بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

PERINGATAN: LARANGAN GHULUW DAN BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MEMUJI NABI ﷺ

Nabi ﷺ memberikan larangan keras kepada kita semua umat Islam, jangan meniru dan menyerupai akidah dan keyakinan orang-orang Nasrani, di mana mereka telah bersikap ekstrim, bersikap ghuluw atau berlebihan di dalam menyanjung dan memuji Nabi Isa bin Maryam.

Abdullah bin asy-Syikhkhir radhiyallahu anhu berkata, “Ketika aku pergi bersama delegasi Bani ‘Amir untuk menemui Rasulullah ﷺ, kami berkata kepada beliau: “Engkau adalah sayyid (penguasa) kami!”

Spontan Nabi ﷺ menjawab:

اَلسَّيِّدُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى.

“Sayyid (penguasa) kita adalah Allah Tabaaraka wa Ta’aala!”

Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, “Sebagian orang berkata kepada beliau: ‘Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik di antara kami dan putra orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid kami dan putra sayyid kami!’

Maka seketika itu juga Nabi ﷺ bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُوْلُوْا بِقَوْلِكُمْ وَلاَ يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ، أَنَا مُحَمَّدٌ، عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ، مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُوْنِيْ فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِيْ أَنْزَلَنِيَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ.

“Wahai manusia, ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan! Jangan kalian terbujuk oleh setan. Aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat (menyanjung)ku di atas (melebihi) kedudukan yang telah Allah berikan kepadaku.” [HR. Ahmad (III/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (no. 2675). Sanadnya Sahih dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu]

Beliau ﷺ membenci jika orang-orang memujinya dengan berbagai ungkapan seperti:
• Engkau adalah sayyidku,
• Engkau adalah orang yang terbaik di antara kami,
• Engkau adalah orang yang paling utama di antara kami,
• Engkau adalah orang yang paling agung di antara kami,

Padahal sesungguhnya beliau ﷺ adalah makhluk yang paling utama dan paling mulia secara mutlak. Meskipun demikian, beliau ﷺ melarang mereka, agar menjauhkan mereka dari sikap melampaui batas dan berlebih-lebihan dalam menyanjung hak beliau ﷺ, juga untuk menjaga kemurnian tauhid.

Selanjutnya beliau ﷺ mengarahkan mereka agar menyifati beliau dengan dua sifat yang merupakan derajat paling tinggi bagi hamba, yang di dalamnya tidak ada ghuluw serta tidak membahayakan akidah. Dua sifat itu adalah: ‘Abdullaah wa Rasuuluh (hamba dan utusan Allah).

Beliau ﷺ tidak suka disanjung melebihi dari apa yang Allah ﷻ berikan dan Allah ridai. Tetapi banyak manusia yang melanggar larangan Nabi ﷺ tersebut, sehingga mereka:
• Berdoa kepadanya,
• Meminta pertolongan kepadanya,
• Bersumpah dengan namanya, serta
• Meminta kepadanya sesuatu yang tidak boleh diminta, kecuali kepada Allah.

Hal itu sebagaimana yang mereka lakukan ketika peringatan Maulid Nabi ﷺ, dalam kasidah atau anasyid, di mana mereka tidak membedakan antara hak Allah ﷻ dengan hak Rasulullah ﷺ.

 

Dinukil dari: https://almanhaj.or.id/10174-larangan-ghuluw-dan-berlebih-lebihan-dalam-memuji-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp:
+61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

PERINGATAN: LARANGAN GHULUW DAN BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MEMUJI NABI