بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

NASIHAT UNTUK ANAKKU

 

Luqman menasihati anaknya:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memersekutukan Allah. Sesungguhnya memersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’” [QS. Luqman: 13]

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:

ارتحلت الدنيا مدبرة، وارتحلت الآخرة مقبلة، ولكل منهما بنون، فكونوا من أبناء الآخرة
ولا تكونوا من أبناء الدنيا، فإن اليوم عمل ولا حساب، وغدا حساب ولا عمل.

“Sesungguhnya dunia ini akan ditinggalkan dan Akhirat akan datang, serta masing-masing dari keduanya memiliki anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak Akhirat, dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia. Karena sesungguhnya pada saat sekarang (di kehidupan dunia ini) hanya ada amalan dan tidak ada hisab. Sedangkan hari esok (di kehidupan Akhirat), yang ada hanyalah hisab dan tidak ada lagi amalan.” [Lihat Shahih al-Bukhari no. 6417]

Abaan bin ath-Thufail berkata, aku telah mendengar Ali berkata kepada al-Hasan:
“Jadilah engkau di dunia dengan tubuhmu, dan di Akhirat dengan hatimu.” [Lihat Hilyatul Auliyaa’ no. 1430]

Imam Wahb bin Munabbih berkata, seorang hamba yang ahli ibadah berpesan kepada putranya:

يا بُني … لا تكن ممن يرجو الآخرة بغير عمل ويؤخر التوبة بطول الأمل

“Wahai anakku, janganlah engkau menjadi orang-orang yang mengharapkan Akhirat tanpa beramal, dan menunda-nunda tobat karena panjangnya angan-angan.” [At-Taubah libni Abid Dunya]

Fudhail bin ‘Iyadh telah berkata kepada anak-anak:
“Setiap kali engkau menganggap kecil satu dosa, maka dia akan menjadi besar di sisi Allah. Sebaliknya, setiap kali engkau menganggap besar satu dosa, maka dia pun akan menjadi kecil di sisi Allah.” [Lihat Dzammul Hawa hal 184 oleh Ibnul Jauzi]

Abdullah Ibn Ahmad Ibn Hambal rahimahumallah suatu hari meminta nasihat ke Abahnya mengatakan: “Berikan aku nasihat Wahai Abiku.”

Beliau berkata:

“يا بني انو الخير فإنك لا تزال بخير ما نويت الخير”.

Anakku, tetaplah meniatkan kebaikan. Kamu akan senantiasa dalam kebaikan, selama engkau berniat baik.”

Imam Ibnu Muflih mengomentari wasiat di atas berkata:

وهذه وصية عظيمة سهلة على المسئول سهلة الفهم والامتثال على السائل، وفاعلها ثوابه دائم مستمر.

“Ini wasiat yang agung, mudah bagi yang ditanya. Mudah difahami dan diamalkan buat penanya, dan pahala langgeng bagi yang mengamalkannya.” [Al-Adaabus Syar’iyyah 1/104]

Dari Malik dia berkata, “Fulanah putri Amir bin Abdi Qais telah berkata kepadanya:
“Aku melihat orang-orang tidur, sementara aku tidak melihatmu tidur.”
Amir (ayahnya) menjawab: “Wahai putriku, sungguh Neraka Jahannam tidak membiarkan ayahmu untuk tidur.” [Az-Zuhd no. 1230 oleh Imam Ahmad]

Dzarr telah berkata kepada ayahnya, Umar bin Dzarr: “Mengapa orang-orang berbicara, sementara tidak seorang pun dari (pendengarnya) yang menangis? Tetapi jika engkau yang berbicara, maka di sana-sini terdengar isak tangis.”

Umar bin Dzarr (ayahnya) menjawab: “Wahai anakku, tidak sama orang yang menangis karena mendapatkan bayaran, seperti orang yang menangis karena kematian anaknya (maksudnya benar-benar dari lubuk hati).” [Az-Zuhd no. 2078 oleh Imam Ahmad]

Aktsam bin Shaify pernah menasihati putranya:

“يا بني، من لم يأس على ما فاته وزع بدنه، ومن قنع بما هو فيه قرت عينه”

“Duhai anakku, barang siapa yang tidak menyesali sesuatu yang gagal ia dapatkan, maka akan lega raganya.
Dan siapa saja yang merasa cukup dengan apa yang ia miliki, niscaya akan sejuk pandangannya.” [Raudhatul ‘Uqala’ wa Nuzhatul Fudhala’ hal. 136]

Orang tua tidak mungkin memiliki pengaruh yang kuat ketika akan menasihati anaknya, kecuali jika niatnya ikhlas, hatinya lembut, jiwanya khusyuk, dan hatinya bergetar, yang disebabkan oleh rasa takutnya kepada Allah.

 

Sumber: @najmiumar_official dan sumber-sumber lainnya

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat