بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
MUSLIMAH MULIA MENJAGA IZZAH DAN IFFAH KARENA ALLAH
 
Izzah adalah kehormatan sebagai seorang Muslimah, sedangkan iffah adalah bagaimana seorang Muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Malu adalah sebagian dari iman, dan malu adalah akhlak Islam. Bahkan Rasulullah ﷺ bersabda:
 
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
 
“Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: ‘Jika engkau tidak malu, perbuatlah sesukamu.” [HR. Bukhari, no. 3483]
 
Namun jangan salah mengartikan kalimat ‘Berbuatlah sesukamu’ menjadi suatu anjuran ataupun perintah. Kalimat tersebut justru menunjukkan istidraj atau celaan bagi pelakunya, karena telah menghilangkan rasa malunya sebagai seorang Muslimah. Apabila melihat pada dalil yang ada di dalam Alquran, hal ini sinkron dengan firman Allah yaitu:
“Perbuatlah apa yang kamu kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS Fushilat : 40]
 
Penting bagi Muslimah untuk memiliki rasa malu, karena dengan malu itulah Muslimah lebih terjaga izzah dan iffahnya. Sungguh, sudah berapa banyak di zaman sekarang yang sudah kehilangan rasa malunya. Berbuat dosa pun justru dipertontonkan, seolah tidak takut lagi akan dosa tersebut. Banyak dari mereka yang berbangga-bangga akan dosa. Misalnya mengumbar aurat kemana-mana. Padahal Allah itu Maha Melihat, tidak ada yang meleset sedikit pun dari pandangan Allah. Setiap perbuatan pasti ada balasannya. Kalau tidak dibalas di dunia, berarti tinggal menunggu saja di Akhirat nanti. Khawatirlah apabila dibalas di Akhirat, karena hukuman di sana jauh lebih pedih daripada di dunia.
 
Kalau kita melihat lagi contoh terbaik dari para shahabiyah di zaman Rasulullah ﷺ, mereka sangat menjaga izzah dan iffahnya. Mereka keluar seperti burung gagak. Artinya mereka berpakaian serba hitam. Mereka tidak berhias/ bertabarruj di luar rumah. Mereka betul-betul tunduk pada perintah Allah.
 
Para Muslimah masa kini kebanyakan sibuk memercantik fisiknya, sehingga lupa memercantik hati, ibadah, dan akhlaknya. Banyak Muslimah yang juga terpengaruh budaya Barat, sehingga mereka tak lagi memerhatikan adab-adab, dan juga syariat Islam yang sudah Allah atur.
 
Muslimah yang telah tergerak hatinya untuk berjilbab, biasanya memang karena sudah diberikan hidayah oleh Allah. Tetapi sebetulnya hidayah sudah sering datang menghampiri, namun kadangkala para Muslimah menggampangkannya dengan alasan ingin memerbaiki hati terlebih dahulu. Padahal, hati dan jilbab adalah dua hal yang berbeda. Jangan menunggu hati baik dulu baru berjilbab. Karena sejatinya, manusia adalah makhluk yang seringkali berbuat salah. Tidak mungkin manusia berbuat baik 100 persen. Pasti ada salahnya, sehingga tidak mungkin kalau menunggu baik dulu. Maka dari itu, berjilbab dulu, lalu berusaha jadi baik.
 
Dengan berjilbab, justru akan membuat Muslimah lebih menjaga dirinya. Ketika melakukan kesalahan dan ingat bahwa dirinya berjilbab, maka jilbab tersebut akan mengingatkan dirinya Kembali, bahwa Ia adalah Muslimah yang harus taat kepada Allah, sehingga ia kembali ke jalan yang benar. Hidayah itu dicari dan dikejar. Hidayah Allah itu pasti datang kepada hamba-hamba-Nya. Hanya saja seringkali hamba-hamba-Nya tidak peka terhadap hidayah Allah tersebut, sehingga melupakannya begitu saja.
 
Seorang Muslimah harus pandai menjaga diri, terutama apabila berhadapan dengan lawan jenis. Hendaknya tidak bermudah-mudahan dalam bergaul dengan lawan jenis. Semua itu dilakukkan semata-mata demi keselamatan Muslimah itu sendiri, dan agar Muslimah tidak merugi.
 
Menjaga izzah dan iffah tidak hanya dilakukan di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Sangat disayangkan, apabila di dunia nyata menjaga izzah dan iffah, tetapi di dunia maya tidak. Foto-foto pribadi yang menampakkan kecantikan masih berseliweran di media sosial, sehingga leluasa dilihat oleh orang banyak. Sesungguhnya, dunia maya juga tak jauh bahaya dari dunia nyata. Justru dunia maya lebih berbahaya lagi, karena adanya kebebasan pengguna media sosial dalam mengakses.
 
Pada dasarnya, apa-apa yang sudah diposting di dunia maya adalah sudah menjadi hak milik public. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam memosting di media sosial. Semoga kita semua bisa sama-sama belajar menjadi Muslimah mulia yang pandai menjaga izzah dan iffahnya, karena Allah subhanahu wa taala. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah ﷻ. Aamiin ya Rabbal Alamin.
 
Penulis: K.A. Zahra (Fiqih Wanita)
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
MUSLIMAH MULIA MENJAGA IZZAH DAN IFFAH KARENA ALLAH