بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
TETAP ISTIQAMAH SETELAH RAMADAN
Apa yang tertinggal dalam diri kita setelah Ramadan berlalu?
Bekas-bekas kebaikan apa yang terlihat pada diri kita setelah keluar dari madrasah bulan puasa?
Apakah bekas-bekas itu hilang seiring dengan berlalunya bulan itu?
Apakah amal-amal kebaikan yang terbiasa kita kerjakan di bulan itu pudar setelah puasa berakhir?
 
Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang-orang yang (hanya) rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadan, maka beliau menjawab:
“Mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, (karena) mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadan. (Hamba Allah) yang saleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh.” [Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 313)]
Demi Allah, inilah hamba Allah Taala yang sejati, yang selalu menjadi hamba-Nya di setiap tempat dan waktu, bukan hanya di waktu dan tempat tertentu.
 
Imam Asy-Syibli pernah ditanya, ‘Mana yang lebih utama, bulan Rajab atau bulan Syakban? Maka beliau menjawab:
“Jadilah kamu seorang Rabbani (hamba Allah Taala yang selalu beribadah kepada-Nya di setiap waktu dan tempat). Dan janganlah kamu menjadi seorang Syakbani (orang yang hanya beribadah kepada-Nya di bulan Syakban atau bulan tertentu lainnya).” [Ibid]
 
Maka sebagaimana kita membutuhkan dan mengharapkan rahmat Allah Taala di bulan Ramadan, bukankah kita juga tetap membutuhkan dan mengharapkan rahmat-Nya di bulan-bulan lainnya? Bukankah kita semua termasuk dalam firman-Nya:
 
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيد}
“Hai manusia, kalian semua butuh kepada (rahmat) Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” [QS Faathir: 15]
 
Inilah makna istiqamah yang sesungguhnya, dan inilah pertanda diterimanya amal saleh seorang hamba. Imam Ibnu Rajab berkata:
“Sesungguhnya Allah jika Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba, maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut untuk beramal saleh setelahnya. Sebagaimana ucapan salah seorang dari mereka (ulama salaf): Ganjaran perbuatan baik adalah (taufik dari Allah Taala untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama (oleh Allah Taala). Sebagaimana barang siapa yang mengerjakan amal kebakan, lalu dia dia mengerjakan perbuatan buruk (setelahnya), maka itu merupakan pertanda tertolak, dan tidak diterimanya amal kebaikan tersebut” [Kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 311)]
 
 
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
Baca juga:
TETAP ISTIQAMAH SETELAH RAMADAN