بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

KEYAKINAN NUR MUHAMMAD, CIKAL BAKAL KEYAKINAN WIHDATUL WUJUD

Muhammad ﷺ. Beliau merupakan hamba Allah sekaligus utusan-Nya. Allah telah memilihnya sebagai hamba-Nya yang paling mulia dan sebagai pengemban risalah bagi seluruh jin dan manusia. Selain itu, Allah juga telah memuliakan beliau dengan beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh makhluk selainnya.

Keyakinan Nur Muhammad

Di antara keyakinan tentang Nabi Muhammad ﷺ yang banyak tersebar di Indonesia, khususnya bagi mereka yang biasa bergelut dengan dunia kesufian, adalah keyakinan, bahwa beliau ﷺ di ciptakan dari cahaya Allah, dan seluruh alam semesta diciptakan dari cahayanya Nabi ﷺ. Benarkah pemahaman ini?

Syubhat Mereka

Yang menjadi dasar atas keyakinan tersebut adalah sebuah hadis yang terdapat banyak dalam kitab-kitab Sufi. Hadis tersebut adalah sebagai berikut:

`Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada sahabat Jabir bin `Abdilla al-Anshariy radhiyallahu `anhu, dia mengatakan: “Saya bertanya: ‘Wahai Rasulullah, demi bapak dan ibu saya sebagai tebusan bagimu, kabarkan kepada saya tentang makhluk yang pertama Allah ciptakan sebelum Dia menciptakan selainnya.’ Beliau ﷺ menjawab: ‘Wahai Jabir, makhluk yang pertama Allah ciptakan adalah cahaya Nabimu yang Dia ciptakan dari cahaya-Nya. Kemudian Dia menjadikan cahaya tersebut berputar dengan kuat sesuai dengan kehendak-Nya. Belum ada saat itu lembaran, pena, Surga, Neraka, malaikat, nabi, langit, bumi, matahari, bulan, jin, dan juga manusia. Ketika Allah hendak menciptakan, Dia membagi cahaya tersebut menjadi empat bagian. Kemudian, Allah menciptakan pena dari bagian cahaya yang pertama, lembaran dari bagian cahaya yang kedua, dan `Arsy dari bagian cahaya yang ketiga. Selanjutnya Allah membagi bagian cahaya yang keempat menjadi empat bagian lagi. Lalu Allah menciptakan (malaikat) penopang `Arsy dari bagian cahaya yang pertama, Kursi dari bagian cahaya yang kedua, dan malaikat yang lainnya dari bagian cahaya yang ketiga. …[Di akhir hadis beliau ﷺ mengatakan] Beginilah permulaan penciptaan Nabimu, ya Jabir.”

Derajat Hadis Nur Muhammad

Wahai saudaraku, semoga Allah menunjuki kita ke jalan-Nya. Ketahuilah, bahwasanya sanad (silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadis) merupakan bagian dari agama kita, yang dengannya Allah menjaga agama ini. `Abdullah bin Mubarak mengatakan: “Sanad merupakan bagian dari agama. Kalau tidak ada sanad, tentu orang akan seenaknya berkata (tentang agama ini).”

Syaikh DR. Shadiq Muhammad Ibrahim (salah seorang yang telah melakukan penelitian terhadap hadis ini) mengatakan: “Semua kitab-kitab Sufi yang terdapat di dalamnya hadis ini, tidak ada yang menyebutkan sanad dari hadis tersebut. Mereka hanya menyebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh `Aburrazzaq. Saya telah mencari hadis tersebut dalam kitab-kitab yang ditulis oleh `Abdurrazzaq dan saya tidak menemukan hadis tersebut.”

`Abdullah al-Ghamariy (seorang pakar hadis) mengatakan: “Hadis tersebut merupakan hadis Maudhu` (Palsu). … Bersamaan dengan itu, hadis tersebut juga tidak terdapat dalam kitab Mushannaf `Abdurrazzaq, Tafsir-nya, dan tidak juga dalam Jami`-nya. … Maka sahabat Jabir bin `Abdullah radhiyallahu `anhu (perawi hadis menurut mereka) berlepas diri dari menyampaikan hadis tersebut. Demikian juga `Abdurrazzaq, dia tidak pernah menulis hadis tersebut (dalam kitabnya). Orang yang pertama menyampaikan hadis ini adalah Ibnu Arabi. Saya tidak tahu dari mana dia mendapatkannya.”

