بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

RUKUN IHSAN

Ihsan hanya memiliki satu rukun, yaitu:

«أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ»

“Engkau menyembah Allah dalam keadaan seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka (yakinilah), sesungguhnya Dia melihatmu.” [HR. Al-Bukhari no. 50 dan Muslim no. 8]

Di antara dalilnya adalah firman Allah ﷻ:

﴿إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ﴾

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang muhsin.” [QS. An-Nahl 16 : 128]

Dan juga firman Allah ﷻ:

﴿وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٢١٧) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (٢١٨) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ (٢١٩) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ﴾

“Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. Asy-Syu’araa 26 : 217-220]

Dalil dari As-Sunnah adalah Hadis Jibril yang terkenal dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ: أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ: صَدَقْتَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah ﷺ pada suatu hari, tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam. Tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh, dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Lalu ia segera duduk di hadapan Rasulullah ﷺ dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah ﷺ, dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha nabi, kemudian ia berkata: “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah ﷺ menjawab: ”Islam adalah engkau bersaksi, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan salat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya.”
Lelaki itu berkata: ”Engkau benar.”
Maka kami heran. Ia yang bertanya, ia pula yang membenarkannya.

Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman.”
Nabi ﷺ menjawab: ”Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya; Kitab-kitab-Nya; para Rasul-Nya; Hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.”
Ia berkata: “Engkau benar.”

Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan.”
Nabi ﷺ menjawab: ”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Lelaki itu berkata lagi: “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi ﷺ menjawab: ”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi ﷺ menjawab: ”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya. Jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa), serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”

Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi ﷺ bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab: ”Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau ﷺ bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no.8]

Dalam Hadis Jibril ini dijelaskan, bahwa Dien ini terbagi menjadi tiga tingkatan: Islam, Iman, dan Ihsan. Penyebutan Islam dalam hadis ini lebih ke arah perbuatan lahiriah, sedangkan Iman adalah pada amalan batin (keyakinan). Ihsan merupakan tingkatan yang tertinggi.

Ihsan adalah perbuatan kebaikan. Secara umum, ihsan terbagi menjadi dua, yaitu:
• Perbuatan kebaikan kepada Allah, dan
• Perbuatan kebaikan kepada hamba Allah.

Dalam hadis ini, Rasulullah ﷺ menjelaskan jenis ihsan yang terkait dengan Allah. Ihsan kepada Allah dalam beribadah ini terbagi menjadi dua:

a) Maqoomul Musyaahadah: Beribadah seakan-akan menyaksikan Allah.
Seorang manusia di dunia tidak akan bisa melihat Allah dalam keadaan terjaga. Ia hanya bisa menyaksikan Allah dengan mata kepalanya langsung di Akhirat (Surga). Namun dengan penghambaan dan keyakinan yang tinggi, ia beribadah sehingga seakan-akan menyaksikan sesuatu yang gaib menjadi nyata. Ia merasa beribadah dengan berdiri di hadapan Allah dan melihat Allah. Sebagian ulama menyatakan, seakan-akan ia menyaksikan Allah dengan hatinya.

Pada tingkatan ini perasaan yang menonjol adalah perasaan cinta dan pengagungan terhadap Allah.

b) Maqoomul Murooqobah: Beribadah dengan perasaan selalu diawasi oleh Allah.
Pada tingkatan ini perasaan yang menonjol adalah perasaan menghinakan diri dan takut kepada Allah.

Tingkatan yang pertama (Maqoomul Musyaahadah) lebih tinggi kedudukannya dibandingkan tingkatan yang kedua (Maqoomul Murooqobah).

Fawaid Hadis Jibril

1) Bidah tentang penafian qadar timbul di Basrah pada masa sahabat, dengan tokohnya yang bernama Ma’bad al Juhani.

2) Kembalinya tabi’in kepada sahabat dalam mengetahui masalah agama, baik dalam masalah akidah atau yang lainnya.

