بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SEJAUH APA PERTOLONGANMU KEPADA SAUDARAMU?
عَنِ ابْنِ عُمَرَ – رضي الله عنهما:
Dari ibnu Umar radhiyaAllahu anhuma:
أَنَّ رَجُلا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ:
أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ. ؟
وَأَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ. ؟
“Sungguh ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah ﷺ lantas ia bertanya: ‘Wahai Rasul Allah, manusia bagaimanakah yang dicintai oleh Allah? Dan amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?’”
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى:
أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ !!
Maka Rasulullah ﷺ menjawab:
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi sesamanya!!”
وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى:
• سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ.
• أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً.
• أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا.
• أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا
“Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah taala:
• Kebahagiaan yang engkau berikan kepada diri seorang muslim, atau
• Engkau menghilangkan kesulitannya, atau
• Engkau melunasi utangnya, atau
• Engkau membebaskannya dirinya dari kelaparan.”
وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ – يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ – شَهْرًا .!!! ”
“Dan sesungguhnya (jika) aku berjalan bersama saudaraku untuk menunaikan satu hajat (keperluan), lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini, yaitu masjid Madinah, selama sebulan!!!”
صححه الألباني في ” صحيح الترغيب ” (٩٥٥)
Disahihkan oleh Al-Albaniy dalam kitab “Sahih At -Targhib” (955)
لطائف المعارف ” (ص ٢٣١)
Lathaif Al-Ma’arif (Hal. 231)
عن الحسن البصري – رحمه الله -:
Dari Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullah:
[ لأن أقضى لمسلم حاجة أحب إليَّ من أن أصلي ألف ركعة ] !!
“Sungguh jika aku memenuhi hajat (keperluan) saudaraku semuslim itu lebih aku sukai ketimbang aku salat seribu rakaat!!
“قضاء الحوائج” (ص/٤٨)
“Qadhaul Hawaaij” (hal. 48)
Di antara amal saleh yang bernilai besar adalah memenuhi kebutuhan sesama muslim, yang dalam bahasa praktis adalah meringankan beban kesulitan orang lain.
Di antara bentuknya adalah:
• Bantuan untuk korban bencana alam,
• Mengutangi orang yang yang membutuhkan,
• Membantu kesulitan tetangga, yang salah satu anggota keluarganya opname di rumah sakit,
• Membantu membelikan atau menyediakan keperluan orang atau keluarga, yang harus isolasi diri karena Coronaa dll.
Itu semua pahalanya lebih besar dibandingkan itikaf dua bulan lamanya tanpa pernah keluar dari masjid.
Hal ini dikarenakan itikaf adalah ibadah individual yang manfaatnya hanya dirasakan oleh pelaku, sedangkan meringankan kesulitan orang lain adalah ibadah sosial yang manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
كان شيخ الإسلام ابن. تيمية يسعى في حوائج الناس سعياً شديداً. لأنه يعلم أنه كلما أعان غيره أعانه الله ؛ ولذا تجد الكسالى أكثر الناس هماً وغماً وحزناً. ليس لهم فرح ولا سرور ، بخلاف أرباب النشاط والجد في العمل – أي عمل كان
“Dahulu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah selalu berusaha dengan maksimal untuk membantu kebutuhan manusia, karena beliau tahu, bahwa setiap kali beliau menolong orang lain, pasti Allah akan menolong beliau.
Oleh karena itu engkau dapati, para pemalas adalah orang yang paling sering gundah, galau, dan bersedih. Jarang sekali mereka senang dan bergembira. Beda halnya dengan orang orang yang memiliki semangat dan kesungguhan dalam sebuah amalan, amalan apa pun itu.” [Roudhotul Muhibbin 1/168]
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
SEJAUH APA PERTOLONGANMU KEPADA SAUDARAMU?
Leave A Comment