بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
RENUNGAN BAGI UMAT NASRANI YANG BERKEYAKINAN ALLAH MEMILIKI ANAK
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لَا أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، إِنَّهُ يُشْرَكُ بِهِ، وَيُجْعَلُ لَهُ الْوَلَدُ، ثُمَّ هُوَ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ
 
“Tidak ada satu pun yang lebih sabar dari Allah ‘azza wa jalla atas ucapan jelek yang Dia dengarkan. Sungguh, Dia dipersekutukan dan dianggap memiliki anak, kemudian Dia senantiasa memberi nikmat dan rezeki kepada mereka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, dan ini lafal Muslim, dari Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu]
 
Beberapa Pelajaran:
 
1) Sangat besar murka Allah jalla wa ‘ala atas orang-orang yang menyekutukan-Nya dan mengatakan Dia memiliki anak, karena mereka telah merendahkan-Nya. Padahal Dia senantiasa menganugerahkan nikmat dan rezeki kepada mereka.
 
2) Menyekutukan Allah adalah perendahan terhadap-Nya, karena hakikat kesyirikan adalah menyamakan Allah yang Maha Besar lagi Maha Mulia dengan mahkluk yang lemah lagi hina. Serta penentangan terhadap-Nya yang telah memerintahkan untuk menauhidkan-Nya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
 
3) Mengatakan Allah memiliki anak juga perendahan terhadap-Nya, karena itu berarti menyamakan Allah dengan makhluk yang butuh kepada istri dan anak. Maka tidaklah patut bagi umat Islam untuk mengucapkan “Selamat Natal,” apalagi turut serta merayakan dan membantu perayaan kekafiran dan perendahan terhadap Allah ﷻ tersebut.
 
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
 
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَزَعَمَ أَنِّي لاَ أَقْدِرُ أَنْ أُعِيدَهُ كَمَا كَانَ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ، فَقَوْلُهُ لِي وَلَدٌ، فَسُبْحَانِي أَنْ أَتَّخِذَ صَاحِبَةً أَوْ وَلَدًا
 
“Allah taala berfirman: ‘Anak Adam mendustakan Aku, padahal itu tidak patut baginya. Ia juga mencaciku, padahal itu tidak patut baginya. Adapun pendustaannya kepada-Ku adalah ia menyangka, bahwa Aku tidak mampu menghidupkannya kembali seperti sebelumnya. Sedangkan caciannya kepada-Ku adalah ia berkata, bahwa Aku memiliki anak. Maha Suci Aku dari memiliki istri dan anak.” [HR. Al-Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallaahu’anhuma]
 
4) Renungan bagi umat Nasrani untuk bertobat kepada Allah ﷻ dengan masuk Islam dan memurnikan ibadah hanya kepada Allah ﷻ semata, serta tidak mengatakan Allah memiliki anak, karena Allah ﷻ, Dialah satu-satunya Sesembahan yang benar. Dia tidak seperti makhluk yang beranak dan diperanakkan. Bahkan Nabi Isa ‘alaihissalaam yang kalian sebut Yesus pun telah memerintahkan kalian untuk beribadah kepada Allah semata.
 
Perhatikanlah ayat berikut ini:
 
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
 
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang memersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” [QS. Al-Maidah: 72]
 
5) Secara akal sehat, seorang manusia seperti Nabi ‘Isa ‘alaihissalaam yang kalian sebut Yesus tidaklah patut disembah, karena beliau hanya manusia biasa seperti kita juga, yang lahir dari rahim seorang ibu, dan kelak akan wafat. Bahkan kalian menyadari, ia adalah manusia yang dilahirkan, sehingga kalian merayakan hari kelahirannya, walau ia sendiri tidak pernah memerintahkan kalian untuk merayakannya. Andai beliau pantas disembah karena lahir tanpa ayah, maka sungguh Nabi Adam ‘alaihissalaam yang lebih patut disembah karena beliau lahir tanpa ayah dan ibu sekaligus.
 
Allah ﷻ berfirman:
 
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
 
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.” [QS. Ali Imran: 59]
 
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
 
Pemateri: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray, Lc hafizhahullah
 
 
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat!
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook:
https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga: