بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
WASPADAI PERBUATAN SYIRIK DAN BIDAH DI SEKITAR KITA
 
Inilah beberapa contoh perbuatan/ ibadah yang berpengaruh terhadap Akidah Islam seorang Muslim. Semoga ini bisa membantu kita memahami contoh-contoh perbuatan Syirik dan Bidah yang mungkin kita temui dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita.
 
Barang siapa menempuh jalan lain (syirik dan bidah), atau menyangka bahwa amalan ibadahnya akan dibalas dengan kenikmatan Jannah (Surga) meskipun tanpa menuntut ilmu, maka akan sia-sialah ibadahnya, meskipun dengan susah-payah dia menjalaninya. Bahkan dia akan menjadi orang yang merugi karena sia-sia amalannya. Dirinya menyangka telah banyak beramal. Padahal apa yang dilakukan adalah amalan bidah yang tidak akan diterima oleh Allah ﷻ. Bahkan yang dilakukan adalah perbuatan syirik, yang akan menjadi sebab gugurnya seluruh amal ibadahyang telah dilakukannya.
 
Allah ﷻ berfirman:
 
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
 
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amalannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.” [QS. Al-Kahfi: 103-104]
 
Berikut ini adalah beberapa contoh perbuatan/ibadah yang berpengaruh terhadap Akidah Islam seorang Muslim. Ringkasan ini disarikan dari tanya jawab bersama Kibarul Ulama di Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Komite Tetap untuk Pengkajian Ilmiah dan Fatwa, yang diketuai oleh Syaikh Bin Baz rahimahullah).
 
Diterjemahkan dari website resminya www.alifta.com, yang disertai dengan link sumber-sumber fatwa untuk memudahkan pembaca memelajari dalil-dalil dan penjelasannya secara detail. Semoga bermanfaat bagi kaum Muslimin, dan menjadi amal saleh bagi yang menerjemahkannya, memelajarinya dan menyebarkannya.
 
50 Tanya-Jawab Seputar Akidah Islam:
 
1. Seorang yang meyakini ada selain Allah yang mengatur alam ini.
Jawab: Barang siapa meyakini seperti itu kafir.
 
2. Sekelompok orang beristighatsah (meminta pertolongan ketika musibah) kepada selain Allah.
Jawab: Mereka telah berbuat syirik besar.
 
3. Istighatsah kepada orang yang tidak hadir, serta orang mati. (istighatsah adalah meminta pertolongan di kala susah, red)
Jawab: Syirik besar
 
4. Bolehkah salat menjadi makmum kepada orang yang beristighatsah kepada penghuni kubur?
Jawab: Tidak sah salat dengan bermakmum kepadanya, karena dia seorang yang menyekutukan Allah.
 
5. Bolehkah seorang berdoa: “Jawablah wahai para Pengawal Asmaul husna untuk mengabulkan hajatku?”
Jawab: Syirik besar, karena itu adalah doa kepada selain Allah.
 
6. Minta tolong kepada orang mati.
Jawab: Syirik besar, karena itu adalah doa (permohonan) kepada selain Allah.
 
7. Minta tolong dari seorang yang tidak hadir.
Jawab: Hendaklah dinasihati. Jika pelaku tidak meninggalkan kesyirikan, itu maka dia musyrik.
 
8. Zikir berjamaah dengan satu suara (koor) seperti cara kaum Sufi.
Jawab: Bidah.
 
9. Berdoa kepada selain Alah, seperti kepada para wali dan orang-orang saleh.
Jawab: Syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam
 
10. Mengaku tahu ilmu gaib.
Jawab: Kufur.
 
11. Berdoa (memohon, red) kepada para nabi dan wali yang sudah mati.
Jawab: Syirik besar.
 
12. Seorang yang beristighatsah dengan para wali ketika musibah. (istighatsah adalah meminta pertolongan di kala susah, red)
Jawab: Syirik besar
 
13. Bertawasul dalam doa dengan kehormatan Rasulullah ﷺ, atau kehormatan sahabat dan selainnya. (Tawassul adalah mengambil sarana/ wasilah, agar doa atau ibadahnya dapat lebih diterima dan dikabulkan. Al-wasilah menurut bahasa berarti segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekatkan kepada sesuatu -red)
Jawab: Tidak boleh (karena tidak berdasarkan dalil yang sahih, penj.)
 
14. Istighatsah dengan orang mati atau orang hidup yang tidak hadir, baik jin, malaikat maupun manusia. (istighatsah adalah meminta pertolongan di kala susah, red)
Jawab: Syirik besar
 
15. Menjampi orang yang sakit dengan bacaan Alquranul Karim dan zikir-zikir (yang ada dalilnya)
Jawab: Hal itu disyariatkan.
 
16. Bertawasul dalam doa dengan nama-nama Allah taala yang Maha Baik. (Tawassul adalah mengambil sarana/ wasilah, agar doa atau ibadahnya dapat lebih diterima dan dikabulkan. Al-wasilah menurut bahasa berarti segala hal yang dapat menyampaikan dan mendekatkan kepada sesuatu -red)
Jawab: Hal itu disyariatkan.
 
17. Apakah boleh seorang berkata: Ya Mu’in (Wahai Yang Maha Penolong). Ya Robb (Wahai Robb)?
Jawab: Boleh.
 
18. Istighatsah dan bergantung kepada jin demi terkabulnya hajat.
Jawab: Syirik dalam ibadah.
 
19. Seorang Muslim ketika hendak berdiri maupun duduk selalu mengucapkan: Ya Aba Qosim, Ya Syaikh Abdul Qodir Jailani
Jawab: Termasuk syirik besar.
 
20. Istighatsah kepada selain Allah untuk kesembuhan orang sakit, menurunkan hujan, atau memanjangkan umur
Jawab: Termasuk syirik besar.
 
