بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#MenuntutIlmuSyari
#DakwahSunnah

SIAPAKAH ULAMA PEWARIS NABI?

Sejatinya ulama adalah penerus estafet perjuangan nabi. Ia adalah pemangku tugas nabi. Semua tugas nabi, ia yang mewarisinya. “Para nabi tidak mewariskan Dinar maupun dirham. Yang mereka wariskan adalah ilmu. Siapa yang mengambil warisan itu, berarti ia mengambil bagian yang banyak.” Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَلَكِنْ وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para nabi, sedangkan para nabi tidak mewariskan Dinar dan Dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya (warisan para nabi), berarti dia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Jika ulama adalah pewaris nabi, berarti dialah yang bertugas membimbing dan membina umat sepeninggal nabi. Jika ulama adalah penerus estafet perjuangan nabi, maka dialah yang berkewajiban menuntun umat menuju kehidupan yang bahagia sebagaimana dicontohkan nabi. Dan jika ulama adalah pemangku tugas nabi, maka dialah yang berhak mengentaskan dan menyelamatkan umat dari kegelapan, kehancuran, kebodohan, dan kenistaan, seperti yang dituntunkan nabi. Jika memang demikian, sungguh berat amanah yang ada di pundaknya, dan sungguh sangat mulia pekerjaan itu. “Ulama adalah pewaris nabi“. Sungguh, hanya orang pilihanlah yang mampu mengambil warisan nabi itu.
Jika kebahagiaan hidup umat manusia itu, baik dunia maupun Akhirat, tergantung pada petunjuk nabi, maka sepeninggal Nabi pun, kebahagian umat manusia juga tergantung pada petunjuk ulama yang menapaktilasi tuntunan nabi.
Lalu, Siapakah Ulama Itu?
Ibnu Jarir ath-Thabari mengungkapkan dalam kitab tafsirnya Jami’ul Bayan, bahwa yang dimaksud dengan ulama adalah seorang yang Allah jadikan sebagai pemimpin atas umat manusia dalam perkara fikih, ilmu, agama, dan dunia.
Sementara itu, Ibnul Qayyim dalam I’lamul Muwaqqi’in-nya membatasi, bahwa ulama adalah orang yang pakar dalam hukum Islam, yang berhak berfatwa di tengah-tengah manusia, yang menyibukkan diri dengan memelajari hukum-hukum Islam kemudian menyimpulkannya, dan yang merumuskan kaidah-kaidah halal dan haram.
Ulama adalah seorang pemimpin agama yang dikenal masyarakat luas akan kesungguhan dan kesabarannya dalam menegakkan kebenaran, sebagaimana firman Allah:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

“Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.” (Q.S. As-Sajdah [32]: 24).
Ia adalah seorang yang menekuni dan mendalami agama, kemudian mendakwahkannya kepada umat. Allah Azza wajalla menegaskan:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

“Tidak sepatutnya bagi Mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tiap-tiap golongan tidak mengutus beberapa orang untuk memerdalam agama, lalu memberi peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali, supaya mereka itu dapat menjaga diri.” (Q.S. At-Taubah [9]: 122).
Ia seorang penunjuk jalan bagi umat manusia pada setiap zaman. Ia seperti yang disabdakan Nabi ﷺ:
“Akan selalu ada di umatku ini, sekelompok orang yang menegakkan perintah Allah. Tidaklah memberinya madharat, siapa saja yang melecehkannya atau menyelisihinya, sampai datang ketetapan dari Allah, sedangkan ia dalam keadaan dimenangkan atas yang lain” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Siapakah gerangan kelompok yang dimenangkan itu? Mereka, ungkap Nawawi dalam Syarh Shahih Muslimnya, sekelompok orang Mukmin yang terdiri dari para pejuang yang gagah berani, para ahli hadis, para ahli ibadah, para penegak amar makruf dan nahi munkar, dan yang lainnya. Bukanlah sebuah keharusan, tegasnya lebih lanjut, mereka ini berkumpul di bawah satu bendera. Sebab, bisa saja mereka ini menyebar di berbagai belahan bumi. Tetapi yang jelas, siapa pun kelompok itu, para ulamalah yang menjadi pemuka dan pemimpinnya, tanpa ada yang memerselisihkannya.
 
Dinukil dari tulisan berjudul: “Mengenal Ulama Lebih Dekat” yang ditulis oleh: Abu Hasan Abdillah, BA., MA.
Sumber: http://muslim.or.id/24516-mengenal-ulama-lebih-dekat-1.html