بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 

 

MENCELA PEMIMPIN, CIRI KHAS KELOMPOK KHAWARIJ

 
Sifat yang paling nampak dari Khawarij adalah suka mencela terhadap para Aimatul Huda (para Imam), menganggap mereka sesat, dan menghukum atas mereka sebagai orang-orang yang sudah keluar dari keadilan dan kebenaran. Sifat ini jelas tercermin dalam pendirian Dzul Khuwaishirah terhadap Rasulullah ﷺ dengan perkataanya:
 
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اعْدِلْ
 
“Wahai Rasulullah berlaku adillah”.[ Hadis Riwayat Bukhari VI/617, No. 3610, VIII/97, No. 4351, Muslim II/743-744 No. 1064, Ahmad III/4, 5, 33, 224]
 
Dzul Khuwaishirah telah menganggap dirinya lebih wara’ daripada Rasulullah ﷺ dan menghukumi Rasulullah ﷺ sebagai orang yang curang dan tidak adil dalam pembagian. Sifat yang demikian ini selalu menyertai sepanjang sejarah. Hal itu mempunyai efek yang sangat buruk dalam hukum dan amal sebagai konsekwensinya.
 
Berkata Ibnu Taimiyah tentang Khawarij:
”Inti kesesatan mereka adalah keyakinan mereka berkenan dengan Aimmatul Huda (para imam yang mendapat petunjuk) dan jamaah Muslimin, yaitu bahwa Aimmatul Huda dan jamaah Muslimin semuanya sesat. Pendapat ini kemudian diambil oleh orang-orang yang keluar dari sunnah, seperti Rafidhah dan yang lainnya. Mereka mengatagorikan apa yang mereka pandang kezaliman ke dalam kekufuran”. [Al-Fatawa : XXVIII/497]
 
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata tatkala menjelaskan hadis Dzil Khuwaishirah tersebut di atas:
“Hadis ini merupakan dalil yang sangat mendasar, bahwa berontak pada pemimpin bukan hanya dengan pedang semata, tapi bisa juga dengan perkataan dan ucapan. Perhatikanlah, orang ini (Dzul Huwaishrah), dia tidak mengangkat pedang guna membunuh Nabi ﷺ, tapi dia hanya mengingkarinya (dengan terang-terangan). Apabila dijumpai dalam sebagian kitab ahli sunnah yang menyatakan bahwa berontak itu adalah dengan pedang, maka maksudnya adalah puncak pemberontakan”.[Lihat Fatawa Ulama Al-Akabir hal. 94-96 dan Madarik An Nadhar hal. 272-275 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani]
 
Mencela pemimpin merupakan ciri khas manhaj yang ditempuh oleh kaum Khawarij. Awalnya hanya sekedar mengritik dan membeberkan aib pemimpin di atas mimbar, seminar, koran dan medsos, tetapi kemudian membengkak, hingga tiada lain terminal akhirnya kecuali memberontak pemimpin.
 
Jelas kiranya, metode ini menyelisihi petunjuk Nabi ﷺ dalam mengingkari penguasa, dan merupakan sumber segala fitnah/kerusakan sepanjang sejarah, sebagaimana dikatakan imam Ibnu Qayyim dalam I’lam Muwaqqi’in (3/7).
 
Sebagai bukti bahwa metode seperti itu adalah metode yang diterapkan kaum Khawarij adalah riwayat imam Tirmidzi dan selainnya dari Ziyad bin Kusaib Al-Adawi, katanya:
 
كُنْتُ مَعَ أَبِيْ بَكْرَةَ تَحْتَ مِنْبَرِ أَبِيْ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ رِقَاقٌ, فَقَالَ أَبُوْ بِلاَلٍ: انْظُرُوْا إِلَى أَمِيْرِنَا يَلْبَسُ لِبَاسَ الْفُسَّاقِ, فَقَالَ أَبُوْ بَكْرَةَ : اسْكُتْ! سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ: مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهِ فِيْ الأَرْضِ أَهَانَهُ اللهُ
 
“Saya pernah bersama Abu Bakrah di bawah mimbar Ibnu Amir yang sedang berkhutbah sambil mengenakan pakaian tipis. Abu Bilal berkata: Lihatlah pemimipin kita, dia mengenakan pakaian orang-orang fasiq. Abu Bakrah menegurnya seraya berkata: Diamlah, saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang menghina pemimpin di muka bumi, niscaya Allah akan menghinakannya“” [Lihat Shahih Sunan Tirmdzi: 1812 oleh Al-Albani]
 
Imam Dzahabi berkata: “Abu Bilal namanya adalah Mirdas bin Udiyyah, seorang Khawarij tulen. Karena kejahilannya maka dia menganggap pakaian tipis bagi kaum pria adalah pakaiannya orang fasiq;” [Siyar A’lam Nubala’ 14/508 oleh imam Dzahabi]
 
Demikianlah Khawarij sepanjang zaman, mereka salah kaprah dalam metode mengingkari dan jahil akan hal yang diingkari.
 
Satu hal lagi yang perlu sekali ditekankan di sini, bahwa hanya sekadar menghujat pemimpin Muslim -sekalipun fasiq- merupakan ciri khas Manhaj Khawarij. Sebab manusia tidak akan memberontak pemimipin tanpa ada yang menyalakan api kebencian di hati mereka, walau dengan dalih menegakkan pilar amar maruf nahi mungkar.
 
Oleh karenanya para ulama menilai, bahwa para penggerak pemberontakan, pengritik dan pencela pemimpin adalah Khawarij, sekalipun sepanjang sejarah mereka tidak pernah memberontak. Dalam kitab sejarah dan firaq (kelompok dan golongan) mereka disebut Al-Qa’adiyyah.
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata menyifati sebagian jenis Khawarij: “Dan kaum Al-Qa’adiyyah, yaitu kelompok yang melicinkan pemberontakan terhadap pemerintah, sekalipun tidak langsung membrontak.”
 
Bahkan kadang-kadang orang yang mengompori untuk berontak lebih jelek daripada yang langsung memberontak, sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dalam Masail Ahmad hal. 271. Dar Abdullah bin Muhammad berkata: “Khawarij jenis Al-Qa’adiyyah adalah sejelek-jeleknya kelompok Khawarij!”.
 
 
Sumber:

 

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat