بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

PERISTIWA-PERISTIWA DI ALAM KUBUR
 
Allah ﷻ berfirman:
 
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
 
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada Hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [QS. Ali Imran/3:185]
 
Allah ﷻ memberikan pemberitaan umum kepada seluruh makhluk, bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian. Hanya Allah Yang Maha Hidup, tidak akan mati. Adapun jin, manusia, malaikat, semua akan mati.
 
Kematian merupakan hakikat yang menakutkan. Dia akan mendatangi seluruh orang yang hidup, dan tidak ada yang kuasa menolak maupun menahannya. Maut merupakan ketetapan Allah ﷻ . Ini adalah hakikat yang sudah diketahui. Maka sepantasnya kita bersiap diri menghadapinya dengan iman sejati dan amal saleh yang murni.
 
Di dalam tulisan ini insya Allah akan kami sampaikan beberapa peristiwa yang terjadi di Alam Kubur sehingga menjadikan kita lebih waspada dalam menjalani kehidupan dunia ini agar selamat di Alam Kubur.
 
Alam Kubur Menakutkan
 
Hani’ Radhiyallahu anhu , bekas budak Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu , berkata:
“Kebiasaan Utsman Radhiyallahu anhu jika berhenti di sebuah kuburan, beliau menangis sampai membasahi janggutnya. Lalu beliau Radhiyallahu anhu ditanya, ‘Disebutkan tentang Surga dan Neraka tetapi engkau tidak menangis. Namun engkau menangis dengan sebab ini (melihat kubur), (Mengapa demikian?)’ Beliau berkata: ‘Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: (yang artinya)
‘Kubur adalah persinggahan pertama dari (persinggahan-persinggahan) Akhirat. Bila seseorang selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih mudah darinya. Bila seseorang tidak selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih berat darinya.’ Rasulullah ﷺ juga bersabda:
‘Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’” [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah; dihasankan oleh syaikh al-Albani]
 
Karena fase setelah kubur lebih mudah bagi yang selamat, maka ketika melihat Surga yang disiapkan Allah ﷻ dAlam Kuburnya, seorang Mukmin mengatakan, “Ya Rabb, segerakanlah Kiamat agar aku kembali ke keluarga dan hartaku.”
Sebaliknya, orang-orang kafir, ketika melihat azab pedih yang disiapkan Allah ﷻ baginya, ia berseru: “Ya Rabb, jangan kau datangkan Kiamat.” Karena yang akan datang setelahnya lebih pedih siksanya dan lebih menakutkan.
 
Gelapnya Alam Kubur
 
Hal iniditunjukkan oleh hadis shahih:
 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ – أَوْ شَابًّا – فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا – أَوْ عَنْهُ – فَقَالُوا مَاتَ. قَالَ « أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِى ». قَالَ فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا – أَوْ أَمْرَهُ – فَقَالَ « دُلُّونِى عَلَى قَبْرِهِ ». فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِى عَلَيْهِمْ ».
 
Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa seorang wanita hitam -atau seorang pemuda- biasa menyapu masjid Nabawi pada masa Rasulullah ﷺ . Rasulullah ﷺ tidak mendapatinya sehingga beliau ﷺ menanyakannya. Para sahabat menjawab, ‘Dia telah meninggal’. Beliau ﷺ berkata: ‘Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?’ Abu Hurairah berkata: ‘Seolah-olah mereka meremehkan urusannya’. Beliau ﷺ bersabda: ‘Tunjukkan kuburnya kepadaku’. Lalu mereka menunjukkannya, beliau pun kemudian menyalati wanita itu, lalu bersabda: “Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi para penghuninya. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menyinarinya bagi mereka dengan salatku terhadap mereka.” [HR. Bukhari, Muslim, dll]
 
Himpitan Alam Kubur
 
Setelah mayit diletakkan di dalam Kubur, maka kubur akan menghimpit dan menjepit dirinya. Tidak seorang pun yang dapat selamat dari himpitannya. Beberapa hadis menerangkan bahwa kubur menghimpit Sa’ad bin Muadz Radhiyallahu anhu , padahal kematiannya membuat ‘Arsy bergerak, pintu-pintu langit terbuka, serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya. Dalam Sunan an-Nasa’i diriwayatkan dari Ibn Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
 
هَذَا الَّذِى تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ
 
Inilah yang membuat ‘Arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur), akan tetapi kemudian dibebaskan.” [Dishahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah ; Lihat Misykatul Mashabih 1/49; Silsilah ash-Shahihah, no. 1695]
 
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً وَلَوْ كَانَ أَحَدٌ نَاجِياً مِنْهَا نَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ
 
Sesungguhnya kubur memiliki himpitan, yang bila seseorang selamat darinya, maka (tentu) Saad bin Muadz telah selamat. [HR. Ahmad, no. 25015; 25400; Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ 2/236]
 
Himpitan kubur in akan menimpa semua orang, termasuk anak kecil. Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لَوْ أَفْلَتَ أَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ الْقَبْرِ لَنَجَا هَذَا الصَّبِيُّ
 
Seandainya ada seseorang selamat dari himpitan kubur, maka bocah ini pasti selamat [Mu’jam ath-Thabrani dari Abu Ayyub Radhiyallahu anhu dengan sanad shahih dan riwayat ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami, 5/56]
 
Fitnah (Ujian) Kubur
 
Jika seorang hamba telah diletakkan di dalam Kubur, dua malaikat akan mendatanginya dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Inilah yang dimaksud dengan fitnah (ujian) kubur. Dalam hadis shahih riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat al-Barro bin ‘Azib Radhiyallahu anhu , Rasulullah ﷺ bersabda:
 
فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ:فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ: وَمَا يُدْرِيْكَ ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ: أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِيفَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ (وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ) وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ , قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ , فَيَقُولُ لَهُ: مَنْ أَنْتَ , فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ, فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ, فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي
 
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allah”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allah”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “Hamba-Ku telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari Surga, (dan berilah dia pakaian dari Surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke Surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi Surga. Dan diluaskan baginya di dAlam Kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang saleh”. Maka ruh itu berkata: “Rabbku, tegakkanlah Hari Kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.
 
Pertanyaan ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi ﷺ:
 
وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ, فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ
 
Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari langit berseru, “Hamba-Ku telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari Neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke Neraka.” Maka panas Neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata: “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan Hari Kiamat”. [Lihat Shahihul Jami’ no: 1672]
 
Dari hadis yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pertanyaan dAlam Kubur berlaku untuk umum, baik orang Mukmin maupun kafir.
 
Azab dan Nikmat Kubur
 
Banyak sekali hadis yang menjelaskan keberadaan azab dan nikmat kubur. Hal ini telah disepakati oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Imam Ibnu Abil ‘Izzi rahimahullah , penulis kitab al-Aqidah ath-Thahawiyah, berkata: “Telah mutawatir hadis-hadis dari Rasulullah ﷺ tentang keberadaan azab dan nikmat kubur bagi orang yang berhak mendapatkannya; Demikian juga pertanyaan dua malaikat. Oleh karena itu, wajib meyakini dan mengimani kepastian ini. Dan kita tidak membicarakan bagaimana caranya, karena akal tidak memahami bagaimana caranya, karena keadaan itu tidak dikenal di dunia ini. Syariat tidaklah datang membawa perkara yang mustahil bagi akal, tetapi terkadang membawa perkara yang membingungkan akal. Karena kembalinya ruh ke jasad (di Alam Kubur) tidaklah dengan cara yang diketahui di dunia, namun ruh dikembalikan ke jasad dengan cara yang berlainan dengan yang ada di dunia.” [Kitab Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyah, hlm.450; al-Minhah al-Ilahiyah fii Tahdzib Syarh ath-Thahawiyah, hlm. 238]
 
Kalangan Atheis dan orang-orang Islam yang mengikuti pendapat para filosof mengingkari adanya azab kubur. Mereka beralasan bahwa setelah membongkar kubur, mereka tidak melihat sama sekali apa yang diberitakan oleh nash-nash syariat. Mereka semua tidak mempercayai apa yang di luar jangkauan ilmu mereka. Mereka mengira bahwa penglihatan mereka dapat melihat segala sesuatu dan pendengaran mereka dapat mendengar segala sesuatu, padahal kita saat ini telah mengetahui beberapa rahasia alam yang oleh penglihatan dan pendengaran kita tidak dapat menangkapnya.
 
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah ﷻ akan membenarkan berita-Nya.
 
Di dalam Alquran terdapat isyarat-isyarat yang menunjukkan adanya azab kubur. Antara lain adalah Firman Allah ﷻ tentang Fir’aun dan kaumnya:
 
وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ ﴿٤٥﴾ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
 
 
Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. [QS. al-Mukmin/40: 45-46]
 
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini:
“Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk”, yaitu tenggelam di lautan, kemudian pindah ke Neraka Jahim. “Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang”, sesungguhnya ruh-ruh mereka dihadapkan ke Neraka pada waktu pagi dan petang sampai Hari Kiamat. Jika Hari Kiamat telah terjadi ruh dan jasad mereka berkumpul di Neraka. Oleh karena inilah Allah ﷻ berfirman (yang artinya), “dan pada hari terjadinya Kiamat. (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”, yaitu kepedihannya lebih dahsyat dan siksanya lebih besar. Dan ayat ini merupakan fondasi yang besar dalam pengambilan dalil Ahlus Sunnah terhadap adanya siksaan barzakh di dAlam Kubur, yaitu firman-Nya ‘Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang’. [Tafsir surat al-Mukmin/40: 45-46]
 
Imam al-Qurthubi rahimahullah mengatakan:
“Mayoritas Ulama menyatakan bahwa penampakan nereka itu terjadi di barzakh, dan itu merupakan dalil penetapan adanya siksa kubur”. [Fathul Bari 11/233]
 
Sebab-Sebab Siksa Kubur [Lihat al-Qiyamah Shughra, hlm. 57]
Sebab-sebab yang menjadikan seseorang mendapatkan siksa kubur ada dua bagian, mujmal (global) dan mufash-shal (rinci). Sebabnya secara mujmal (global), yaitu kebodohan terhadap Allah ﷻ , menyia-nyiakan perintah-Nya, dan menerjang larangan-Nya. Sedangkan sebabnya secara mufash-shal (rinci), adalah perkara-perkara yang dijelaskan oleh nash-nash sebagai sebab siksa kubur.
 
Di sini akan kami sebutkan di antara sebab mufash-shal sehingga kita bisa menjauhinya:
 
1. Namimah, yaitu menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain untuk merusak hubungan mereka.
2. Tidak menutupi diri ketika buang hajat.
3. Ghulul, yaitu mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi oleh imam.
4. Dusta.
5. Memahami Alquran namun tidak mengamalkannya.
6. Zina
7. Riba
8. Mayit yang ditangisi keluarganya, jika mayit tersebut tidak melarang sebelumnya.
 
Hal-Hal Yang Menyelamatkan Dari Siksa Kubur
 
Perkara yang akan menyelamatkan seseorang dari azab kubur adalah orang yang mempersiapkan diri sebelum menghadapi kematian yang datang tiba-tiba. Di antara persiapan menghadapi maut adalah segera bertobat, menunaikan kewajiban syariat, memperbanyak amal saleh, memperbaiki akidah, berjihad, berbuat baik pada orang tua, menyambung silaturahim, dan amal-amal saleh lainnya. Dengan amalan tersebut Allah ﷻ memberinya jalan keluar dari tiap kesulitan dan kesusahan.
 
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dengan mengutip hadis Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Abu Hatim dalam shahih-nya:
“Sesungguhnya orang mati dapat mendengar suara langkah kaki orang-orang yang pergi meninggalkannya. Jika ia seorang Mukmin, maka salat berada di dekat kepalanya, puasa berada di sebelah kanannya, zakat disebelah kirinya, perbuatan baik seperti berkata benar, silaturahim, dan perbuatan baik kepada manusia berada di dekat kaki. Ia lalu didatangi (oleh malaikat) dari arah kepalanya, maka salat berkata: ‘Di arahku tidak ada jalan masuk.’ Kemudian ia didatangi dari sebelah kanan, maka puasa berkata: ‘Di arahku tidak ada jalan masuk.’ Kemudian ia didatangi dari sebelah kiri, maka zakat berkata: ‘Di arahku tidak ada jalan masuk.’ Kemudian ia didatangi dari arah kedua kakinya, maka perbuatan baik, seperti berkata benar, silaturahim, dan berbuat baik kepada manusia, berkata: ‘Di arahku tidak ada jalan masuk.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Duduklah.’ Ia pun duduk. Kepadanya ditampakkan bentuk serupa matahari yang hampir terbenam. Ia ditanya, ‘Siapa lelaki ini yang dulu bersama kalian? Apa pendapatmu tentangnya?’ Ia menjawab, ‘Tinggalkan aku, aku ingin salat.’ Mereka menyahut, ‘Sungguh kamu akan melakukannya, tetapi jawablah pertanyaan kami.’ Ia berkata: ‘Apa pertanyaan kalian?’ Mereka menanyakan, ‘Apa pendapatmu tentang lelaki ini yang dulu bersama kalian? Apa persaksianmu terhadapnya?’ Ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa ia adalah utusan Allah, dan dia membawa kebenaran dari Allah.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Dengan dasar keimanan itulah kau telah hidup, dan dengan dasar itu kau telah mati, dan dengan dasar itu pula kau akan dibangkitkan, insya Allah.’ Kemudian dibukakan baginya pintu Surga, lalu dikatakan kepadanya, ‘Ini tempat tinggalmu di Surga dan segala yang telah Allah siapkan untukmu.’ Ia bertambah senang dan gembira. Kemudian dibukakan pintu Neraka, dan dikatakan, ‘Itu adalah tempat tinggalmu dan segala yang telah Allah siapkan untukmu (jika kau mendurhakai-Nya).’ Ia bertambah senang dan gembira. Kemudian kuburnya diluaskan seluas tujuh puluh hasta dan diterangi cahaya, jasadnya dikembalikan seperti semula, dan ruhnya dijadikan di dalam penciptaan yang baik, yaitu burung yang bertengger di pohon Surga.”
 
