Al-Allamah Muhammad Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata:
وإذا كان الله يأمر نبيَّه أَنْ يسأله أَنْ يزيده مِن العِلم، فمَنْ دُونه مِن بابِ أَوْلَى، ولهذا يَنْبغِي لك أن تسأل الله دائمًا أَنْ يَزيدك مِن العِلم فتقول: اللهم عَلِّمْنِي ما ينفعني، وانفعني بما علَّمتني، وزِدْنِي عِلمًا
“Jika Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar meminta tambahan ilmu (agama) kepada Allah, maka orang yang kedudukannya di bawah beliau tentu lebih layak (untuk minta tambahan ilmu).
Oleh sebab itulah, sepantasnya agar kamu terus-menerus meminta kepada Allah, agar Dia menambahkan ilmu kepadamu.
(Semisal) kamu berdoa: ‘Ya Allah, berilah hamba ilmu yang bermanfaat bagi hamba. Dan jadikanlah bermanfaat ilmu yang Engkau ajarkan pada hamba. Serta tambahkanlah ilmu untuk hamba.” [At-Ta’liq ‘ala Muqaddimah Al-Majmu’, hlm. 37]
Asy Syaikh Sholih Al Fauzan hafizhahullah berkata:
“Janganlah engkau tertipu dengan dirimu sendiri wahai saudaraku, dan engkau mengatakan (terhadap dirimu): ‘Saya telah mengetahui tauhid.’ Namun ucapkanlah: ‘Saya memohon kepada Allah, agar Dia menambahkan ilmu kepadaku.” [Ahamiyyatul Aqidah Ash Shohihah]
Allahumman-fa’niy bimaa ‘allamtaniy wa ‘allimiy maa yanfa’uniy, wa zidniy ‘ilman.
Artinya:
“Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku. Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.” [HR. at-Tirmidzi:3599, dan Ibnu Majah:251, 3833]