بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

TIDAK ADA LIBUR DALAM BERAMAL

>> Penutup Setiap Amalan Ketaatan

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا

“Apabila kalian telah menyelesaikan ibadah haji kalian, maka berzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kalian menyebut-nyebut ayah-ayah/nenek moyang kalian, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.” [Al-Baqarah: 200]

Allah memerintah untuk menutup ibadah haji dengan banyak berzikir kepada Allah. Dan di ayat sebelum ayat di atas kita diperintah untuk banyak beristighfar ‘Memohon ampun’ kepada Allah. Pada shalat lima waktu, kita dianjurkan untuk menutupnya dengan zikir-zikir yang dibaca selepas shalat dan shalat-shalat Rawatib. Pada syariat puasa Ramadan, kita diwajibkan untuk menutupnya dengan zakat Fitri, dan disunnahkan puasa enam hari di bulan Syawal. Demikianlah setiap ibadah agung dalam syariat Islam, agar penutup amalannya melengkapi dan menyempurnakan kekurangan yang terjadi dalam ibadah.

Itulah kaidah dalam beribadah. Tidak ada waktu beristirahat guna beramal kepada Allah. Tidak perlu berlibur di kehidupan yang kita tidak mengetahui kapan ajal datang menjemput. Allah berfirman kepada Nabi-Nya:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ، وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.” [Asy-Syarh: 7-8]

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu, sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [Al-Hijr: 99]

 

Penulis: Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi

Sumber: twitter.com/markazdakwahbt