MALAM SERIBU BULAN PASTI HADIR, TIDAK PERLU SIBUK MENCARI TANDANYA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
MALAM SERIBU BULAN PASTI HADIR, TIDAK PERLU SIBUK MENCARI TANDANYA
Hari-hari ini banyak dari kaum Muslimin yang terobsesi untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Mereka sibuk membicarakan dan mendiskusikan perihal keutamaan Lailatul Qadar. Berbagai upaya dilakukan untuk mengetahui indikasi-indikasi hadirnya Lailatul Qadar.
Percayalah, bahwa malam tersebut pasti hadir.
Kita ketahui tanda-tandanya ataupun tidak.
Kita menyadari kedatangannya ataupun tidak.
Dahulu Nabi ﷺ beritikaf dan meningkatkan ibadahnya di malam-malam terakhir Ramadan. Sebagaimana beliau ﷺ juga membangunkan keluarganya untuk bersama sama beribadah di malam-malam tersebut.
Beliau ﷺ tidak menyibukkan diri dengan mengidentifikasi ciri-ciri kedatangan malam Lailatul Qadar. Beliau ﷺ lebih memilih untuk meningkatkan amalam di kesepuluh hari terakhir Ramadan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa beliau ﷺ telah beramal hingga maksimal di malam Lailatul Qadar, yang jatuh pada salah satu malam dari kesepuluh malam terakhir Ramadan.
Itulah pesan yang beliau ﷺ sampaikan melalui sabdanya:
“Barang siapa dari kalian mencari Lailatul Qadar, hendaknya ia mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadan.” [Muttafaqun alaih]
Daripada kita memikirkan dan terus bertanya kapan Lailatul Qadar datang, lebih bijak bila kita bertanya: “Apa yang saya lakukan pada malam malam yang tersisa di bulan Ramadan ini guna memanfaatkan kehadiran Lalilatul Qadar?
Percayalah bahwa kita pasti melalui momentum Lailatul Qadar, sebagaimana orang-orang kafir dan fasik pun juga melalui momentum yang sama. Namun yang membedakan antara kita dari mereka adalah amalan kita. Mereka bergelimang dalam dosa dan maksiatnya, sedangkan kita bisa mengisi Lailatul Qadar dengan lantunan Alquran, zikir, doa, dan salat malam.