بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
TERUSLAH BERDOA, JANGAN TERGESA-GESA
>> Kita sendiri yang terlalu tergesa-gesa, sehingga doa sulit terkabul
Barangkali kesalahan kita, karena terlalu tergesa-gesa dalam meminta terkabulnya doa.
وَعَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : (( يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ : يَقُوْلُ : قَدْ دَعْوتُ رَبِّي ، فَلَمْ يَسْتَجِبْ لِي )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : (( لاَ يَزالُ يُسْتَجَابُ لِلعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ ، أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ )) قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ ؟ قَالَ : (( يَقُوْلُ : قَدْ دَعوْتُ ، وَقَدْ دَعَوْتُ ، فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِبُ لِي ، فَيَسْتحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan, selama ia tidak tergesa-gesa. (Yaitu) orang tersebut berkata: ‘Aku telah berdoa kepada Rabbku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku.’” [Muttafaqun ‘alaih – HR. Bukhari, no. 6340 dan Muslim, no. 2735]
Dalam Riwayat Muslim disebutkan:
“Doa seorang Muslim senantiasa akan dikabulkan, selama ia tidak berdoa untuk dosa, atau memutuskan hubungan keluarga, asalkan ia tidak tergesa-gesa.”
Ditanyakan: “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?”
Rasulullah ﷺ bersabda: “Seorang berkata: ‘Sungguh aku telah berdoa, dan sungguh aku telah berdoa, namun aku belum melihat dikabulkannya doaku.” Maka ia pun merasa rugi (putus asa) ketika itu, sehingga meninggalkan doa.”
Faidah Hadis
1. Hadis ini menjadi penyemangat bagi kita, supaya rajin berdoa, karena doa itu inti sari ibadah.
2. Allah menjamin akan mengabulkan doa seorang Muslim. Di antara sebab doa itu sulit diijabahi (sulit terkabul) adalah:
• Isti’jal (tergesa-gesa),
• Doa yang mengandung dosa,
• Merasa bosan atau letih dalam berdoa, hingga meninggalkan doa.
3. Tergesa-gesa itu mengakibatkan seseorang futur (kurang semangat) dan enggan berdoa.
4. Segala sesuatu berada di tangan Allah. Allah mampu melakukan segala sesuatu. Namun seorang hamba tidak bisa memaksa Allah untuk menyegerakan keinginannya.
Referensi utama:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Penulis: Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc hafizhahullah
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
TERUSLAH BERDOA, JANGAN TERGESA-GESA
Leave A Comment