بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

MENGAPA ALLAH MENYERUPAKAN DUNIA DENGAN AIR?

Pertama

Bahwa air itu tidak diam menetap di suatu tempat.
Demikian pula dunia yang tidak tetap dengan satu kondisi yang sama.
Terkadang kita merasa sedih, terkadang merasa bahagia.
Ada waktu saat merasa kesulitan dan kekurangan.
Namun tak lama kemudian datang kebahagiaan dan kenikmatan.
Ada saatnya sempit dan ada saatnya lapang, semua datang silih berganti.
Tidak ada kesenangan yang terus menerus, dan tidak ada pula kesedihan yang berkesinambungan.

Mengapa?
Karena dunia ini semu.
Bukanlah kehidupan yang hakiki.
Dan sejatinya kehidupan yang hakiki dan abadi adalah negeri Akhirat, yakni Surga Allah taala.

Faidah yang bisa diambil antara lain:

a) Pentingnya senantiasa bersyukur atas segala keadaan dan kondisi.
b) Jangan terpuruk atas kesedihan yang berkepanjangan.
c) Buang kesombongan dan bangga diri.
d) Tidak gelisah dan cemburu ketika orang lain mendapatkan dunia.
e) Tidak menggantungkan hati kepada dunia.

Allah ﷻ berfirman:

(لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ)

“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian.” [QS. Ibrahim: 7]

Dan

(وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ)

“Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan, untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali.” [QS. Al-Anbiya: 35]

Kedua

Bahwa air itu bisa (mengalir) pergi.
Demikian pula dengan dunia yang bersifat fana dan tidak kekal.
Dunia akan pergi meninggalkan kita.
Ia semakin menjauh.
Sedangkan kematian berjalan menghampiri, dan Akhirat semakin dekat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

« مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا »

“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat. Lalu musafir tersebut meninggalkannya.” [HR. Tirmidzi no. 2551]

Faidah yang bisa diambil antara lain:

a) Pentingnya istiqamah dalam ketaatan.
b) Sibukkan diri dengan hal bermanfaat, dan berlomba dalam berbuat kebaikan.
c) Tidak menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tidak berguna.
d) Semangat menambah ilmu (ilmu agama).
e) Menyebarkan ilmu (sesuai dengan kemampuan).
f) Mohon ampun selalu kepada Allah.
g) Memberikan banyak manfaat bagi manusia di sekelilingnya.
h) Mengingat kematian.
i) Semangat mengumpulkan bekal Akhirat.
j) Tidak panjang angan.

Ketiga

Bahwa air itu, jika seseorang yang masuk ke dalamnya, pasti akan basah.
Demikian pula dengan dunia, seseorang tidak akan mampu selamat dari fitnah dan bahayanya.
Dunia ini penuh dengan sendau gurau, melalaikan, dan menenggelamkan manusia dalam fitnah dan kebimbangan.

Allah ﷻ berfirman:

(وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ)

“Dan tidaklah kehidupan dunia, kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir?” [QS. Al-An’am: 32]

Faidah yang bisa diambil antara lain:

a) Pentingnya berpegang teguh dengan ketakwaan, sehingga Allah dan Rasul-Nya ﷺ lebih ia cintai dari apapun di dunia ini.

b) Punya keyakinan dan tujuan yang jelas dan kuat untuk mencapai puncaknya, (yaitu Akhirat). Dan memahami tentang hakikat hidup di dunia fana ini, sehingga tidak mudah terombang-ambing dalam kegalauan, dan mabuk kenikmatan dunia yang semu.

c) Optimis, tidak pesimis dalam menjalani kehidupan. Senantiasa berharap Allah meridai langkah-langkah nya dalam menjalani kehidupan ini.

Keempat

Bahwa air itu, apabila (digunakan) secara proporsional kadarnya, niscaya bermanfaat dan dapat menumbuhkan (tanaman).
Apabila melebihi batas, berpotensi mendatangkan bahaya yang dapat membinasakan.
Demikian pula dengan dunia.
(Jika dimanfaatkan) secukupnya, akan bermanfaat.
Namun apabila mengambil lebih, dapat membahayakan.

Faidah yang bisa diambil di antaranya:

a) Pentingnya memiliki sikap QANAAH (merasa cukup dengan nikmat Allah).

Betapa pentingnya sikap ini dimiliki oleh seorang Mukmin, sampai-sampai Rasulullah ﷺ bersabda:

« قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ »

“ Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rezeki yang cukup, dan qanaah (merasa cukup) dengan rezeki tersebut.” [HR. Ibnu Majah no. 4138, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih]

b) Berhati-hati terhadap penyakit AL-WAHN (Cinta dunia dan takut mati)

Rasulullah ﷺ bersabda:

« بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا »

” Bersegeralah beramal saleh sebelum datang fitnah-fitnah yang banyak. Seseorang di waktu pagi masih beriman, namun di sore hari ia kafir. Atau seseorang di sore harinya ia beriman, dan di pagi hari ia kafir. Dia menjual agamanya dengan secuil kesenangan dunia.” [HR Muslim no. 118]

Semoga faidah sederhana ini membawa banyak manfaat bagi kita semua.

 

Ditulis oleh: Ummu Farah
Dimurojaah oleh: @abinyasalma

Sumber: Al-Wasathiyah Wal-I’tidal

https://bit.ly/alwasathiyah

 

 

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

 

Baca juga:

 

https://almanhaj.or.id/3699-solusi-untuk-mengentaskan-kehinaan-yang-menimpa-umat.html

MENGAPA ALLAH MENYERUPAKAN DUNIA DENGAN AIR?