Memohon Perlindungan Kepada Allah Dari Fitnah Dan Azab Kubur
 
Fitnah (ujian) dan azab kubur adalah masalah besar, sehingga Rasulullah ﷺ memohon perlindungan dari hal itu, baik dalam salat maupun di luar salat. Beliau pun sangat menekankan kepada umatnya untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala fitnah dan azab kubur.
 
 
Orang-Orang Yang Terpelihara Dari Ujian Dan Siksa Kubur
 
Sebagian kaum Mukmin yang melakukan amal-amal besar atau tertimpa musibah besar akan terjaga dari fitnah atau ujian dan azab kubur, Diantara mereka:
 
Pertama: Orang yang mati syahid
an-Nasa’i rahimahullah meriwayatkan dalam Sunan-nya bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah ﷺ , “Ya Rasulullah, mengapa kaum Mukmin diuji dAlam Kubur kecuali yang mati syahid?” Beliau menjawab, “Cukuplah baginya ujian kilatan pedang di atas kepalanya.” [Dishahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah. Lihat Shahihul Jami’ 4/164]
 
Kedua: Seseorang yang gugur ketika bertugas jaga di jalan Allah
Fadhdhalah ibn Ubaid meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ , bahwa beliau bersabda: “Setiap orang yang meninggal amalnya ditutup, kecuali yang meninggal ketika bertugas jaga di jalan Allah. Amalnya terus tumbuh sampai Hari Kiamat dan ia akan aman dari fitnah kubur.” [HR. Tirmidzi dan Abu Dawud; dishahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah. Lihat Misykatul Mashabih 2/355]
 
Ketiga: Seseorang yang meninggal hari Jumat
Dalam hadis Abdullah ibn Amru, Nabi ﷺ bersabda: “Setiap Muslim yang meninggal pada hari Jumat akan dijaga oleh Allah dari fitnah kubur.” [HR. Ahmad dan Tirmidzi; Dinyatakan kuat oleh syaikh al-Albani rahimahullah dalam Ahkamul Janaiz, hlm. 35]
 
Keempat: Seseorang yang meninggal karena sakit perut
Abdullah bin Yasar Radhiyallahu anhu berkata: “Aku pernah duduk bersama Sulaiman bin Shard dan Khalid ibn ‘Urafthah. Mereka menceritakan bahwa ada seorang lelaki yang meninggal karena sakit perut. Keduanya ingin menyaksikan jenazahnya. Salah satunya mengatakan kepada yang lain, ‘Bukankah Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Orang yang meninggal karena sakit perut tidak akan diazab di dAlam Kubur.’ Yang satunya menjawab, ‘Engkau benar.’ [HR. an-Nasa’i dan Tirmidzi; dishahihkan oleh syaikh al-Albani rahimahullah]
 
 
(Sumber: al-Qiyamah Shugra, hlm. 41-72, karya Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar, dengan beberapa tambahan dari rujukan yang lain)
 
 
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XV/1433H/2012M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
 
 
Penulis: Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: http://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabatPinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat