بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
ORANG MUNAFIK SHALAT DALAM KEADAAN MALAS DAN RIYA
 
Sifat malas orang munafik itulah sifat yang nampak sebagaimana disebutkan dalam ayat:
 
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى
 
“Dan mereka tidaklah mengerjakan shalat, melainkan dalam keadaan malas” [QS. At Taubah: 54]
 
Yang dimaksud mereka riya’ dengan shalatnya adalah mereka tidak ikhlas dalam bermunajat pada Allah. Mereka pura-pura baik saja di hadapan manusia. Oleh karenanya, orang munafik secara umum tidak terlihat pada shalat Isya dan shalat Subuh, di mana keadaan kedua shalat tersebut masih gelap.
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
 
“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” [HR. Al-Bukhari no. 141 dan Muslim no. 651]
 
Disebutkan dalam hadis yang dhaif, namun maknanya benar:
“Siapa yang memperbagus shalat ketika dilihat oleh orang, namun shalatnya rusak ketika tidak ada orang yang memperhatikan, maka itu termasuk menghinakan, yaitu ia termasuk merendahkan Allah dengan shalatnya.” [Dikeluarkan oleh Abu Ya’la dengan sanad dan matannya. Namun sanadnya dhaif karena adanya Ibrahim bin Muslim Al Hijriy. Lihat ta’liq Abu Ishaq Al Huwaini dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 243]
 
Ibnu Hajar mengatakan, bahwa semua shalat itu berat bagi orang munafik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
 
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى
 
“Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas.” [QS. At Taubah: 54]. Akan tetapi, shalat Isya dan shalat Subuh lebih berat bagi orang munafik, karena rasa malas yang menyebabkan enggan melakukannya. Karena shalat ‘Isya adalah waktu di mana orang-orang bersitirahat, sedangkan waktu Subuh adalah waktu nikmatnya tidur. [Fathul Bari, 2: 141]
 
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:
“Orang munafik itu shalat dalam keadaan riya dan sumah (ingin dilihat dan didengar orang lain). Di masa silam shalat Subuh dan shalat ‘Isya’ tersebut dilakukan dalam keadaan gelap, sehingga mereka, orang-orang munafik tidak menghadirinya. Mereka enggan menghadiri kedua shalat tersebut. Namun untuk shalat lainnya, yaitu shalat Zuhur, Ashar dan Maghrib, mereka tetap hadir, karena jamaah yang lain melihat mereka. Dan mereka kala itu cari muka dengan amalan shalat mereka tersebut. Mereka hanyalah sedikit berzikir kepada Allah. Di masa silam belum ada lampu listrik seperti saat ini. Sehingga menghadiri dua shalat itu terasa berat, karena mereka tidak bisa memamerkan amalan mereka. Alasan lainnya karena shalat Isya itu waktu istirahat, sedangkan shalat Subuh waktu lelapnya tidur.” [Syarh Riyadhis Sholihin, 5: 82]
 
 
 
#orangmunafik, #munafiqun #orangmunafik, #shalat, #sholat, #solat, #salat, #dalamkeadaanmalas danriya, #sumah, #riya, #walaupundenganmerangkak, #keutamaan, #fadhilah, #bakarrumah