بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
TETAPLAH OPTIMIS DAN JANGAN PUTUS ASA KETIKA MASA BENCANA
 
Berkata Ibnul Jauzi rahimahullah:
 
«فإياك إياك أن تستطيل زمان البلاء ، وتضجر من كثرة الدعاء ؛ فإنك مبتلى بالبلاء ، متعبد بالصبر والدعاء ، ولا تيأس من روح الله ، وإن طال البلاء » .
 
“Waspadalah, jangan memerpanjang kesengsaraan di waktu bencana, merasa bosan dari banyak berdoa, sebab engkau sedang diuji dengan bencana. Beribadahlah dengan sabar dan doa. Dan janganlah engkau putus asa dari rahmat Allah, walaupun panjang masa bencana.” [Shaidul khathir, 1/439]
 
Hikmah:
 
1. Larangan menggerutu, atau mencela, atau berkeluh kesah atas musibah, ujian, cobaan, azab yang menimpa diri sendiri atau orang lain.
 
2. Larangan meratap, terutama bagi seorang wanita tatkala ditimpa musibah, sebab hal ini termasuk perilaku jahiliyah.
 
3. Istirja atas cobaan atau musibah atau ujian yang menimpa diri atau orang lain, yaitu dengan mengucapankan kalimat:
 
إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُونَ
 
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
 
“Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali.”
 
4. Sabar atas semua ketetapan Allah ﷻ, karena pada hakikatnya, musibah yang menimpa tak lain adalah sarana penggugur dosa seorang hamba.
 
5. Larangan putus asa dari rahmat Allah ﷻ, baik saat kondisi lapang atau sempit, bahkan saat musibah melanda. Tatkala ia sabar dan mampu rida atas ketetapan Allah, maka inilah jalan terbaik. Sebab rida adalah level tertinggi keimanan seseorang terhadap ketetapan Rabb-nya.
 
6. Berdoa kepada Allah taala agar terhindar dari cobaan berat dan takdir yang buruk, sebab doa adalah senjata seorang Mukmin:
 
الَّلُهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَ دَرَكِ الشَّقَاءِ وسُوْءِ القَضَاءِ وَ شَمَاتَةِ الُأَعْدَاءِ
 
Allahumma inni a’uudzu bika min jahdil balaa-i wa darokisy syaqoo-i wa suu-il qodhoo-i wa syamaatatil a’daa-i.
 
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keadaan yang berat, dan dari kesengsaraan buruknya takdir, dan kegembiraan musuh atas bencana yang menimpaku.”[HR. Bukhari VII/155]
 
Allahua’lam.
 
Penulis: Saryanto Abu Ruwaifi
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
Baca juga:
TETAPLAH OPTIMIS DAN JANGAN PUTUS ASA KETIKA MASA BENCANA