Dari Miqdam bin Ma’diy Karib radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺَ bersabda:
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah seseorang memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya. Bila tidak memungkinkan, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napasnya.” [HR At-Tirmidzi (2380), Ibnu Majah (3349), Ahmad (4/132), dan lain-lain. Hadis ini dinilai Sahih oleh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah (2265)]
Nabi yang mulia ﷺ membimbing kita kepada salah satu sumber medis, yaitu tindakan preventif yang dapat digunakan oleh manusia untuk memelihara kesehatannya, yaitu sedikit makan. Bahkan makan adalah sekadar untuk menjaga jiwa dan raganya, serta menguatkannya dalam berbagai kerja (aktivitasnya) yang wajib. Sesungguhnya seburuk-buruk wadah yang diisi adalah perut, karena kenyang dapat menimbulkan berbagai penyakit mematikan yang tidak terhitung, cepat atau lambat, lahir dan batin.
Selanjutnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika memang manusia terpaksa harus kenyang, hendaknya ia menjadikan makanan itu sepertiga bagian, sepertiga lainnya untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas, sehingga tidak mengalami kesesakan dan bahaya, serta malas menunaikan apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepadanya, berupa urusan agamanya atau dunianya.
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata tentang hadis: “Tidaklah seseorang memenuhi wadah yang lebih jelek daripada perut …”:
“Hadis ini merupakan kaidah pokok yang mengumpulkan dasar-dasar ilmu kedokteran seluruhnya. Sungguh telah diriwayatkan, bahwasanya Ibnu Masuwaih, seorang tabib, ketika membaca hadis ini dalam kitab Abu Khaitsamah, ia berkata:
“Seandainya manusia menerapkan petuah-petuah ini, niscaya mereka akan selamat dari berbagai penyakit dan keluhan-keluhan. Pada akhirnya toko-toko obat akan ditutup karena tidak laku.” [Jami’ul Ulum wal Hikam (hal. 892)]
• Melemahkan seseorang dalam beribadah.” [Jami’ul Ulum wal Hikam (hal. 897))
Dari seorang imam, seorang teladan, pemimpin orang-orang zuhud Ibrahim bin Adham rahimahullah, beliau berkata:
“Barang siapa yang mampu menjaga perutnya, niscaya dia mampu menjaga agamanya. Dan barang siapa yang mampu menahan rasa laparnya, niscaya dia akan mendapatkan akhlak yang saleh.
Sungguh kemaksiatan kepada Allah itu dijauhkan dari orang yang lapar, dan didekatkan kepada orang-orang yang kenyang.
Rasa kenyang akan mematikan hati, dan ia juga akan menimbulkan rasa girang, kegembiraan yang berlebihan, dan banyak tertawa.” [Jami’ul Ulum wal Hikam (hal. 896)]