بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DakwahTauhid
SYARAT-SYARAT SYAFAAT
Syafaat memiliki dua syarat yang harus terpenuhi. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka tidak akan terwujud syafaat, yaitu [Lihat al-Ala‘i al-Bahiyyah fi Syarhi Akidah al-Wasithiyyah 1/275 oleh Syaikh Saleh bin Abdul Aziz alu Syaikh]:
Pertama: Izin Allah kepada pemberi syafaat. Hal ini berdasarkan firman Allah:

مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ

Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. (QS al-Baqarah [2]: 255)

وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَـٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُۥ ۚ

Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memeroleh syafaat itu. (QS Saba‘ [34]: 23)
Kedua: Rida Allah terhadap orang yang memberi syafaat dan yang diberi syafaat, di mana dia termasuk Ahli Tauhid yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini berdasarkan firman Allah:

يَوْمَئِذٍۢ لَّا تَنفَعُ ٱلشَّفَـٰعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَرَضِىَ لَهُۥ قَوْلًۭا ﴿١٠٩﴾

Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya. (QS Thaha [20]: 109)

وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ٱرْتَضَىٰ

Dan mereka tiada memberi syafaat, melainkan kepada orang yang diridai Allah. (QS al-Anbiya‘ [21]: 28)
Jadi, syafaat kelak pada Hari Kiamat tidak terwujudkan, kecuali bagi siapa yang diizinkan oleh Allah dan diridainya. Sampai Nabi Muhammad ﷺ sekalipun, beliau tidak bisa memberikan syafaat begitu saja, KECUALI SETELAH DIIZINKAN OLEH ALLAH, sebagaimana dalam hadis yang panjang tentang syafaat. Rasulullah ﷺ bersabda:

فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي وَيُلْهِمُنِي مَحَامِدَ أَحْمَدُهُ بِهَا

“Maka aku meminta izin kepada Rabbku, lalu diizinkan bagiku, dan Allah memberikan ilham kepadaku berupa pujian-pujian kepada-Nya, sehingga aku memuji Allah dengannya.” (HR Bukhari 8/200, Muslim 1/180)
Dan Allah tidak rida kecuali kepada Ahli Tauhid, sebagaimana dalam hadis:

أَسْعَدُ اْلنَّاسِ بِشَفَاعَتِيْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ

“Orang yang paling berbahagia memeroleh syafaatku pada Hari Kiamat, adalah orang yang mengucapkan ‘La ilaha illa Allah’ ikhlas dari lubuk hatinya.” (HR Bukhari: 99, 6570)
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata: “Dalam hadis ini terdapat rahasia PENTINGNYA TAUHID. Sebab syafaat hanya diperoleh dengan pemurnian tauhid. Siapa yang SEMPURNA TAUHIDNYA, maka berhak mendapat syafaat. Bukan dengan syirik, seperti yang dilakukan mayoritas orang.” [Tahdzib Sunan Abu Dawud 13/56—Aunul Ma’bud].
 
Dinukil dari tulisan berjudul: “Kupas Tuntas Masalah Syafaat” yang ditulis oleh al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi hafizhahullah
Sumber: http://abiubaidah.com/kupas-tuntas-masalah-syafaat.html/