بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
PENOMORAN HADIS (TARQIMUL AHADIS)
 
Perlu diketahui, bahwa umumnya para ulama terdahulu menulis kitab-kitab hadis tidak diberi nomor. Namun nomor diberikan oleh para ulama-ulama setelahnya.
 
Oleh karena itu, untuk suatu hadis yang sama, bisa jadi kita temukan nomornya berbeda antara satu tulisan dengan tulisan yang lain yang menukil hadis tersebut.
 
Jadi masing-masing kitab hadis biasanya memiliki beberapa metode penomoran.
 
Contoh untuk kitab Sahih Al Bukhari, minimalnya ada tiga metode penomoran yang masyhur:
• Metode penomoran Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari
• Metode penomoran Syaikh Musthafa Bugha
• Metode penomoran Al ‘Alamiyyah (yang dipakai aplikasi Lidwa)
 
Untuk kitab Sahih Muslim, minimalnya ada dua metode penomoran:
* Metode penomoran Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi
* Metode penomoran Al ‘Alamiyyah
 
Untuk kitab Sunan At Tirmidzi, minimalnya ada dua metode penomoran:
* Metode penomoran Syaikh Ahmad Syakir
* Metode penomoran Al ‘Alamiyyah
 
Jadi kalau menemukan nomor hadis yang berbeda untuk hadis yang sama, jangan buru-buru mengklaim penulisnya dusta ya. Cek dulu lebih teliti.
 
Wallahu a’lam.
 
@fawaid_kangaswad

 

 

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat