بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

SEBAIK-BAIK WANITA DAN SEBURUK-BURUK WANITA

 

Dari sahabat Abu Udzainah Ash-Shadafi radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُ نِسَائِكُمُ الوَدُودُ الوَلُودُ ، المُوَاسِيَةُ ، المُوَاتِيَةُ ، إذَا اتَّقَيْنَ اللهَ، وَشَرُّ نِسَائِكُمُ المُتَبَرِّجَاتُ المُتَخَيِّلاَتُ وَهُنَّ المُنَافِقَاتُ ، لاَ يَدْخُلْنَ الجَنَّةَ إلاَّ مِثْلَ الغُرَابِ الأعْصَمِ

“Sebaik-baik istri kalian adalah yang penyayang, subur (banyak anak), mendukung suami lagi penurut, bila mereka bertakwa kepada Allah.

Dan sejelek-jelek istri kalian adalah wanita yang suka bertabarruj (bersolek) dan sombong. Mereka itu adalah wanita-wanita munafik. Mereka tidak akan masuk Surga, kecuali seperti ghurob al-a’shom (sejenis burung gagak yang langka).” [HR. al-Baihaqi 7/82 dan disahihkan al-Albani dalam ash-Sahihah no. 1849]

Empat Sifat Istri Salihah

Apakah itu …
• Al-Wadud
• Al-Walud
• Al-Muwasiyah
• Al-Muwatiyah

• Al-Wadud (الوَدُودُ)
Ini merupakan sifat yang mulia dan tabiat yang terpuji pada seorang wanita dan istri yang salihah.

Al-Wadud adalah yang disifati dengan penyayang dan memerlihatkan rasa sayangnya itu. Dan orang yang paling berhak untuk mendapatkannya adalah suaminya.

Ia memerlihatkan rasa sayangnya kepada suaminya, mendampingi dan bergaul dengannya dengan bertutur-kata yang lembut dengan ucapan-ucapan yang manis, dan memerlihatkan rasa sayangnya dalam bermuamalah dengannya dalam penampilan dan tingkah lakunya.

Memerlihatkan rasa sayang itu bisa dengan ucapan, tingkah laku, penampilan, perbuatan dan akhlak.

• Al-Walud (الوَلُودُ)
Yaitu banyak keturunan. Ini merupakan sifat yang baik pada seorang wanita yang baik.

Jika seorangwanita diuji dengan suatu penyakit (mandul), maka perkara ini tidak memudhorotkannya, karena hal ini tidak hanya terjadi pada dirinya saja. Oleh karena itu janganlah ia menyalahkan Allah karena penyakit ini, dan hal seperti ini tidaklah menafikan kebaikannya.

Adapun kalau sebenarnya ia seorang wanita yang subur namun ia menolak punya anak atau ingin memutus keturunan, maka ini bisa berbahaya baginya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الأمم

“Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, karena aku akan membanggakan di hadapan umat yang lain pada Hari Kiamat, dengan banyaknya jumlah kalian.” [HR. An-Nasa`i : 3227, Abu Dawud : 1789, disahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil : 1784].

Maka seharusnya seorang wanita itu berusaha untuk memiliki anak-anak, melakukan sebab-sebab agar bisa punya anak, kemudian berusaha mendidik, menumbuhkan dan mengasuh mereka, serta meniatkan agar hal ini bisa menjadi sebab adanya anak-anak saleh dan penyeru-penyeru kepada kebaikan di tengah-tengah masyarakat.

Dan hendaknya ia meniatkannya sejak awal ia memasuki jenjang pernikahan, seolah-olah ia berkata antara dirinya dengan Allah: “Semoga saja Allah memuliakanku dengan anak-anak yang kelak menjadi bagian dari umat yang mendapatkan petunjuk, ulama Muslimin, atau termasuk dari penyeru kepada kebaikan,” sehingga dituliskanlah baginya pahala yang besar, dikarenakan niat yang baik ini, serta usaha dan kesungguhannya.

Al-Muwatiyah (المُوَاتِيَةُ)
Yaitu yang tidak kasar dan keras. Bahkan ia penurut, mau mendengarkan, menaatinya, memenuhi permintaannya, dan tidak bersikap sombong dan merasa tinggi terhadap suami, serta tidak bersikap durhaka kepada suami.

Al-Muwasiyah (المُوَاسِيَةُ)
Yaitu yang suka membantu suaminya dan berdiri di sisinya, mendukung suaminya untuk berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Allah, Dan mendukungnya dalam apa-apa yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan kesuksesan.

Syaratnya …. jika mereka mau benar bernar bertakwa kepada Allah.

Maksudnya, sifat-sifat tadi hanya bermanfaat bagi seorang wanita, jika ia bertakwa kepada Allah jalla wa ‘ala.

Jadi seandainya ia adalah wanita yang penyayang, subur, penurut, dan mendukung suaminya, akan tetapi yang ia cari hanya sekadar urusan duniawi saja, dan bukan karena ketakwaan kepada Allah. Maka sifat-sifat tersebut tidak ada faidah dan manfaat baginya.

Jadi sifat-sifat ini hanya bermanfaat, baginya jika ia niatkan untuk mendapatkan rida Allah jalla wa ‘ala dan untuk melaksanakan ketakwaan kepada-Nya.

* Tulisan ini dinukil dari catatan kecil faidah kajian Ustadz Rizal Yuliar Putrananda, Lc (dengan beberapa tambahan yang menyesuaikan). Kajian ini diselenggarakan di Ponpes Nashrussunnah Banjarejo Madiun pada Ahad, 18 Muharam 1437 H, bertepatan dengan 1 November 2015.

Asy Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه اللَّه berkata:
“Apabila seorang insan diberi taufik memiliki istri yang salihah dalam agama dan akalnya, maka ini merupakan sebaik baik kenikmatan dunia, karena wanita itu akan menjaganya baik rahasianya, hartanya, dan anak anaknya” [Syarhu Riyadhis Sholihin 2/71]

Wallahu a’lam bish showwab.
Semoga bermanfaat.

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat