بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

KETIKA NAIKNYA HARGA BARANG-BARANG

Di antara sifat dasar yang dimiliki manusia adalah mudah mengeluh ketika sedang tertimpa suatu kesulitan atau musibah atau cobaan. Hal ini adalah sesuatu yang wajar. Allah karuniai kita dengan sifat ini, agar saat terjadi kondisi paceklik (tidak lapang), atau dalam kondisi sempit, kita mau kembali mengingat Allah. Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا . إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا . وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

“Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan memiliki sifat halu.’ Apabila dia sedang mengalami kesulitan, dia mudah berkeluh kesah. Dan jika sedang mendapatkan kenikmatan, dia bersikap pelit.” [QS. Al-Ma’arij: 19 – 21]

Mengapa hal ini dapat terjadi? Tentu karena yang dipikirkan manusia adalah bagaimana bisa hidup enak dan enak. Sehingga ketika mendapatkan kondisi yang tidak nyaman, mereka dalam level merah, kondisi sempit, mereka merasa sangat sedih, bahkan sampai stres.

Hal ini juga yang terjadi tatkala harga barang atau kebutuhan pokok melonjak atau naik harganya. Maka kita dapati rata-rata dari kita pasti akan mengeluh, resah, suka mengumpat, bahkan mencela ke sana dan ke sini. Semua disalahkan.

Ingatlah, bahwa fenomena kenaikan harga barang adalah salah satu di antara ketetapan Allah yang harus kita terima. Tentu sebagai seorang Mukmin kita harus bersabar. Fenomena ini bahkan pernah terjadi di zaman Nabi ﷺ. Disebutkan dalam riwayat, bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi ﷺ dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan:

غلا السِّعرُ على عَهدِ رسولِ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ فقالوا: يا رسولَ اللَّهِ ، سعِّر لنا ، قالَ إنَّ اللَّهَ هوَ المسعِّرُ ، القابِضُ ، الباسطُ ، الرَّزَّاقُ ، وإنِّي لأرجو أن ألقى ربِّي وليسَ أحدٌ منْكم يطلُبني بمظلِمةٍ في دمٍ ولا مالٍ.

“Harga (bahan pokok) mengalami kenaikan di masa Rasulullah ﷺ, maka para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, buatkan ketetapan harga bagi kami!’
Beliau ﷺ menjawab: ‘Sesungguhnya Allah-lah yang menetapkan harga, yang menyempitkan, melapangkan, pemberi rezeki. Dan aku berharap agar aku menjumpai Rabb-ku, dan tidak ada salah satu pun dari kalian yang menuntut aku dengan sebuah kezaliman dalam urusan darah maupun harta.” [HR. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Sahih At-Tirmidzi no. 1314]

Dalam hadis lain disebutkan:

أنَّ رجلًا جاءَ ، فقالَ: يا رسولَ اللَّهِ ، سعِّر ، فقالَ: بل أَدعو ثمَّ جاءَهُ رجلٌ ، فقالَ: يا رسولَ اللَّهِ ، سعِّر ، فقالَ: بلِ اللَّهُ يخفِضُ ويرفعُ ، وإنِّي لأرجو أن ألقى اللَّهَ وليسَ لأحَدٍ عندي مَظلِمةٌ.

“Bahwa seseorang datang dan mengatakan: ‘Wahai Rasulullah, buatkan ketetapan harga!’
Beliau ﷺ menjawab: ‘Akan tetapi berdoalah.’
Kemudian datang seseorang kepada beliau, dan berkata: ‘Wahai Rasulullah, buatkan ketetapan harga!’
Maka beliau ﷺ bersabda: ‘Bahkan Allah-lah yang menurunkan dan menaikkan. Dan sungguh aku sangat berharap, agar aku berjumpa dengan Allah, dan tidak ada seseorang yang merasa dizalimi olehku.” [HR. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, disahihkan oleh Al-Albani di dalam Sahih Abi Dawud no. 3450]

Ketika Rasulullah ﷺ mendapat laporan tentang kenaikan harga, beliau pun tidak memerintahkan untuk menekan harga barang. Namun justru beliau ﷺ mengingatkan para sahabat tentang takdir Allah, dan Allah yang menetapkan harga. Dengan demikian, mereka akan menerima kenyataan dengan yakin, dan tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga. Apalagi harus stres atau bahkan bunuh diri.