21. Seorang Muslim mukallaf yang berkeyakinan bolehnya bernadzar dan menyembelih untuk orang-orang mati.
Jawab: Keyakinannya itu termasuk syirik besar.
 
22. Hukum meminta tolong dengan kuburan para wali, tawaf mengitarinya, mencari berkah dengan batu-batuannya. dan bernadzar untuk para wali tersebut.
Jawab: Syirik besar.
 
23. Meminta tolong kepada para wali yang telah mati, memayungi kuburannya, dan bertawasul dengan mereka.
Jawab: Syirik besar (adapun memayungi kuburannya termasuk bidah yang mengantarkan kepada syirik).
 
24. Hukum nadzar.
Jawab: Tidak disyariatkan.
 
25. Bernadzar untuk selain Allah
Jawab: Syirik besar.
 
26. Bernadzar untuk kuburan para ulama.
Jawab: Syirik (besar).
 
27. Bersujud dan menyembelih di atas kuburan.
Jawab: Paganisme Jahiliyah dan syirik besar.
 
28. Menyembelih untuk mayyit yang mengaku wali Allah.
Jawab: Termasuk syirik (besar).
 
29. Menyembelih untuk jin demi mencari keridaannya, mengharap terkabulnya hajat, atau agar selamat dari kejahatannya.
Jawab: Syirik besar
 
30. Menyembelih (untuk selain Allah) di kuburan para wali.
Jawab: Syirik (besar).
 
31. Ziarah kuburan para wali untuk menyembelih kambing atau ayam, demi terkabulnya hajat-hajat.
Jawab: Hal itu tidak boleh, bahkan termasuk syirik (apabila dipersembahkan kepada para wali tersebut).
 
32. Menyembelih hewan untuk hidangan bagi tamu.
Jawab: Boleh
 
33. Hukum bersedekah dan makan dari hewan yang disembelih dalam rangka (merayakan) kelulusan atau keselamatan dari kecelakaan dan yang semisalnya.
Jawab: Tidak apa-apa.
 
34. Bolehkah membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan Al-Fatihah untuk berobat?
Jawab: Termasuk ruqyah yang dibolehkan.
 
35. Pengobatan kesurupan jin yang sesuai syari.
Jawab: Diruqyah dengan bacaan Alquran dan zikir-zikir yang sahih.
 
36. Apakah boleh seorang Muslim berdoa dengan nama-nama Allah demi kesembuhan dari penyakit?
Jawab: Boleh.
 
37. Pengaruh ‘ain (bisa menjadi sebab kemudharatan bagi orang lain). (Penyakit ‘ain atau pandangan mata adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dianggap menakjubkan disertai dengan rasa dengki, sehingga mengakibatkan bahaya terhadap yang dipandangnya, red).
Jawab: Benar-benar terjadi (dengan izin Allah) dan telah dimaklumi.
 
38. Apakah boleh mengobati ‘ain dengan pengasapan tawas, tumbuhan, dan daun-daunan? (Penyakit ‘ain atau pandangan mata adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dianggap menakjubkan disertai dengan rasa dengki, sehingga mengakibatkan bahaya terhadap yang dipandangnya, red)
Jawab: Tidak boleh (seharusnya dengan ruqyah syariyyah).
 
39. Seorang wanita yang kesurupan jin wanita, apakah boleh membakarnya agar jin itu keluar?
Jawab: Tidak boleh membakarnya secara mutlak.
 
40. Meletakkan Mushaf di wajah untuk mengusir setan.
Jawab: Tidak selayaknya (Mushaf dibuat seperti itu).
 
41. Membawa Mushaf (Alquran) dan meletakkannya di mobil atau pada perhiasan rumah, sekadar untuk menolak hasad (iri hati) atau sebagai penjagaan.
Jawab: Tidak boleh.
 
42. Membaca (Alquran) di air Zam-zam untuk diberikan kepada si sakit.
Jawab: Tidak apa-apa.
 
43. Membaca (Alquran) di air untuk diberikan kepada si sakit.
Jawab: Tidak apa-apa.
 
44. Mengenakan sebuah besi atas wanita yang baru melahirkan, atau anak yang baru dikhitan, untuk mendapatkan manfaat atau menolak mudharat.
Jawab: Termasuk syirik besar.
 
45. Sujud kepada selain Allah taala, seperti kepada wali, orang mati, pimpinan tarekat, setelah mendapatkan penjelasan hukumnya, namun tetap mengucapkan Dua Kalimat Syahadat.
Jawab: Kekafiran dan murtad dari Islam.
 
46. Rukuk kepada makhuk, seperti kepada orang tua.
Jawab: Tidak boleh karena termasuk syirik.
 
47. Sumpah dengan selain Allah taala, seperti dengan nama malaikat, nabi atau makhluk yang lain.
Jawab: Haram (syirik kecil).
 
48. Hukum Islam terhadap orang yang meminta tolong kepada jin untuk mengetahui perkara-perkara gaib.
Jawab: Tidak boleh, karena termasuk syirik.
 
49. H I P N O T I S.
Jawab: Tidak boleh, karena termasuk syirik (SIHIR).
 
50. Bersumpah dengan menyebut Alquran.
Jawab: Boleh bersumpah dengan nama Allah taala, sifat-sifat-Nya, dan Alquran termasuk Kalamullah (sifat Allah: Al-Kalam)
 
 
Sumber: http://nasihatonline.wordpress.com
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
 
WASPADAI PERBUATAN SYIRIK DAN BIDAH DI SEKITAR KITA
WASPADAI PERBUATAN SYIRIK DAN BIDAH DI SEKITAR KITA
WASPADAI PERBUATAN SYIRIK DAN BIDAH DI SEKITAR KITA