بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

PENGINGKARAN TERHADAP KEBERADAAN JIN (SERIAL 2 ALAM JIN)
 
Sebagian orang ada yang mengingkari keberadaan jin dengan berbagai alasan yang mengada-ada. Bahkan sebagian orang Musyrik menyatakan, bahwa yang dimaksud jin adalah arwah-arwah bintang. [Majmu’ Al Fatawa, 24: 280]
 
Sedangkan golongan Falasifah (Ahli Filsafat) berpendapat, bahwa jin hanyalah keinginan jelek di hati manusia, sedangkan malaikat adalah keinginan baik. [Majmu’ Al Fatawa, 4: 346]
 
Ada pula peneliti kontemporer yang menganggap, bahwa jin hanyalah mikroba yang sudah ditemukan dalam penelitian mutakhir. Dan juga ada pendapat dari DR. Muhammad Al Bahi yang menyatakan, bahwa jin itu sama dengan malaikat, keduanya dianggap berada dalam satu alam.
 
Tidak Tahu Tidak Bisa Menjadi Dalil Akan Tidak Adanya Sesuatu
 
Para pengingkar jin ini asalnya beralasan dengan ketidaktahuan mereka akan wujud jin. Padahal tidak adanya ilmu, tidak bisa menjadi dalil akan tidak adanya sesuatu. Allah ﷻ katakan terhadap orang-orang semacam ini:
 
بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ
 
“Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna.” [QS. Yunus: 39]
 
Begitu pula manusia sebenarnya hanya diberikan ilmu yang sedikit. Allah ﷻ berfirman:
 
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
 
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: ‘Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’.” [QS. Al Isra’: 85]
 
Jadi kita tidak boleh seenaknya menentukan sesuatu itu ada atau tidak, dan bagaimana gambarannya terkhusus untuk masalah alam gaib, yang kita tidak tahu.
 
Dalil yang Menunjukkan Adanya Jin
 
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
“Tidak ada satu pun yang mengingkari keberadaan jin dari kaum Muslimin. Tidak ada yang mengingkari pula, bahwa Muhammad ﷺ diutus pada kalangan jin. Dan mayoritas orang kafir pun menetapkan adanya jin. Adapun orang Yahudi dan Nasrani, mereka mengakui adanya jin sebagaimana kaum Muslimin. Jika ada dari kalangan Ahli Kitab tersebut yang mengingkari keberadaan jin, maka sama halnya dengan sebagian kaum Muslimin seperti Jahmiyah dan Muktazilah. Akan tetapi mayoritas kaum Muslimin mengakui adanya jin.
 
Pengakuan seperti ini dikarenakan keberadaan jin itu secara mutawatir dari berita yang datang dari para nabi. Bahkan keyakinan terhadap jin sudah ma’lum bidh dhoruroh, yaitu tidak mungkin seseorang tidak mengetahui perkara tersebut [1].” [Majmu Al Fatawa, 19: 10]
 
Di tempat lain, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
“Seluruh kelompok kaum Muslimin mengakui keberadaan jin, sebagaimana pula mayoritas kaum kafir dan sebagian besar Ahli Kitab. Begitu pula kebanyakan orang Musyrik Arab dan selain mereka dari keturunan Al Hadzil, Al Hind dan selain mereka, yang merupakan keturunan Haam. Begitu pula mayoritas penduduk Kan’an dan Yunan, yang merupakan keturunan Yafits. Jadi mayoritas manusia mengakui adanya jin.” [Majmu Al Fatawa, 19: 13]
 
Beberapa dalil pendukung dari Alquran:
 
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا
 
“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu, bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Alquran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan.” [QS. Al Jin: 1]
 
Begitu pula dalam ayat dalam surat yang sama:
 
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
 
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin. Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [QS. Al Jin: 6]
 
Juga dalam ayat dalam surat lainnya:
 
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآَنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ
 
“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alquran. Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya), lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” [QS. Al Ahqaf: 29]
 
Dan masih banyak dalil lainnya dalam Alquran yang menyebutkan keberadaan jin. Di samping itu banyak pula yang menyaksikan dan mendengar keberadaan jin. Namun yang menyaksikan tidak tahu kalau itu jin. Mereka mengklaim itu adalah arwah atau makhluk gaib. Sebagai bukti pula bahwa Rasulullah ﷺ pernah berbicara dengan kalangan jin, mengajari mereka, dan membacakan Alquran untuk mereka.
 
Adapun yang menyatakan bahwa jin itu satu alam dengan malaikat, maka itu keliru. Karena alam kedua golongan tersebut berbeda. Malaikat tidak makan dan tidak minum, serta tidak durhaka pada perintah Allah, dan hanya melakukan yang diperintahkan. Sedangkan jin itu ada yang pendusta. Jin pun makan dan minum, dan durhaka pada perintah Allah.
 
Referensi:
 
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. DR. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
 
 
[1] Al ma’lum minad diin bid dhoruroh bisa berarti:
 
1- Mujma’ ‘alaih (sesuatu yang disepakati), contoh wajibnya salat lima waktu
 
2- Laa yasa’u ahadan jahluhu, tidak mungkin seseorang tidak mengetahui perkara tersebut
 
3-Ushul wa qowa’id al Islam, pokok dan landasan agama seperti Rukun Islam yang lima
 
(Penjelasan Syaikh ‘Ali bin ‘Abdul ‘Aziz Asy Syibl dalam kajian Al Qowa’idul Arba’)
 
 
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
PENGINGKARAN TERHADAP KEBERADAAN JIN