بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

SEMUA AMALAN PELAKU SYIRIK AKBAR TIDAK DITERIMA

Kesyirikan adalah kezaliman terbesar yang dilakukan manusia. Kesyirikan adalah kegelapan dan penyebab bencana bagi manusia. Dan di antara bencana yang diakibatkan oleh kesyirikan adalah terhapusnya pahala amalan saleh, dan tidak diterimanya amalan-amalan pelaku kesyirikan. Sungguh ini bencana yang besar!

Syirik adalah Penghapus Pahala Amalan

Allah ﷻ berfirman dalam Alquran yang mulia:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu. Dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” [QS. Az Zumar : 65]

Ayat ini menunjukkan, bahwa kesyirikan adalah penghapus pahala amalan saleh. As Sa’di rahimahullah menjelaskan:

“(Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang yang sebelummu)
Maksudnya seluruh para nabi terdahulu.

(Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu). Amaluka di sini merupakan mufrad mudhaf, sehingga maksudnya mencakup semua amalan dan seluruh para nabi. Yaitu bahwa perbuatan syirik itu menghapus semua amalan, sebagaimana firman Allah ﷻ:

ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka memersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” [QS. An An’am: 88]

Dan (tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi) maksudnya rugi dunia dan Akhirat. Maka, dengan kesyirikan, terhapuslah semua amalan, dan pelakunya berhak mendapatkan hukuman dan azab.” [Taisir Karimirrahman, hal. 729]

Ath Thabari rahimahullah menafsirkan ayat ini, beliau mengatakan:
“Maksudnya, jika engkau berbuat syirik terhadap Allah wahai Muhammad, maka akan terhapus amalanmu. Dan engkau tidak akan mendapatkan pahala, juga tidak mendapatkan balasan, kecuali balasan yang pantas bagi orang yang berbuat syirik kepada Allah.” [Tafsir Ath Thabari, 21/322]

Ayat ini menarik, karena yang diajak bicara oleh Allah dalam ayat ini adalah Nabi Muhammad ﷺ. Muhammad Ali Ash Shabuni rahimahullah menjelaskan:
“Ini merupakan bentuk pengasumsian dan perumpamaan. Karena Rasulullah ﷺ itu telah dijamin maksum oleh Allah. Tidak mungkin beliau berbuat kesyirikan terhadap Allah. Dan ayat ini juga datang untuk menegakkan penguatan iman dan tauhid. Abu Mas’ud berkata: ‘Ayat ini dipaparkan dalam gaya bahasa asumsi untuk mengancam dan membuat takut para rasul terhadap perbuatan kekufuran. Serta membawa pembaca untuk menyadari, betapa fatalnya dan buruknya kesyirikan itu’.” [Shafwatut Tafasir, 3/80]

Jika Rasulullah ﷺ dan para nabi saja diancam dari perbuatan syirik, maka kita lebih lagi terancam, dan hendaknya lebih takut darinya. Jika amalan Rasulullah ﷺ dan para nabi terdahulu yang tidak terbayangkan besarnya dalam mendakwahkan Islam, dalam bersabar mengadapi perlawanan dari orang-orang Musyrik, dalam menghadapi cobaan-cobaan dari Allah, tetap akan terhapus semua amalan itu jika mereka berbuat syirik, apalagi kita? Yang sedikit amalannya, bahkan banyak berbuat dosa!?!

Oleh karena itu saudaraku, jauhi perbuatan syirik terhadap Allah!

Pelaku Syirik Tidak Diterima Amalan Salehnya

Rabb pencipta dan pengatur alam semesta hanya satu, ialah Allah ﷻ.
Sesembahan yang berhak disembah juga hanya satu, ialah Allah ﷻ.
Dan Allah ﷻ hanya menerima amalan kebaikan dari orang-orang yang bertauhid.

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa.” [QS. Al Maidah: 27]

Dan orang yang berbuat syirik bukanlah orang bertakwa. Allah ﷻ juga berfirman:

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Rabb-Nya, maka amalkanlah amalan kebaikan, dan jangan memersekutukan Rabb-nya dengan sesuatu apapun.” [QS. Al Kahfi: 110]

Allah ﷻ dalam ayat ini memersyaratkan orang yang amalannya diterima, sehingga bisa bertemu dengan Allah, di antaranya yaitu tidak berbuat kesyirikan.

Orang-orang kafir dan musyrik, yang mereka tidak bertauhid, sebesar apapun amalan kebaikan mereka, tidak akan diterima oleh Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman:

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Andaikan mereka berbuat syirik, maka akan terhapuslah semua amalan yang mereka kerjakan.” [QS. Al An’am: 88]

Dan amalan-amalan pelaku syirik kelak hanya akan menjadi debu-debu yang beterbangan. Allah ﷻ berfirman:

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً

“Dan kami persaksikan kepada mereka, bahwa amalan kebaikan yang mereka amalkan kami jadikan debu-debu yang beterbangan.” [QS. Al Furqan: 23]

Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah menjelaskan:

فاتخاذهم الأنداد يحبونهم كحب الله يبطل كل قول يقولونه وكل عمل يعملونه، لأن المشرك لا يقبل منه عمل، ولا يصح منه، وهؤلاء وإن قالوا لا إله إلا الله فقد تركوا كل قيد قيدت به هذه الكلمة

“Ketika pelaku kesyirikan menjadikan tandingan-tandingan selain Allah yang mereka berikan rasa cinta seperti rasa cinta kepada Allah, maka ini akan membatalkan semua perkataan baik yang pernah mereka katakan, dan membatalkan perbuatan baik yang pernah mereka lakukan. Karena orang musyrik tidak diterima amalannya, dan tidak sah amalannya. Walaupun mengatakan “laa ilaaha illallah”, karena mereka telah meninggalkan semua syarat, yang kalimat ini menjadi sah.” [Fathul Majid, hal. 106]

Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta’ menjelaskan:

الذبح للجن شرك بالله سبحانه وتعالى، ولو مات فاعله عليه دون توبة منه لكان خالداً مُخلّداً في النار والشرك لا يصحُّ معه عمل، لقول الله سبحانه {وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} )

“Menyembelih untuk jin adalah perbuatan syirik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika pelakunya mati dalam keadaan belum bertobat dari perbuatan tersebut, maka ia kekal di Neraka. Dan orang yang berbuat syirik (akbar) itu tidak sah amalannya. Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): “Andaikan mereka berbuat syirik, maka sungguh akan terhapus semua amalan-amalan yang mereka lakukan.” [QS. Al An’am: 88] [Fatawa Islamiyah, 1/15]

Maka andai seseorang menyembelih tumbal untuk selain Allah di pagi hari, lalu ia Salat Dhuha, Salat Zuhur, Salat Asar, bersedekah, dan amalan-amalan kebaikan lain, tidak diterima amalannya sama sekali. Wal ‘iyyadzubillah, sampai ia bertobat dari syirik akbar yang ia lakukan.

Oleh karena itu kami nasihatkan kepada siapa saja yang masih melakukan perbuatan kesyirikan, hendaknya segera bertobat kepada Allah ﷻ sekarang juga, agar Allah ﷻ mengampuninya, dan menerima amalan-amalannya, sehingga dia terhindar dari kerugian di dunia dan di Akhirat.

Penulis: Yulian Purnama
Sumber: https://muslim.or.id/54389-semua-amalan-pelaku-syirik-akbar-tidak-diterima.html

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat