بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
NABEEZ KURMA MINUMAN KEGEMARAN NABI
>> Namun demikian, TIDAK BOLEH kita katakan hukumnya Sunnah dan berpahala, serta dinisbatkan menjadi “Minuman ala Rasulullah ﷺ”
 
Jauh sebelum manusia menemukan beragam minuman multivitamin penjaga stamina tubuh, berabad silam Rasulullah ﷺ telah memberikan teladan sempurna perihal minum. Nabi ﷺ sangat menyukai minuman yang dingin dan manis. Aisyah radhiyallahu anha menuturkan:
 
. كَانَ أَحَبُّ الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُلْوَ الْبَارِدَ
 
Minuman yang paling disukai Rasulullah ialah yang dingin dan manis. [HR Ahmad 6/38 dan 40, At Tirmidzi dalam Al Jami’ (1896) dan dalam Asy Syamail 1/302 dengan sanad Sahih. Disahihkan oleh Al Hakim 1/337 dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
 
Ada beberapa pendapat mengenai “dingin dan manis”. Salah satunya adalah air dengan campuran madu, rendaman kismis ataupun kurma. Biasanya diendapkan dan disimpan semalaman, terutama di bagian atas rumah sehingga akan dingin dan segar.
 
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan beberapa kemungkinan maksud “dingin dan manis”:
 
1. Bersumber dari mata air segar dan sumur yang manis.
2. Rendaman air campuran madu, kurma dan kismis (beliau menguatkan pendapat ini)
 
Beliau berkata:
 
وهذا يحتمل أن يريد به الماء العذب كمياه العيون والآبار الحلوة ، فإنه كان يستعذب له الماء
ويحتمل أن يريد به الماء الممزوج بالعسل أو الذي نقع فيه التمر أو الزبيب وقد يقال – وهو الأظهر
 
“Kemungkinan maksudnya adalah air yang segar, seperti mata air dan sumur yang manis. Air ini memang segar. Bisa juga maksudnya adalah rendaman air campuran madu, kurma dan kismis. Pendapat ini lebih kuat.” [Zaadul Ma’ad 4/205]
 
Apakah Minum Nabeez (Rendaman Kurma) adalah Sunnah Taabbud?
 
Para ulama menjelaskan, bahwa hukum minum Nabeez (rendaman kurma) adalah mubah, dan BUKANLAH Sunnah Taabbud. Dalam artian, apabila kita sengaja ingin minum Nabeez untuk mendapatkan pahala, dan yakin ini Sunnah Nabi ﷺ yang dianjurkan, maka ini TIDAK tepat.
 
Dasar-Dasar Pendalilan
 
Dalam pelajaran Ushul Fikih, tidak semua perbuatan Nabi ﷺ yang Sunnah dalam rangka untuk beribadah, mendapatkan pahala (disebut juga dengan Sunnah Taabbud). Tetapi ada juga perbuatan beliau ﷺ yang merupakan ‘urf/adat, atau perangai beliau sebagai seorang manusia. Dan beliau ﷺ melakukannya untuk menunjukkan kebolehannya/mubah (disebut dengan Sunnah Jibillah).
 
Hadis yang menunjukkan Nabi ﷺ minum Nabeez, karena memang saat itu minuman favorit, dan agar menepis anggapan hukumnya haram membuat Nabeez. Karena setelah beberapa hari, Nabeez akan menjadi khamer (sebelum menjadi khamer, inilah yang diperbolehkan).
 
Nabeez merupakan minuman bergizi dan bermanfaat. Hanya saja hukum meminumnya BUKANLAH Sunnah dan berpahala. Akan tetapi kita bisa mendapatkan pahala, apabila kita karena rasa cinta kepada Nabi ﷺ yang minum Nabeez, kita pun minum Nabeez juga (pahalanya karena cinta kepada idolanya)
 
Penjelasan Terkait Bolehnya Minum Nabeez
 
Imam Muslim membuat Bab dalam kitab Sahihnya dengan judul BOLEHNYA Nabeez:
 
باب: إباحة النبيذ الذي لم يشتد ولم يصر مسكرا.
 
“Bab: BOLEHNYA Nabeez yang tidak tidak ‘mengeras’ dan tidak menjadi khamer.”
 
Nawawi menjelaskan BOLEHNYA Nabeez dari beberapa hadis yang ada di Sahih Muslim. Beliau berkata:
 
في هذه الأحاديث دلالة على جواز الانتباذ ، وجواز شرب النبيذ ما دام حلوا لم يتغير ولم يغل ، وهذا جائز بإجماع الأمة
 
“Hadis-hadis ini menunjukkan BOLEHNYA ‘Intibadz’ (proses merendam kurma dan sejenisnya), dan bolehnya Nabeez, selama manis rasanya, dan tidak berubah menjadi khamer. Ini BOLEH dengan Ijmak umat.” [Syarh an-Nawawi ala Sahih Muslim, Kitab Asyribah hal. 147]
 
Demikian juga Ibnu Rusydi menegaskan Ijmak ulama BOLEHNYA Nabeez, beliau berkata:
 
فإنهم أجمعوا على جواز الانتباذ في الأسقية
 
“Para ulama bersepakat BOLEHNYA ‘Intibadz’ (merendam kurma dan sejenisnya) pada minuman.” [Bidayatul Mujtahid hal 432]
 
Nabeez Tidak Hanya Rendaman Kurma
 
Perlu diketahui, bahwa Nabeez bukan hanya dengan rendaman kurma, tetapi bisa juga dengan kismis atau semisalnya. Sebagaimana hadis berikut:
 
َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْبَذُ لَهُ الزَّبِيبُ فِي السِّقَاءِ فَيَشْرَبُهُ يَوْمَهُ وَالْغَدَ وَبَعْدَ الْغَدِ فَإِذَا كَانَ مَسَاءُ الثَّالِثَةِ شَرِبَهُ وَسَقَاهُ فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ أَهَرَاقَهُ
 
Dari Ibnu Abbas radhialahu ‘anhu, ia berkata, ”Rasulullah ﷺ pernah dibuatkan rendaman kismis dalam satu bejana, kemudian beliau minum rendaman tersebut pada hari itu. Juga esok harinya, dan keesokannya harinya. Pada sore hari ketiga, beliau ﷺ memberi minuman tersebut kepada yang lain. Jika masih ada yang tersisa, beliau pun menuangnya.” [HR. Muslim]
 
Air dingin yang telah diinapkan semalam (Intibadz) memiliki kelembaban yang mampu menetralisir panas tubuh, sekaligus menjaga kelembabannya, serta mengganti sebagian zat yang telah terurai dari tubuh. Karena itulah Rasulullah ﷺ amat menggemarinya, sebagaimana tercantum dalam riwayat Bukhari berikut ini:
 
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِاللَّهِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَىرَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ وَمَعَهُ صَاحِبٌ لَهُ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ كَانَ عِنْدَكَ مَاءٌ بَاتَ هَذِهِ اللَّيْلَةَ فِي شَنَّةٍ وَإِلَّا كَرَعْنَا
 
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi ﷺ masuk ke rumah salah seorang laki-laki Anshar bersama seorang sahabatnya, seraya berkata kepadanya,”Adakah engkau mempunyai air yang telah diinapkan dalam bejana kulit? Jika tidak, kami akan minum langsung dari mulut kami” [HR. Bukhari]
 
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan, bahwa bentuk minuman seperti ini bisa lebih menjaga kesehatan karena segarnya, dan membuat tubuh menjadi “fresh.” Beliau berkata:
 
والمقصود : أنه إذا كان باردا وخالطه ما يحليه كالعسل أو الزبيب أو التمر أو السكر كان من أنفع ما يدخل البدن وحفظ عليه صحته
 
“Maksudnya adalah air dingin campuran dengan yang bisa membuatnya manis, seperti madu, kismis, kurma, atau gula. Ini lebih bermanfaat bagi tubuh, dan bisa menjaga kesehatan.” [Zaadul Ma’aad 4/205]
 
Ibnul Qayyim rahimahullah mengungkapkan dalam kitab Zaaduul Ma’ad, jika dua sifat dingin dan manis terhimpun dalam satu minuman, akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi tubuh:
• Membantu proses pencernaan dan penyaluran saripati makanan dengan sempurna,
• Mencairkan dahak,
• Mencuci dan membasmi bibit penyakit di lambung,
• Menetralisir sisa-sisa makanan, serta
• Menstabilkan kehangatan lambung.
• Di samping itu juga sangat bermanfaat bagi hati, ginjal dan kandung kemih.
 
Lebih jauh lagi beliau menjelaskan, air dingin yang telah diinapkan memiliki kelembaban yang mampu menetralisir panas tubuh, sekaligus menjaga kelembabannya, serta mengganti sebagian zat yang telah terurai dari tubuh.
 
Dari penjelasan di atas, Nabeez adalah minuman sehat dan bermanfaat. Hanya saja TIDAK BOLEH kita katakan hukumnya Sunnah dan berpahala, serta dinisbatkan menjadi “Minuman ala Rasulullah ﷺ”.
 
 
Sumber:
 

Catatan Tambahan:

Cara membuat air Nabeez (infused water kurma):
1️. Ambil beberapa butir kurma
2. Masukkan kedalam air putih dan tutup gelasnya dan biarkan sampai kurang lebih 12 jam. (Buat pada saat menjelang berbuka, lalu minum pada saat sahur)

 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
 
Baca juga:
NABEEZ KURMA MINUMAN KEGEMARAN NABI
NABEEZ KURMA MINUMAN KEGEMARAN NABI