Konsekuensi yang Sesat dan Menyesatkan

Keyakinan sesat yang timbul sebagai konsekuensi dari hadis di atas adalah sebagai berikut:

• Muhammad ﷺ diciptakan dari cahaya
Keyakinan ini tentu saja merupakan bentuk pengingkaran terhadap Alquran yang dengan jelas menyatakan tentang kemanusiaan Nabi Muhammad ﷺ.

Allah ﷻ berfirman yang artinya: “Katakanlah: ‘Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” [QS. Al-Israa`: 93]. Dan manusia diciptakan dari tanah, bukan dari cahaya.

Allah ﷻ berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kalian dari tanah. Kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang biak.” [QS. Ar-Ruum: 20]

• Muhammad ﷺ berasal dari cahaya Allah
Ini merupakan perkataan tentang Allah tanpa dasar ilmu. Kita tidak bisa berbicara tentang Allah, kecuali melalui kabar dari-Nya, baik yang terdapat dalam Alquran, maupun hadis yang sah dari Rasulullah ﷺ. Allah ﷻ berfirman yang artinya: “Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: ‘Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita mengatakannya, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.” [QS. An-Nuur: 16]

Keyakinan Ini Tidak Lebih Baik dari Keyakinan Nasrani

Puncak dari keyakinan sesat yang timbul sebagai konsekuensi dari hadis tersebut adalah keyakinan Wihdatul Wujud, yaitu keyakinan bahwasanya Zat Allah bersatu dengan semua makhluk-Nya. Mereka mengatakan bahwa Muhammad ﷺ diciptakan dari cahaya Allah, kemudian dari cahayanya ﷺ, diciptakanlah seluruh makhluk selainnya. Jadi semua makhluk pada hakikatnya adalah berasal dari cahaya Allah Ta’ala. Keyakinan ini (Wihdatul Wujud) sangat jelas kebatilannya. Bahkan para ulama menyebutkan, bahwa keyakinan orang Nasrani tentang Tuhannya lebih baik dari keyakinan tersebut, karena Nasrani hanya mengatakan bahwa Zat Allah menyatu dengan Isa `alaihis salam. Maha Suci Allah dari apa-apa yang mereka katakan. [Lihat Muasuu`atur Radd `Ala Shufiyyah]

Vonis dari Para Ulama

Ibnu `Arabi. Nama tersebut tidak asing lagi di telinga kita. Siapakah dia? Dia merupakan salah satu tokoh Sufi yang gencar dalam memopulerkan keyakinan ini. Karena keyakinannya ini (Wihdatul Wujud), para ulama telah mengafirkannya, mulai dari ulama yang sezaman dengannya, hingga ulama yang hidup saat ini. Di antara ulama-ulama besar yang mengafirkannya adalah Ibnu Hajar al-`Atsqalany, Ibnu Katsir, Ibnu Shalah, dan al-Qasthalany, semoga Allah merahmati mereka semua. [Lihat Muasuu`atur Radd `Ala Shufiyyah]

Allah di atas Seluruh Makhluk-Nya

Di antara keyakinan Ahlus Sunnah adalah, bahwasanya Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya. Allah ﷻ berfirman yang artinya: “Dan Dia-lah yang Maha Kuasa, yang berada di atas hamba-hamba-Nya.” [QS. Al-An`am: 18]

Imam Syafi`i rahimahullah berdalil dalam menetapkan ketinggian Allah di atas seluruh makhluk-Nya, dengan hadis dari Mu`awiyah bin Hakam (yang diriwayatkan oleh Imam Muslim). Ketika itu dia ingin memerdekakan budak perempuannya. Maka Rasulullah ﷺ menguji budak perempuan tersebut, apakah dia termasuk orang beriman atau tidak, dengan bertanya: “Di mana Allah?” Kemudian budak perempuan memberikan isyarat ke arah atas. Lalu Rasulullah ﷺ bertanya lagi, “Siapa saya?” Budak tadi menjawab, “(Engkau adalah) utusan Allah.” Kemudian beliau ﷺ bersabda: “Bebaskan budak tersebut, karena dia adalah orang yang beriman.” [Manhaj Imam Syafi`i fi Itsbail `Aqidah, hal. 355]

Semoga Allah menunjukkan kepada kita jalannya yang lurus, dan melindungi hati kita dari keyakinan-keyakinan batil tersebut. Aamiin.

Penulis: Abu Ka’ab Prasetyo
Sumber: https://muslim.or.id/6806-keyakinan-nur-muhammad-cikal-bakal-wihdatul-wujud.html

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat