بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

SIAPA ORANG YANG PERTAMA KALI MENGADAKAN MAULID NABI ﷺ?
>> Apakah layak bagi Muslim berakal untuk mengikuti Rafidhah, dan mengikuti kebiasaan mereka, serta menyelisihi petunjuk Nabi Muhammad ﷺ ?
 
Peringatan Maulid Nabi ﷺ adalah bidah yang mungkar. Kelompok yang pertama kali mengadakannya adalah Bani ‘Ubaid al-Qaddah yang menamakan diri mereka dengan kelompok Fathimiyah pada abad ke- 4 Hijriyah. Mereka menisbatkan diri kepada putra ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, padahal mereka adalah pencetus aliran kebatinan. Nenek moyang mereka adalah Ibnu Dishan yang dikenal dengan al-Qaddah, salah seorang pendiri aliran Bathiniyah di Irak. [Lihat al-Bida’ al-Hauliyah (hlm. 137)]
 
Para ulama umat, para pemimpin, dan para pembesarnya bersaksi, bahwa mereka adalah orang-orang munafik zindiq, yang menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran. Bila ada orang yang bersaksi bahwa mereka orang-orang beriman, berarti dia bersaksi atas sesuatu yang tidak diketahuinya, karena tidak ada sesuatu pun yang menunjukkan keimanan mereka. Sebaliknya banyak hal yang menunjukkan atas kemunafikan dan kezindikan mereka. [Fadha-ih al-Bathiniyyah (hlm. 37) karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahj . Lihat al-Bida’ al-Hauliyah (hlm. 143)]
 
Peringatan Maulid tidak pernah dilakukan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Seandainya perbuatan itu baik, niscaya mereka telah lebih dahulu melakukannya.
 
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Ahlus Sunnah wal Jamaah berpendapat, bahwa setiap perkataan dan perbuatan yang tidak ada dasarnya dari Sahabat Nabi ﷺ adalah bid’ah. Karena bila hal itu baik, niscaya mereka akan lebih dahulu melakukannya daripada kita. Sebab mereka tidak pernah mengabaikan satu kebaikan pun, kecuali mereka telah lebih dahulu melaksanakannya.” [Tafsir Ibni Katsir (VII/278-279) cet. Dar Thayyibah]
 
Peringatan hari kelahiran (ulang tahun/maulid) adalah kebiasaan orang-orang sesat dan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Karena yang pertama kali menciptakan kebiasaan tersebut adalah para penguasa generasi Fathimiyah Ubaidiyah, sebagaimana keterangan di atas. Mereka sebenarnya berasal dari kalangan Yahudi, bahkan ada pendapat mereka berasal dari kalangan Majusi. Bisa jadi, mereka adalah orang-orang Atheis . [Lihat Siyar A’lamin Nubala (XV/213)]
Orang yang pertama menciptakannya adalah al-Mu’iz Lidinillah al-‘Ubaidi al-Maghribi yang keluar dari Maroko menuju Mesir pada Ramadan 362 H. [Lihat al-Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir (XI/272-273, 345, XII/267-268, VI/232, XII/ 63, XI/161, XII/13, XII/266). Lihat juga Siyar A’lamin Nubala oleh adz-Dzahabi (XV/159-215). Dikisahkan bahwa Raja al-Ubaidiyah yang terakhir adalah al-Adidh Lidinillah. Ia dibunuh oleh Shalahuddin al-Ayyubi th. 564 H. Adz-Dzahabi menyatakan: “Kekuasaan al-Adidh mulai luntur bersamaan dengan masuknya Shalahuddin al-Ayyubi sampai akhirnya beliau melepas kekuasaan itu dari al-Adidh. Beliau bekerja sama dengan Bani Abbas menghancurkan Bani Ubaid dan melenyapkan keyakinan Syi’ah Rafidhah. Jumlah mereka adalah empat belas raja yang mengaku sebagai khalifah, padahal bukan khalifah. Al-Adidh secara bahasa artinya adalah sang pemotong, karena dia yang memotong kekuasaan keluarganya.” (XV/212)]
 
Apakah layak bagi orang Muslim berakal untuk mengikuti Rafidhah dan mengikuti kebiasaan mereka serta menyelisihi petunjuk Nabi Muhammad ﷺ ?
 
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 

#Maulidnabi #bidahdhalalah #bidahdholalah #bukanbidahhasanah #perayaanMaulid #peringatanMaulidNabi #SyiahRafidah #Rafidah #Rafidhoh