بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#MuslimahSholihah
#SifatPuasaNabi

PUASA BISA JADI TIDAK BERNILAI GARA-GARA TIDAK BERJILBAB

>> Wahai Muslimah, Janganlah Engkau Sia-Siakan Puasamu dengan Tidak Berjilbab

Nabi ﷺ bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia TIDAK mendapatkan dari puasanya tersebut, melainkan hanya rasa lapar dan dahaga.” [HR. Ahmad 2/373. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya Jayyid].

Hal ini menunjukkan, bahwa puasa, termasuk puasa Ramadan, bukanlah dengan menahan lapar dan dahaga saja. Namun puasa juga hendaknya dilakukan dengan menahan diri dari hal-hal yang diharamkan. Yang termasuk maksiat adalah buka-bukaan aurat, dan meninggalkan shalat. Ini adalah maksiat.

Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan wejangan:

“Seandainya engkau berpuasa, maka hendaknya pendengaran, penglihatan dan lisanmu turut berpuasa. Yaitu menahan diri dari dusta dan segala perbuatan haram, serta janganlah engkau menyakiti tetanggamu. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.”

Itulah sejelek-jelek puasa yang hanya menahan lapar dan dahaga saja ketika berpuasa. Sedangkan maksiat masih terus jalan, masih buka-buka aurat dan enggan berjilbab. Kesadaran untuk berhenti dari maksiat tak kunjung datang. Ucapan sebagian salaf berikut patut jadi renungan:

أَهْوَنُ الصِّيَامُ تَرْكُ الشَّرَابِ وَ الطَّعَامِ

“Tingkatan puasa yang paling rendah adalah hanya meninggalkan minum dan makan saja.” [Lihat Latho’if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H, hal. 277]

 

Sumber: https://rumaysho.com/1164-menutup-aurat-hanya-musiman.html