سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
KEUTAMAAN PUASA SYAWAL DAN TANDA DITERIMANYA AMALAN
 
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
 
أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم : ثواب الحسنةالحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة و عدم قبولها
 
“Bahwa membiasakan puasa setelah puasa Ramadan adalah tanda diterimanya puasa Ramadan. Karena sesungguhnya Allah apabila menerima amalan seorang hamba, maka Allah memberikan kemampuan kepadanya untuk beramal saleh lagi setelahnya. Sebagaimana kata sebagian ulama: Ganjaran kebaikan adalah kebaikan setelahnya. Barang siapa melakukan suatu kebaikan kemudian ia susul dengan kebaikan yang lain, maka itu adalah tanda diterimanya amal kebaikannya yang sebelumnya. Sebagaimana orang yang melakukan kebaikan kemudian ia susul dengan kejelekan, maka itu adalah tanda ditolaknya kebaikan yang telah ia kerjakan dan tidak diterima.” [Lathooiful Ma’aarif: 244]
 
Ringkasan Fikih Puasa Syawal
 
● Puasa Syawal dapat dimulai sejak 2 Syawal sampai berakhirnya Syawal, dan boleh dikerjakan secara berurutan maupun terpisah.
 
● Sebagian ulama memakruhkan mulai puasa tanggal 2 Syawal karena masih suasana hari raya. Akan tetapi tidak ada dalil shahih dan tegas yang memakruhkannya. Bahkan dianjurkan untuk bersegera mengamalkan kebaikan.
 
● Bagi yang punya utang puasa Ramadan hendaklah ia meng-qadha-nya terlebih dahulu sebelum berpuasa sunnah Syawal, karena yang wajib hendaklah didahulukan daripada yang sunnah. Dan karena dalam hadis disebutkan, barang siapa yang berpuasa Ramadan lalu ia ikutkan dengan puasa Syawal, bukan berpuasa sebagian Ramadan saja.
 
● Tidak dibenarkan berniat puasa qadha dan puasa sunnah Syawal sekaligus, karena keduanya adalah ibadah tersendiri.
 
● Puasa sunnah Syawal harus diniatkan sejak malam hari sebelum terbit fajar untuk mendapatkan pahala penuhnya, sebab hitungan satu hari adalah sejak terbit fajar.
 
● Boleh meng-qadha puasa sunnah Syawal setelah berakhir bulan Syawal, dengan syarat ada uzur syari ketika meninggalkannya, seperti safar, sakit atau meng-qadha puasa wajib.
 
 
 
Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

 

#keutamaanpuasasyawwal #tandaditerimanyaamalan #keutamaanpuasasyawal #fadhilahpuasasyawal #puasasyawalenamhari #Ramadhan #Ramadan #ringkasanfikihpuasasyawal