3) Wajib atas setiap Muslim untuk bertanya tentang masalah agama kepada ulama. [QS. an Nahl/16 ayat 43]

4) Disunnahkan bagi jamaah haji dan umrah memanfaatkan kepergian mereka ke Mekkah dan Madinah untuk belajar agama dan bertanya kepada ulama.

5) Setan menyesatkan manusia dengan dua jalan. Pertama: Setan menyesatkan orang yang lalai dari ketaatan kepada Allah dihiasi dengan syahwat. Kedua: Setan menyesatkan orang yang taat kepada Allah dihiasi dengan syubhat.

6) Obat dari syubhat dan syahwat adalah kembali kepada Alquran dan as Sunnah dengan pemahaman Salaf.

7) Menunjukkan disunahkannya memakai pakaian yang bersih dan memakai wangi-wangian ketika berada di majelis ilmu, dan bertemu dengan ulama dan penguasa.

8) Sesungguhnya orang yang berilmu, apabila ia ditanya tentang sesuatu dan dia belum mengetahuinya, hendaklah ia mengatakan “Aku tidak mengetahuinya.” Hal ini tidaklah mengurangi kedudukannya.

9) Ucapan “Allahu a’lam” (Allah yang mengetahui) dan “la adri” (aku tidak tahu) adalah separuh dari ilmu.

10) Definisi Islam yang benar adalah, tunduk patuh kepada Allah dengan tauhid, melaksanakan ketaatan, dan membebaskan diri dari syirik.

11) Kewajiban pertama kali atas Muallaf yaitu mengucapkan Dua Kalimat Syahadat, bersaksi tidak ada Ilah yang berhak diibadahi melainkan hanya Allah.

12) Penjelasan tentang Rukun Islam yang lima. Hadis ini menerangkan, Islam adalah amal-amal anggota badan, berupa perkataan dan perbuatan.

13) Iman adalah perkataan dan perbuatan. Iman, menurut Ahlus Sunnah adalah perkataan dengan lisan, meyakini dengan hati, melaksanakan dengan anggota tubuh, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan perbuatan dosa dan maksiat.

14) Penjelasan tentang Rukun Iman yang enam.

15) Tauhid ada tiga: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asmaa` wa Shifat.

16) Iman kepada qadar baik dan buruk. Apa yang Allah takdirkan kepada kita, itu yang terbaik untuk kita.

17) Tidak boleh menisbatkan kejelekan kepada Allah.

18) Penjelasan tentang ihsan.

19) Tanda-tanda Kiamat, yaitu Kiamat kecil.

20) Hadis ini menunjukkan haramnya durhaka kepada orang tua.

21) Hadis ini menunjukkan salah satu cara dari cara-cara pembelajaran, yaitu metode tanya-jawab.

22) Hadis ini menunjukkan, bahwa malaikat dapat mengubah bentuk menyerupai manusia. Hal tersebut dikuatkan oleh dalil-dalil dari Alquran.

23) Dimakruhkan membangun dan meninggikan bangunan selama tidak untuk keperluan yang sangat mendesak.

24) Hadis ini menerangkan tentang adab-adab duduk atau bermajelis dalam majelis ilmu, yaitu ditunjukkan Jibril duduk dekat dengan Rasulullah ﷺ. Beginilah yang seharusnya dilakukan oleh penuntut ilmu, sehingga ia dapat mengambil ilmu dengan seksama dan mengambil hujjah dari lisan-lisan para ulama.

25) Tidak ada seorang pun yang mengetahui waktu terjadinya Kiamat. [Lihat QS Luqman/31 ayat 34, QS. al Ahzab/33 ayat 63]

26) Di dalam hadis ini terdapat dalil, sesuatu hal yang gaib tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah ﷻ semata.

 

Sumber:
https://almanhaj.or.id/12057-syarah-hadis-jibril-tentang-islam-iman-dan-ihsan.html
https://almanhaj.or.id/12078-syarah-hadits-jibril-tentang-islam-iman-dan-ihsan-3.html
https://rumaysho.com/31819-tsalatsatul-ushul-penjelasan-ringkas-ihsan.html

 

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat