Sebagian orang ramai membicarakan, artis Fulanah melepas jilbab, istri orang terkenal buka hijab. Sangat disayangkan kata mereka.
Aku heran, sejak kapan mereka memakai jilbab hingga dikatakan melepas jilbab…!?
Sejak kapan mereka berhijab, hingga dikatakan membuka hijab…!?
Jilbab, pakaian wanita Muslimah itu untuk MENUTUP perhiasan. Namun yang mereka kenakan justru lebih menarik pandangan mata lelaki.
Jilbab untuk menutup kecantikan wanita agar tidak menarik kaum pria.
Kenyataannya, jilbab mereka untuk memercantik diri, untuk sesi pemotretan.
Jilbab untuk menutup seluruh tubuh wanita, bukan sebagian saja, dalam rangka takwa kepada Allah, bukan untuk pencitraan dan pemberitaan.
Jilbab untuk “menutup” aurat dan semua keindahan di tubuh wanita yang menarik mata lelaki, bukan “membalut” aurat sehingga lekuk-lekuk keindahan tubuh justru makin jelas.
Jilbab untuk “menyembunyikan” dan menyimpan rapi “permata” yang indah dalam etalase yang sangat nyaman, bukan agar ia semakin terkenal.
Perintah Berjilbab
Dalam Islam, wanita adalah permata yang begitu berharga, harus disimpan baik-baik, harus dirawat dan dijaga. Tidak setiap mata boleh memandangnya, tidak setiap tangan boleh menjamahnya.
Karena wanita adalah cobaan yang sangat berat bagi kaum lelaki. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan:
“Tidaklah aku tinggalkan fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi laki-laki dibanding wanita.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhuma]
Oleh karena itu, agama Islam yang mulia ini telah memberikan sejumlah peringatan khusus kepada kaum wanita untuk bertakwa kepada Allah ﷻ. Janganlah menjadi sebab terjerumusnya kaum laki-laki kepada kerusakan-kerusakan.
Apabila kita telah menyadari hal ini, maka dengan mudah -insya Allah taala- kita akan memahami hikmah perintah Allah kepada kaum wanita untuk tetap tinggal di rumah. Jangan keluar kecuali untuk suatu keperluan yang sangat mendesak. Bersamaan dengan itu Allah tabaraka wa ta’ala mewajibkan bagi laki-laki untuk menafkahi wanita, sehingga wanita tidak sepatutnya keluar rumah, meskipun dengan alasan mencari nafkah.
“Dan tetap tinggallah kalian wahai para wanita di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian ber-tabarruj (bersolek) seperti bersoleknya jahiliyah dulu.” [QS. Al-Ahzab: 33]
Al-Imam Ath-Thobari rahimahullah berkata:
إن التبرج هو إظهار الزينة، وإبراز المرأة محاسنها للرجال
“Sesungguhnya tabarruj itu adalah seorang wanita yang menampakkan perhiasan dan menampilkan kecantikannya kepada kaum lelaki.” [Tafsir Atn-Thobari, 20/260]
Al-Imam As-Sa’di rahimahullah berkata:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ أي: اقررن فيها، لأنه أسلم وأحفظ لَكُنَّ، {وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى} أي: لا تكثرن الخروج متجملات أو متطيبات، كعادة أهل الجاهلية الأولى، الذين لا علم عندهم ولا دين، فكل هذا دفع للشر وأسبابه
“Firman Allah ﷻ:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Dan hendaklah kalian wahai para wanita tetap di rumahmu.” [QS. Al-Ahzab:33]
Maknanya: Tinggallah di dalam rumah, karena itu lebih menyelamatkan dan menjaga kalian.
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [QS. Al-Ahzab: 33]
Maknanya: Wahai para wanita, janganlah kalian sering keluar rumah dengan memercantik diri atau mengenakan wewangian seperti kebiasaan wanita-wanita Jahiliyah dahulu yang tidak memiliki ilmu dan ketakwaan. Maka semua larangan ini demi mencegah kejelekan dan sebab-sebabnya.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 663]
Dan Nabi ﷺ telah memeringatkan bagaimana setan menjadikan wanita sebagai alat untuk menjerumuskan manusia kepada kesesatan dan kemaksiatan:
“Wanita adalah aurat. Dan apabila ia keluar dari rumahnya, maka setan akan menghiasinya. Dan sesungguhnya seorang wanita lebih dekat kepada Allah taala ketika ia berada di dalam rumahnya.” [HR. At-Tirmidzi dan Ath-Thabarani, dan lafalini milik beliau, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 2688]
Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata:
(فإذا خرجت استشرفها الشيطان) أي زينها في نظر الرجال وقيل أي نظر إليها ليغويها ويغوى بها والأصل في الاستشراف رفع البصر للنظر إلى الشيء
“Bila wanita keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki). Maknanya adalah setan menghiasinya di mata laki-laki. Juga dikatakan, maknanya setan melihat wanita tersebut untuk menyesatkannya, dan menyesatkan (manusia) dengannya. Dan makna asal (الاستشراف) adalah mengangkat pandangan untuk melihat sesuatu.” [Tuhfatul Ahwadzi, 4/283]