بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
MENANGISLAH KARENA ALLAH
 
Pernahkah kita seumur hidup menangis karena Allah?
Menangisi dosa-dosa kita?
Menangisi kelemahan kita di hadapan Allah?
Kita tidak bisa tiba-tiba menangis karena Allah begitu saja.
Kita tidak bisa merencanakan tangisan ini.
Kita tidak bisa menangis sesuai keinginan kita.
Akan tetapi tangisan ini timbul karena takut kepada Allah.
Bergetar hati kita karena nama Allah disebut, dan
Berguncang jiwa kita ketika mengingat maksiat dan dosa yang kita lakukan.
Oleh karena itu, inilah tangisan keimanan, tangisan kebahagiaan, dan tangisan hanifnya jiwa.
 
Allah ﷻ berfirman:
 
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
 
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka, yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya. Dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” [QS. Al-Anfal: 2]
 
Sebagaimana seruan sebuah ayat yang membuat seorang ulama besar Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah bertobat. Dulunya beliau adalah kepala perampok yang sangat ditakuti di Jazirah Arab. Ayat tersebut adalah:
 
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
 
“Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka dengan mengingat Allah dan kebenaran yang diturunkan? Dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang sebelumnya yang telah diberikan Al Kitab. Masa yang panjang mereka lalui (dengan kelalaian), sehingga hati mereka pun mengeras. Dan banyak sekali di antara mereka yang menjadi orang-orang fasik.” [QS. Al Hadid: 16]
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
عينان لا تمسهما النار ، عين بكت من خشية الله ، وعين باتت تحرس في سبيل الله
 
“Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api Neraka:
• Mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan
• Mata yang berjaga-jaga di malam hari (begadang) karena menjaga pertahanan kaum Muslimin (dari serangan musuh) ketika berperang (jihad) di jalan Allah.” [HR. Tirmidzi (1639), disahihkan Syaikh Al-Albani dalam Sahih Sunan At-Tirmidzi (1338)]
 
Ka’ab Al-Ahbar berkata:
 
لأن أبكى من خشية الله فتسيل دموعي على وجنتي أحب إلى من أن أتصدق بوزني ذهباً
 
“Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.” [Sumber: http://www.saaid.net/Doat/ehsan/149.htm]
 
Maka tangisilah diri kita.
Tangisilah hati kita yang mungkin sudah mati, dan
Tangisilah jiwa kita yang tidak bisa menampung sedikit saja tetesan keimanan, serta
Tangisilah mayat badan kita yang kita seret berjalan merajalela di muka bumi, karena ia hakikatnya telah mati.
Semoga dengan menangisi diri kita, Allah berkenan membuka sedikit hidayah, kemudian menancapkannya, dan bertengger di relung hati hamba yang berjiwa hanif.
 
 
 
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
MENANGISLAH KARENA ALLAH