بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

SEBAB PINTU TAUFIK TERTUTUP

 

Hidayah itu ilmu, petunjuk, dan kebenaran. Untuk bisa mengamalkan hidayah, maka kita butuh kepada taufik, yaitu kekuatan dan kemampuan yang Allah ﷻ berikan kepada hamba, agar bisa melaksanakan hidayah dan berbagai bentuk ketaatan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ الله وَمَا عَسَلُهُ ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, niscaya Allah pun akan memberikan madu untuknya.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah maksudnya Allah memberinya madu ?!” Maka beliau pun menjawab: “Allah akan memberikannya taufik untuk beramal saleh (sebelum kematiannya), kemudian mencabut nyawanya tatkala dia sedang melaksanakan amal saleh tersebut.” [HR. Ahmad no. 17784, Ibnu Hibban no. 342, dan al-Hakim no.1258, hadis dari Amr bin al-Hamiq)

Allah akan semakin membukakan pintu taufik bagi hamba-Nya, manakala hamba itu terlihat “bersungguh-sungguh” dalam beriman dan beramal saleh, keikhlasan, mengikuti Sunnah, dan selalu bertobat, serta “lebih cinta kepada negeri Akhirat” daripada kehidupan dunia yang fana.

Sehingga hamba itu pun merasa mudah, ringan, dan tidak berat baginya untuk dapat melakukan berbagai macam “ketaatan”, baik perkara yang wajib maupun sunnah, serta mudah dan ringan untuk menjauhi berbagai jenis dosa dan kemaksiatan.

Tetapi terkadang terlihat pada seseorang, di mana dia tidak memiliki kemampuan untuk bisa melakukan berbagai ketaatan serta menjauhi kemaksiatan, meskipun sudah mengetahui ilmunya. Hal ini dikarenakan pintu taufik telah tertutup baginya. Lantas kenapa hal demikian bisa terjadi !??

Syaqiq bin Ibrahim رحمه الله berkata:

ﺃُﻏﻠﻖ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻣﻦ ﺳﺘﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ: ﺇﺷﺘﻐﺎﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﻨﻌﻤﺔ ﻋﻦ ﺷﻜﺮﻫﺎ، ﻭ ﺭﻏﺒﺘﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭ ﺗﺮﻛﻬﻢ ﺍﻟﻌﻤﻞ، ﻭ ﺍﻟﻤﺴﺎﺭﻋﺔ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻭ ﺗﺄﺧﻴﺮ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ، ﻭ ﺍﻻﻏﺘﺮﺍﺭ ﺑﺼﺤﺒﺔ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻭ ﺗﺮﻙ ﺍﻹﻗﺘﺪﺍﺀ ﺑﻔﻌﺎﻟﻬﻢ، ﻭ ﺇﺩﺑﺎﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻋﻨﻬﻢ ﻭﻫﻢ ﻳﺘﺒﻌﻮﻧﻬﺎ، ﻭ ﺇﻗﺒﺎﻝ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻫﻢ ﻣﻌﺮﺿﻮﻥ ﻋﻨﻬﺎ

“Pintu taufik telah tertutup bagi manusia dalam enam perkara:
(a). Sibuk dengan nikmat daripada dia mensyukurinya.
(b). Senang mencari ilmu, namun tidak mau mengamalkannya.
(c). Cepat melakukan dosa, tetapi lambat dalam bertobat.
(d). Terpedaya di dalam bentuk pergaulannya dengan orang-orang saleh, namun tidak mau dia meneladani amalan mereka.
(e). Ketika dunia akan meninggalkan mereka, tetapi mereka justru malah mengejarnya. (f). Ketika Akhirat telah datang menemui mereka, namun mereka justru “berpaling darinya.” [Al-Fawaa-id hal 177 oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah]

Ya Allah, beri kami hidayah dan taufik!

 

Oleh: Ustadz Najmi Umar Bakkar (@najmiumar_official)

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

SEBAB PINTU TAUFIK TERTUTUP