KITA KAN MASYARAKAT JAWA, KENAPA HARUS KEARAB-ARABAN?!

Syubhat:

Barangkali akan ada sebagian kalangan yang berdalih: “Walaupun beragama Islam, namun kita kan tinggal di tanah Jawa. Jadi tidak etis jika kita tidak mengikuti atau menghormati adat istiadat masyarakat Jawa!”.

Jawaban:

Allah telah memerintahkan dalam Alquran agar kita bertotalitas dalam berislam. Kata Allah:

“يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا ادْخُلُوْا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ”.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagi kalian”. [QS. Al-Baqarah: 208].

BUKANLAH merupakan sikap totalitas dalam beriman, manakala seseorang shalat, puasa dan zakat dengan cara Islam, namun berkeyakinan dengan sesuatu yang tidak selaras dengan ajaran Islam.

Islam bukanlah agama yang menolak mentah-mentah setiap adat istiadat, apalagi jika budaya tersebut selaras dengan ajaran Islam. Namun Islam akan memerangi budaya, manakala bertabrakan dengan ajarannya, sebagai upaya agar para pengikutnya patuh dengan setiap aturan yang digariskan oleh Allah jalla wa ‘ala.

 

Sumber: http://tunasilmu.com/benarkah-muharram-bulan-sial/