بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DakwahTauhid
SAKIT MENGHAPUSKAN DOSA-DOSA KITA
Orang yang sakit juga selayaknya semakin bergembira mendengar berita ini, karena kesusahan, kesedihan, dan rasa sakit karena penyakit yang ia rasakan, akan menghapus dosa-dosanya.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku pernah menjenguk Nabi ﷺ ketika sakit. Sepertinya beliau sedang merasakan rasa sakit yang parah. Maka aku berkata:

إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا قُلْتُ إِنَّ ذَاكَ بِأَنَّ لَكَ أَجْرَيْنِ قَالَ أَجَلْ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى إِلَّا حَاتَّ اللَّهُ عَنْهُ خَطَايَاهُ كَمَا تَحَاتُّ وَرَقُ الشَّجَرِ

“Sepertinya Anda sedang merasakan rasa sakit yang amat berat. Oleh karena itukah Anda mendapatkan pahala dua kali lipat?” Beliau ﷺ menjawab: “Benar, tidaklah seorang muslim yang terkena gangguan, melainkan Allah akan menggugurkan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana gugurnya daun-daun di pepohonan.” [HR. Al-Bukhari no. 5647 dan Muslim no. 2571]
Dan beliau ﷺ juga bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ،

حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ

“Tidaklah seorang Muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu, melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.” [HR. Muslim no. 2572].
 
Bergembiralah saudaraku. Bagaimana tidak. Hanya karena sakit tertusuk duri saja, dosa-dosa kita terhapus. Sakitnya tertusuk duri tidak sebanding dengan sakit karena penyakit yang kita rasakan sekarang.
Sekali lagi bergembiralah. Karena bisa jadi dengan penyakit ini kita akan bersih dari dosa, bahkan tidak memunyai dosa sama sekali. Kita tidak punya timbangan dosa, kita menjadi suci, sebagaimana anak yang baru lahir. Nabi ﷺ bersabda:

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ

حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikit pun.” HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan Shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399
Hadis ini sangat cocok bagi orang yang memunyai penyakit kronis, yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya, dan vonis dokter mengatakan umurnya tinggal hitungan minggu, hari bahkan jam. Ia khawatir penyakit ini menjadi sebab kematiannya. Hendaknya ia bergembira, karena bisa jadi ia menghadap Allah suci tanpa dosa. Artinya Surga telah menunggunya.
Melihat besarnya keutamaan tersebut, pada Hari Kiamat nanti banyak orang yang berandai-andai, jika mereka ditimpakan musibah di dunia, sehingga menghapus dosa-dosa mereka, dan diberikan pahala kesabaran. Nabi ﷺ bersabda:

يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ

مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.

”Manusia pada Hari Kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.” [HR. Baihaqi: 6791, lihat ash-Shohihah: 2206.]
Bagaimana kita tidak gembira dengan berita ini? Orang-orang yang tahu kita sakit, orang-orang yang menjenguk kita ,orang-orang yang menjaga kita sakit, kelak di Hari Kiamat sangat ingin terbaring lemah seperti kita tertimpa penyakit.
Yang berikut ini adalah jawaban serta jalan keluar dari Allah, yang langsung tertulis dalam kitab-Nya mengenai beberapa keluhan yang muncul dalam hati manusia yang lemah [Sumber ini didapat di file komputer kami. Kami tidak tahu penulisnya. Jika tahu, kami akan meminta izin untuk menukilnya]

– Mengapa saya di uji (dengan penyakit ini)?

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. 29:2)
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. 29:3)

– Mengapa saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan (berupa  kesehatan)?

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. 2:216)

– Mengapa ujian (penyakit) seberat ini?

“Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. 2:286)

– Saya mulai frustasi dengan ujian (penyakit) ini.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 3:139)

– Bagaimanakah saya menghadapinya?

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu), dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. 3:200)

– Apa yang saya dapatkan dari semua ini?

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka, dengan memberikan Surga untuk mereka.” (QS. 9:111)

-Kepada siapa saya berharap?

“Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada Sesembahan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang Agung”. (QS. 9:129)

– Saya sudah tidak dapat bertahan lagi dalam menanggung beban ini!

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. 12:87)
 
Dinukil dari tulisan yang berjudul: “Orang Yang Sakit Selayaknya Bergembira” oleh: dr. Raehanul Bahraen
Muraja’ah: Al-Ustdaz Fakhruddin, Lc [Mudir Ma’had Abu Hurairah Mataram]
[https://Muslimafiyah.com]
Sumber: https://muslimafiyah.com/orang-yang-sakit-selayaknya-bergembira.html