بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

MENGADU HANYA KEPADA ALLAH, BUKAN KEPADA MAKHLUK

Salah satu pelajaran tauhid yang luar biasa adalah mengajarkan kita agar tidak mudah mengeluh atau curhat kepada manusia.

Mengeluh dan curhat itu hanya kepada Allah ﷻ. Sedangkan kepada manusia, itu lebih ke arah musyawarah dan diskusi mengenai masalah kita, untuk mencari jalan keluar terbaik. Itu pun tidak semua manusia bisa diajak musyawarah dan diskusi, melainkan manusia yang berilmu serta mau membantu kita.

Salah satu contoh mengadu kepada Allah ﷻ adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub ‘alaihis salaam. Beliau berkata dan tertulis dalam Alquran:

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ

“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” [QS. Yusuf: 86]

Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan, bahwa mengeluh kepada makhluk adalah suatu hal yang dibenci. Beliau rahimahullah berkata:

وقد كان السَّلَفُ يكرهون الشَّكوَى إِلَى الخَلقِ. وَالشَّكوَى وَإِن كان فيها رَاحَةٌ إِلا أَنَّـهَا تَدُلُّ عَلَىٰ ضَـعـفٍ وَذُلٍّ. وَالصَّبرُ عنها دَلِيلٌ عَلَى قُـوَّةٍ وَعِزٍّ.

“Para salaf membenci mengeluh kepada makhluk, meski ketika mengeluh tersebut mendatangkan ketenangan. Hal tersebut menunjukkan lemahnya iman dan kerendahan. Bersabar atas musibah menunjukkan kuatnya iman dan kemuliaan seseorang.” [Ats-Tsabaat ‘Inda Al-Mamat, hal. 55]

Mengapa dibenci? Karena mengeluh kepada makhluk seolah-olah menunjukkan seorang hamba “Mengeluhkan perbuatan (takdir) Rabb-nya kepada sesama makhluk.” Jelas semua yang terjadi adalah perbuatan dan takdir Alah ﷻ. Kita harus rida dengan semua takdir Allah ﷻ.

Rasulullah ﷺ bersabda:

فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Barang siapa yang rida (menerimanya), maka Allah akan meridainya. Dan barang siapa yang murka (menerimanya), maka Allah murka kepadanya.” [HR. Tirmidzi]

Hal ini pun dicontohkan oleh Nabi ﷺ. Ketika ada masalah berat, beliau mengadukan kepada Allah ﷻ dengan mendirikan salat.

Sahabat Hudzaifah radhiallahu ‘anhu berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى

“Apabila ada masalah berat, Nabi ﷺ mengerjakan salat.” [HR. Ahmad, lihat Sahih Sunan Abi Dawud]

Orang yang segera kembali kepada Allah ketika ada masalah berat, maka hatinya akan kembali tenang. Sebagaimana firman Allah ﷻ:

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS. ar-Rad: 27-28]

Tidak hanya masalah berat saja baru kita mengadu kepada Allah ﷻ. Akan tetapi apa pun masalahnya, kita meminta kepada Allah ﷻ dan memohon kepada Allah ﷻ. Hal ini menunjukkan kesempurnaan tauhid seorang hamba.

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menjelaskan, hendaknya kita meminta, meskipun masalah remeh sekalipun, seperti tali sandal yang putus. Beliau rahimahullah berkata:

” وفي الحديث دليل على أن الله يحب أن يسأله العباد جميع مصالح دينهم ودنياهم من الطعام والشراب والكسوة وغير ذلك ، كما يسألونه الهداية والمغفرة ، وفي الحديث: ( ليسأل أحدكم ربه حاجته كلها حتى شسع نعله إذا انقطع ) ، وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته ، وفي الإسرائيليات: أن موسى عليه الصلاة والسلام قال: يا رب ! إنه ليعرض لي الحاجة من الدنيا فأستحي أن أسألك . قال: سلني حتى ملح عجينك وعلف حمارك .

“Pada hadis terdapat dalil, bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang meminta kepada-Nya, semua maslahat agama dan dunia, baik berupa makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain, sebagaimana mereka meminta hidayah dan ampunan. Dalam hadis disebutkan: ‘Hendaklah setiap kalian meminta kepada Rabb-nya semua kebutuhan, sampai-sampai ketika tali sandalnya lepas.’” [Jami’ Al-‘Ulum wal Hikam, 2: 48]

Apabila ada masalah kita tidak mengadu kepada makhluk, tetapi kita diskusikan dan cari jalan keluarnya. Allah ﷻ berfirman:

وَ شَاوِرْهُمْ في الأَمْرِ

“Maka bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” [QS. Al-Imran: 159]

Tentu tidak semua manusia bisa kita ajak musyawarah dan diskusi, tetapi orang yang berilmu dan berpengalaman dalam hal ini. Allah ﷻ berfirman:

فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Tanyalah kepada ahlinya (orang yang berilmu), jika kamu tidak mengetahui.” [QS. An-Nahl: 43]

Demikian, semoga bermanfaat.

 

Penyusun: Raehanul Bahraen
Sumber: https://muslim.or.id/60965-mengadu-kepada-allah-bukan-kepada-makhluk.html?

 

══════

 

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat