بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#NasihatUlama

MENYIKAPI KEBAKARAN NEGARA YAHUDI

Pertanyaan:

Terkait musibah kebakaran yang dialami Yahudi di tanah Palestina, bagaimanakah sikap seorang Muslim yang benar dalam masalah ini? Karena mayoritas dunia kaum Muslimin bergembira dengan penderitaan Yahudi ini, dikarenakan penderitaan yang telah mereka timpakan kepada kaum Muslimin Palestina selama puluhan tahun. Jazakumullah khairan atas jawaban antum ya Ustadz.

Jawaban:

الحمد لله والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.

أما بعد.

Dalam kitab As-Sunnah karangan Al-Imam Al-Khollal rahimahullah disebutkan:

Suatu ketika al-Imam Ahmad rahimahullah ditanya:

أنفرح بما يصيب أصحاب ابن أبي دؤاد?

وكان من كبار الجهمية في زمن أحمد.

قال: ومن لا يفرح بهذا.

Artinya:

Apakah kita turut berbahagia dengan musibah yang menimpa pengikut Ibnu Abi Daud – dedengkot pembesar kelompok Jahmiyah di zaman Imam Ahmad???

Kata Imam Ahmad:

Siapa yang tidak berbahagia akan hal ini? [Lihat: kitab As-Sunnah no : 1769].

Jika saja Imam Ahmad berbahagia dengan apa yang menimpa kelompok sempalan Jahmiyyah ini, maka tentunya kebahagiaan kita akan lebih besar lagi kepada musibah yang melanda orang-orang yang senatiasa berbuat zalim dan aniaya kepada kaum Muslimin, seperti musibah yang terjadi di negara Yahudi sekarang ini.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi ﷺ bersabda:

ما من ذنب أحرى أن يعجل الله تبارك وتعالى العقوبة لصاحبه في الدنيا مع ما يدخره له في الآخرة من البغي وقطيعة الرحم.

Artinya:

Tidaklah ada dosa yang lebih pantas untuk Allah ta’ala segerakan balasannya kepada pelakunya di dunia sebelum mendapatkan balasan di Akhirat kelak, dibandingkan dosa kezaliman dan pemutusan silaturrahim [HR Ahmad: 5 / 38].

 

Senada dengan apa yang telah kita sebutkan

Asy-syaikh al-Ustaimin rahimahullah, ketika memberikan penjelasan Kitab Zaadul Mustaqni’ berkata:

أما إن نزلت بالكفار نازلة فذلك مما يشكر الله عليه ، وليس مما يدعا برفع

Artinya:

Adapun musibah yang melanda orang-orang kafir, maka ini merupakan perkara yang kita syukuri kepada Allah, dan bukan dengan berdoa agar musibah tersebut diangkat [Lihat Syarhul Mumthi’: 4 / 58].

Demikin pula Syaikh Bin Baz rahimahullah dalam audio fatwa beliau, ketika ditanya:

إذا صار مصيبة إلى الكفار، هل يجوز للمسلم أن يفرح؟

Artinya:

Jika musibah menimpa orang-orang kafir, apakah boleh bagi Muslim untuk bergembira?

Kata Syaikh Bin Baz:

المصيبة التي تنفع المسلمين يفرح بها، إذا كان فيها نفع للمسلمين يفرح بها.

قل بفضل الله وبرحمته فبذلك فليفرحوا.

إذا كان شئ ينفع المسلمين كأن انهزم جيشهم هداهم الله للإسلام ؛ يفرح.

Artinya:

Musibah yang melanda orang kafir dan memberikan kemanfaatan kepada kaum Muslimin, maka kita bergembira dengannya.

Jika musibah tersebut memberikan manfaat kepada kaum Muslimin.

Katakanlah: Dengan keutamaan dan rahmat Allah, dengannya kalian bergembira.

Jika memberikan manfaat kepada kaum Muslimin, seperti melemahnya pasukan kafir tersebut. Semoga Allah memberikan mereka hidayah ke dalam Islam.

Maka ini adalah perkara yang kita berbahagia dengannya.

Wallahu ta’ala a’lam bish-showab.

Semoga bermanfaat.

Reposted by: Al-Ustadz Abdullah Sya’roni hafizhahullah