بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DoaZikir
#SholawatNabi
PERBANYAKLAH MENGINGAT DAN MENYEBUT NABI SHALLALLAHU ALAIHI WA SALAM

  • Di Antara Bukti dan Tanda Cinta Kepada Nabi ﷺ

Karena orang yang mencintai sesuatu, tentu akan banyak mengingat dan menyebutnya. Ini menjadi sebab tumbuh dan bersinambungnya kecintaan. Yang dimaksud banyak mengingat dan menyebut beliau ﷺ, tentunya dalam hal yang disyariatkan. Di antaranya adalah menyampaikan shalawat dan salam kepada beliau ﷺ, untuk mengamalkan firman Allah:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi, dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” [Faathir : 56].
Juga hadis Nabi ﷺ yang berbunyi :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا اللَّهَ جَاءَتْ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ قَالَ أُبَيٌّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي فَقَالَ مَا شِئْتَ قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ النِّصْفَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ

Rasulullah ﷺ, dulu, bila berlalu dua pertiga malam, beliau bangun dan berkata: “Wahai, sekalian manusia! Berzikirlah kepada Allah, berzikirlah kepada Allah. Pasti datang tiupan Sangkakala pertama yang diikuti dengan yang kedua. Datang kematian dengan kengeriannya, datang kematian dengan kengeriannya”.
Ubai berkata: Aku bertanya: ”Wahai, Rasulullah! Aku memerbanyak shalawat untukmu. Berapa banyak aku bershalawat untukmu?”
Beliau ﷺ menjawab: ”Sesukamu.” Lalu Ubai berkata lagi:  Aku berkata: ”Seperempat.”
Beliau ﷺ berkata: ”Terserah. Tetapi jika engkau tambah, maka itu lebih baik.” Aku berkata: ”Setengahnya.”
Beliau ﷺ menjawab lagi: “Terserah, tetapi jika engkau tambah, maka itu lebih baik bagimu.” Maka aku berkata lagi: “Kalau begitu, dua pertiga”.
Beliau ﷺ menjawab: ”Terserah. Jika engkau kamu tambah, maka itu lebih baik bagimu.” Lalu aku berkata: ”Aku jadikan seluruh (doaku) adalah shalawat untukmu,” Maka Rasulullah ﷺ menjawab: “Jika begitu (shalawat) itu mencukupkan keinginanmu (dunia dan Akhirat) dan Allah akan mengampuni dosamu”. [HR at Tirmidzi, kitab Sifat al Qiyamah, no. 2457 dan Syaikh al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah (no. 954) menyatakan sanadnya Hasan, karena perbedaan ulama yang terkenal tentang Ibnu Uqail]
Ibnul Qayyim menyatakan: Syaikh kami Abul Abas Ibnu Taimiyah ditanya tentang tafsir hadis ini, beliau mengatakan, waktu itu Ubai memiliki doa yang digunakan untuk dirinya sendiri. Lalu Nabi ﷺ bertanya: Apakah ia menjadikan seperempat doanya juga untuk bershalawat kepada beliau ﷺ? Lalu beliau ﷺ berkata lagi: “… Jika engkau tambah, maka itu lebih baik bagimu.” Dia menjawab: “Setengahnya”. Lalu beliau ﷺ berkata: “… Jika engkau tambah, maka itu lebih baik bagimu.” Sampai kemudian Ubai menyatakan: “Aku jadikan seluruh (doaku) adalah shalawat untukmu”. Lalu Rasulullah ﷺ menjawab: “Jika begitu (shalawat) itu mencukupkan keinginanmu (dunia dan Akhirat) dan Allah akan mengampuni dosamu”. Demikian ini, karena orang yang bershalawat satu kali untuk Nabi ﷺ, ia akan mendapatkan shalawat dari Allah sepuluh kali. Dan barang siapa yang mendapat shalawat Allah, maka tentu akan dapat mencukupi semua keinginannya, dan diampuni dosa-dosanya. Inilah pengertian ucapan beliau ﷺ. [Jala’ al Afhaam fi Fadhli ash Shalat wa as Salam ‘ala Khairil Anam, Ibnul Qayyim, tahqiq Zaid bin Ahmad an Nasyiri, Cet. Pertama, Th. 1425H, Dar ‘Alam al Fawaaid, hlm. 76]
 
Sumber: https://almanhaj.or.id/2670-bukti-dan-tanda-cinta-nabi-shallallahu-alaihi-wa-salam.html