2. Mewariskan cahaya dan kemuliaan di dalam hati, yang terpancarkan pada matanya, wajahnya dan anggota badannya.
  3. Melahirkan firasat ketajaman hati yang benar, karena itu bagian dari cahaya dan buahnya.
  4. Melahirkan kekuatan hati, keteguhan dan keberanian jiwa.
  5. Membuka baginya jalan-jalan ilmu agama dan pintu-pintunya dan memudahkannya untuk meraih pintu-pintunya tersebut.
  6. Menyelamatkan hati dari tawanan hawa nafsu dan syahwat, karena tawanan yang sebenarnya adalah tawanannya syahwat.
  7. Menyelamatkan hati dari mabuk syahwat dan buaian kelalaian. Sebagian ulama Salaf mengatakan: Sesungguhnya orang yang menentang hawa nafsunya, maka dia telah memisahkan diri dari bayangan syaitan.” [Dari kitab Raudhatul Muhibbin secara ringkas]

 

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

 

Al-Ustadz Almanazil Billah, Lc hafizhahullah

Diringkas dari: