Puasa Asyura disunnahkan pada tanggal 9, 10 atau 9, 10 dan 11 Muharam.
Mengapa? Faidahnya adalah untuk menyelisihi orang-orang kafir.
Sebab Rasulullah ﷺ mengatakan:
لَئِنْ بَقِيْتُ إلى قابِل لَأصومَنَّ التاسعَ
“Jika aku masih hidup di tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9.” [Muslim 2/798]
Dan juga sabda beliau ﷺ:
عن ابن عباس «خالِفوا اليَهود و صُوْمُوا التَاسِع و العَاشِر»
“Selisihilah orang-orang Yahudi, dan berpuasalah di tanggal 9 dan 10.” [Lihat: as-Sunan al-Ma’tsurah karya As-Syafi’i no 338 dan Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar 1/218]
Kenapa Puasa Asyura menghapus dosa setahun sebelumnya, sedang Puasa Arafah setahun sebelum dan sesudahnya?
Jawabnya:
1. Hari Puasa Arafah jatuh pada bulan haram (Zulhijah), sebelumnya adalah bulan haram (Zulkaidah), dan sesudahnya juga bulan haram (Muharam), sedangkan Puasa Asyura tidak.
2. Puasa Arafah adalah kekhususan syariat Islam, sedang Puasa Asyura juga dilakukan orang-orang Yahudi.” [Bada’iul Fawaid, 5/315)]
Ketika safar, az-Zuhri tetap berpuasa Asyura dan tidak berbuka. Maka dikatakan kepadanya: “Engkau tetap berpuasa Asyura ketika safar, tapi engkau berbuka saat bulan Ramadan!”
Maka dia menjawab:
“Ramadan memiliki hari-hari lain untuk menggantinya, sedang Asyura akan hilang (berlalu).” [Syu’abul Iman 5/335]
Diterjemahkan dari akun: تغريدات_سندي#
Telah dimurajaah oleh:
Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi حفظه الله تعالى