Salat Idul Fitri jika dilakukan di rumah bisa dengan salat sendiri dan bisa berjamaah. Namun jika dilakukan secara berjamaah, maka itu yang lebih baik.
Jika ada laki-laki dan perempuan, maka laki-laki yang menjadi imam, dan perempuan menjadi makmum. Tetapi jika yang ada perempuan saja, maka yang menjadi imam salah satu di antara mereka.
Hanya saja, perbedaannya jika laki-laki, imamnya berada di depan dan makmumnya berada di belakang, ketika makmumnya lebih dari dua orang. Jika makmumnya hanya satu orang laki-laki, maka dia berdiri tepat di samping kanan imam. Adapun makmum perempuan selalu berada di belakang laki-laki.
Jika yang ada hanya perempuan, maka imamnya berada di tengah, sejajar satu shaf dengan makmumnya.
Adapun kaifiat salatnya, ketika matahari telah terbit dan ditunggu sekitar 15-20 menit setelahnya.
Ketika hendak Salat Idul Fitri, apabila di rumah, ada baiknya makan terlebih dahulu, karena itu salah satu Sunnah di hari Idul Fitri untuk menampilkan syiar berbuka.
Adapun tata cara salatnya sama dengan salat sunnah dua rakaat pada umumnya. Hanya saja ada perbedaan di beberapa sudut:
1. Pada rakaat pertama, terdiri dari tujuh kali takbir dan di rakaat kedua terdiri dari lima kali takbir.
Tujuh kali dan lima kali takbir ini, SELAIN dari Takbiratul Ihram dan takbir perpindahan (takbir intiqal) pada rakaat kedua.
2. Untuk bacaan di antara takbir, tidak ada bacaan khusus padanya.
Adapun yang beredar adanya bacaan, itu merupakan pendapat sebagian ulama. Namun tidak ada dasar dalil yang kuat tentang hal tersebut.
3. Ada dua pendapat di tengah para ulama tentang membaca Doa Istiftah pada Salat Id.
Ada yang Mayoritas Ulama dibaca Doa Istiftah. Namun di kalangan Imam Malik, Al-Auza’i dan selainnya, tidak dibaca Doa Istiftah, dan ini pendapat yang lebih kuat.
Jika ada yang berpendapat dibaca Doa Istiftah, maka zahirnya dibaca setelah takbir dari tujuh takbir tambahan.
4. Pada rakaat pertama, membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-A’laa. Dan di rakaat kedua, membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ghasyiyah. Ini adalah surat yang paling ringan untuk dibaca.
Namun jika seorang imam memiliki hafalan yang lebih bagus, maka diperpanjang salatnya.
Di rakaat pertama membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Qaaf. Kemudian di rakaat kedua, membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Qamar.
Selebihnya, pembahasan Salat Id sama dengan salat yang lainnya.
Wallahu taala a’lam.
Dijelaskan oleh Al-Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi hafizhahullah, pada program Konsultasi Agama Spesial Ramadan