بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
WANITA DAN BERHIAS DI HARI RAYA
 
Pada saat Hari Raya Id, para wanita diperintahkan keluar untuk menghadiri salat hari raya, bahkan wanita haid pun juga diperintahkan. Hanya saja mereka tidak ikut Salat Id. Ketika keluar salat, para wanita hendaknya TIDAK BERHIAS yang tidak pada tempatnya, sehingga menimbulkan fitnah (ujian) bagi laki-laki. Hendaknya para wanita menjaga diri agar tidak mengundang perhatian dan pandangan laki-laki
 
Renungkan kisah berikut:
 
خرج حسان بن أبي سنان يوم العيد، فلما رجع، قالت له امرأته: كم من امرأة حسنة قد نظرت اليوم؟! فلما أكثرت، قال: والله ويحك ما نظرت إلا في إبهامي منذ خرجت من عندك حتى رجعت إليك
 
Hassan bin Abi Sinan keluar pada Hari Id. Setelah kembali ke rumah, istrinya bertanya kepadanya: “Berapa banyak wanita cantik yang kamu lihat hari ini?”
 
Maka ia menjawab: “Demi Allah, aku tidak melihat sesuatu, kecualijempolku ini, sejak keluar dari tempatmu, sampai kembali kepadamu.” [1]
 
Demikianlah wanita yang diciptakan untuk menjadi cantik di hadapan laki-laki. Ketika keluar rumah, setan akan menghiasinya agar menjadi godaan laki-laki jika tidak menjaga diri. Karena Nabi kita ﷺ bersabda:
 
المَرْأَةُ عَوْرَةٌ إِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَ فَهَا الشَّيْطَانُ
 
“Wanita itu adalah aurat. Bila ia keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki).” [2]
 
Syaikh Abul ‘Ala’ Al-Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan:
 
( فإذا خرجت استشرفها الشيطان ) أي زينها في نظر الرجال وقيل أي نظر إليها ليغويها ويغوى بها والأصل في الاستشراف رفع البصر للنظر إلى الشيء
 
“Bila wanita keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki). Maknanya adalah setan menghiasinya di mata laki-laki. Juga dikatakan, maknanya setan melihat wanita tersebut untuk menyesatkannya dan menyesatkan (manusia) dengannya. Dan makna asal (الاستشراف) adalah mengangkat pandangan untuk melihat sesuatu.” [3]
 
Beberapa hal terkait fitnah wanita bagi laki-laki:
 
1. Fitnah (ujian) terbesar laki-laki adalah wanita.
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
 
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku, fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki, yaitu (fitnah) wanita.” [4]
 
2. Wanita bisa langsung menghilangkan akal laki-laki, yang sebelumnya kokoh dan istiqamah beragama.
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
 
“Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menghilangkankan akal laki-laki yang teguh, selain salah satu di antara kalian wahai wanita.” [5]
 
3. Laki-laki lemah terhadap godaan wanita
 
Allah ﷻ berfirman:
 
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
 
“Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah.” [QS. An Nisa: 2]
 
Lemah terhadap apa? Lemah terhadap wanita. Imam Al-Quthubi rahimahullah berkata dalam tafsirnya:
 
وَقَالَ طَاوُسٌ: ذَلِكَ فِي أَمْرِ النِّسَاءِ خَاصَّةً. وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَرَأَ (وَخَلَقَ الْإِنْسَانَ ضَعِيفًا) أَيْ وَخَلَقَ اللَّهُ الْإِنْسَانَ ضَعِيفًا، أَيْ لَا يَصْبِرُ عَنِ النِّسَاءِ
 
“Berkata Thowus rahimahullah: “Hal tersebut adalah mengenai wanita.”
 
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwanya beliau membaca [وَخَلَقَ الْإِنْسَانَ ضَعِيفًا] yaitu, tidak sabar terhadap [godaan] wanita.” [6]
 
4. Godaan wanita lebih dahsyat daripada godaan setan
 
Sebagian laki-laki mungkin bisa menahan godaan setan, akan tetapi bisa jadi ia lemah dengan godaan wanita.
 
Allah ﷻ berfirman:
 
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفاً
 
“Sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” [QS. An-Nisa’:76]
 
Tapi jangan pecaya diri dengan godaan wanita, karena Allah ﷻ berfirman:
 
إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
 
“Sesungguhnya tipu daya kalian para wanita adalah besar/azim.” [QS. Yusuf:28]
 
Cukup bnyak dalil yang lain lagi, bahwa memang fitnah wanita itu besar. Cukuplah dengan peringatan Imam para Tabi’in Said bin Mussayyib rahimahullah, beliau berkata:
 
ما يئس الشيطان من شيء ؛ إلا أتاه من قبل النساء
 
“Tidaklah setan berputus asa (untuk menaklukkan manusia), kecuali dia akan datang memerdaya (menaklukkannya) dengan wanita.” [7]
 
 
Penyusun: Raehanul Bahraen
Catatan Kaki:
 
[1] Dzammul Hawa, Ibnul Jauzi
 
[2] HR. At-Tirmidzi no. 1173, disahihan oleh Al-Albani mengatakan dalam Misykatul Mashabih no. 3109
 
[3] Tuhfatul Ahwadzi 4/283, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, Asy-Syamilah
 
[4] HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no.7122
 
[5] HR. Bukhari no. 304
 
[6] Al-Jami’ liahkamil Quran 5/149, Darul Kutub Al-mishriyah,Kairo, cetakan kedua Asy-Syamilah
 
[7] Siyar A’lam An-Nubala’ 4/237, Mu’assasah Risalah, cet. III, 1405, Syamilah
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
WANITA DAN BERHIAS DI HARI RAYA