بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#MutiaraSunnah
#SeriPuasaRamadan

MENGAPA MASIH ADA MAKSIAT DI BULAN RAMADAN, PADAHAL SETAN-SETAN TELAH DIBELENGGU?

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila masuk Ramadan, pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَتُغَلَّقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan puasanya atas kalian, padanya pintu-pintu langit di buka, pintu-pintu Neraka ditutup, setan-setan yang paling durhaka dibelenggu, dan Allah memiliki satu malam padanya yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang terhalangi kebaikannya, maka sungguh ia telah benar-benar terhalangi.” [HR. Ahmad dan An-Nasaai dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 55]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِى مُنَادٍيَا بَاغِىَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِىَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Apabila masuk hari pertama Ramadan, setan-setan dan para jin yang paling durhaka itu dibelenggu, pintu-pintu Neraka ditutup, dan tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Pintu-pintu Surga dibuka, dan tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Dan berserulah seorang penyeru: ‘Wahai Pencari kebaikan, sambutlah. Wahai Pencari kejelekan, berhentilah’. Dan Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari Neraka, yang demikian itu pada setiap malam Ramadan.” [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 759]

Hadis-hadis yang mulia di atas menunjukkan, bahwa Allah ta’ala menolong hamba-hamba-Nya untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya pada waktu Ramadan, dengan mengikat setan-setan. Tapi mengapa masih ada maksiat pada waktu Ramadan?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ فَضَعُفَتْ قُوَّتُهُمْ وَعَمَلُهُمْ بِتَصْفِيدِهِمْ فَلَمْ يَسْتَطِيعُوا أَنْ يَفْعَلُوا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَهُ فِي غَيْرِهِ وَلَمْ يَقُلْ إنَّهُمْ قُتِلُوا وَلَا مَاتُوا بَلْ قَالَ: “صُفِّدَتْ” وَالْمُصَفَّدُ مِنْ الشَّيَاطِينِ قَدْ يُؤْذِي لَكِنَّ هَذَا أَقَلُّ وَأَضْعَفُ مِمَّا يَكُونُ فِي غَيْرِ رَمَضَانَ فَهُوَ بِحَسَبِ كَمَالِ الصَّوْمِ وَنَقْصِهِ فَمَنْ كَانَ صَوْمُهُ كَامِلًا دَفَعَ الشَّيْطَانَ دَفْعًا لَا يَدْفَعُهُ دَفْعُ الصَّوْمِ النَّاقِصِ.

“Dan setan-setan dibelenggu, sehingga membuat kekuatan dan godaan mereka lemah karena belenggu tersebut. Maka mereka tidak mampu melakukan pada waktu Ramadan, seperti yang biasa mereka lakukan di bulan lainnya. Nabi ﷺ tidak mengatakan, bahwa mereka dibunuh, tidak pula mati. Namun beliau ﷺ berkata: ‘Dibelenggu’, sedang setan yang dibelenggu masih mungkin menggoda, akan tetapi lebih sedikit dan lebih lemah daripada selain Ramadan. Namun itu terjadi sesuai dengan sempurna atau tidaknya puasa seseorang. Maka siapa yang puasanya sempurna, niscaya ia mampu melawan setan, melebihi orang yang puasanya tidak sempurna.” [Majmu’ Al-Fatawa, 25/246]

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:

وقال القرطبي بعد أن رجح حمله على ظاهره فإن قيلكيف نرى الشرور والمعاصى واقعة في رمضان كثيرا فلو صفدت الشياطين لم يقع ذلك فالجواب أنها إنما تقل عن الصائمين الصوم الذي حوفظ على شروطه وروعيت ادابه أو المصفد بعض الشياطين وهم المردة لاكلهم كما تقدم في بعض الروايات أو المقصود تقليل الشرور فيه وهذا أمر محسوس فإن وقوع ذلك فيه أقل من غيره اذلا يلزم من تصفيد جميعهم أن لا يقع شر ولا معصية لأن لذلك اسبابا غير الشياطين كالنفوس الخبيثة والعادات القبيحة والشياطين الإنسية.

وقال غيره في تصفيد الشياطين في رمضان إشارة إلى رفع عذر المكلف كأنه يقال له قد كفت الشياطين عنك فلا تعتل بهم في ترك الطاعة ولا فعل المعصية.

“Al-Qurthubi rahimahullah setelah menguatkan pendapat membawa makna hadis ini sesuai lahirnya, beliau berkata: ‘Maka apabila ditanyakan:

Mengapa kita masih melihat banyak kejelekan dan kemaksiatan terjadi pada waktu Ramadan, padahal jika memang setan-setan telah dibelenggu, tentunya hal itu tidak akan terjadi?

Jawaban:

Sesungguhnya kemaksiatan itu hanyalah berkurang dari orang-orang yang berpuasa, apabila puasanya memenuhi syarat-syarat puasa, dan menjaga adab-adabnya.

Atau bisa juga bermakna ,bahwa yang dibelenggu itu hanyalah sebagian setan, yaitu para pembesar setan yang paling durhaka. Bukan seluruhnya, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada sebagian riwayat hadis.

Atau bisa juga maksudnya adalah pengurangan kejelekan-kejelekan pada waktu Ramadan, dan ini sesuatu yang dapat disaksikan, yaitu terjadinya kemaksiatan pada waktu Ramadan lebih sedikit dibanding bulan lainnya.

Karena dibelenggunya seluruh setan pun tidak dapat memastikan kejelekan dan kemaksiatan hilang sama sekali, sebab terjadinya kemaksiatan itu juga karena banyak sebab selain setan, seperti:

  • Jiwa yang jelek,
  • Kebiasaan yang tidak baik,
  • Godaan setan-setan dari golongan manusia.

Dan berkata selain Al-Qurthubi tentang dibelenggunya setan-setan pada waktu Ramadan adalah isyarat, bahwa telah dihilangkannya alasan bagi seorang mukallaf dalam melakukan dosa, seakan dikatakan kepadanya: ‘Setan-setan telah ditahan dari menggodamu, maka jangan lagi kamu menjadikan setan sebagai alasan dalam meninggalkan ketaatan dan melakukan maksiat’.” [Fathul Bari, 4/114-115]

 

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

 

Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

 

Sumber:

https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/622620564554096:0

http://sofyanruray.info/mengapa-masih-ada-maksiat-di-bulan-Ramadan-padahal-setan-setan-telah-dibelenggu/