Lalu apa penyebab harga-harga barang melambung tinggi? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan di antara sebab harga barang naik, beliau rahimahullah berkata:

ﻓﺎﻟﻐﻼء ﺑﺎﺭﺗﻔﺎﻉ ﺍﻷﺳﻌﺎﺭ، ﻭﺍﻟﺮﺧﺺ ﺑﺎﻧﺨﻔﺎﺿﻬﺎ ﻫﻤﺎ ﻣﻦ ﺟﻤﻠﺔ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﺧﺎﻟﻖ ﻟﻬﺎ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ، ﻭﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺷﻲء ﻣﻨﻬﺎ ﺇﻻ ﺑﻤﺸﻴﺌﺘﻪ ﻭﻗﺪﺭﺗﻪ، ﻟﻜﻦ ﻫﻮ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻗﺪ ﺟﻌﻞ ﺑﻌﺾ ﺃﻓﻌﺎﻝ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﺳﺒﺒﺎ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ، ﻛﻤﺎ ﺟﻌﻞ ﻗﺘﻞ ﺍﻟﻘﺎﺗﻞ ﺳﺒﺒﺎ ﻓﻲ ﻣﻮﺕ ﺍﻟﻤﻘﺘﻮﻝ، ﻭﺟﻌﻞ ﺍﺭﺗﻔﺎﻉ ﺍﻷﺳﻌﺎ
ﺭ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﺴﺒﺐ ﻇﻠﻢ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ، ﻭﺍﻧﺨﻔﺎﺿﻬﺎ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﺴﺒﺐ ﺇﺣﺴﺎﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻨﺎﺱ (ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ – (٨/ ٥٢٠)

“Maka mahalnya (barang-barang) disebabkan naiknya harga-harga, dan murahnya karena turunnya harga-harga. Keduanya merupakan bagian dari kejadian-kejadian yang tidak ada penciptanya, kecuali Allah semata. Dan tidaklah hal itu terjadi sedikit pun, kecuali dengan kehendak-Nya dan kuasa-Nya. Akan tetapi Dia Yang Maha Suci telah menjadikan sebagian perbuatan para hamba sebagai sebab dalam terwujudnya beberapa kejadian, sebagaimana Allah telah menjadikan pembunuhan oleh pembunuh disebabkan adanya kematian orang yang terbunuh. Dan terjadinya kenaikan harga-harga terkadang disebabkan oleh kezaliman para hamba. Dan turunnya harga-harga terkadang disebabkan perbuatan ihsan sebagian manusia.” [Majmu’ Fatawa Ibni Taimiyyah, 8/519]

Para Salaf memberikan nasihat kepada kita semua, tatkala harga-harga barang melambung tinggi. Dari Abu Hazim rahimahullah, dikisahkan ada beberapa manusia mendatangi beliau, lalu mereka berkata:

يا أبا حازم أما ترى قد غلا السعر

“Wahai Abu Hazim, tidakkah engkau lihat, harga-harga barang sudah melambung tinggi?

Maka beliau menjawab: Apa yang menyedihkan kalian dari hal itu?

فقال:وما يغمكم من ذالك ؟ إن الذي يرزقنا في الرخص هو الذي يرزقنا في الغلاء٠

“Sesungguhnya Dialah Allah Yang Memberi Rezeki kepada kita di kala harga barang murah. Dia pula Yang memberi rezeki kepada kita tatkala harga-harga mahal.” [Al-Hilyah Tahdzibuhu 1]

Tak perlu khawatir, meskipun kita semua diguncang dengan kenaikan harga barang. Hal itu sama sekali tidak akan menggeser jatah rezeki kita di sisi Allah. Allah ﷻ berfirman:

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

“Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi. Tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba- hamba-Nya, lagi Maha Melihat.” [QS. As-Syura 42 : 27]

Asy Syaikh DR. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr hafizhahullah berkata:

تكفل سبحانه برزق العباد فما من دابة إلا على الله رزقها، فليفوض العبد أمره إلى الرزاق وليبتغ عنده الرزق، وليعلم أنه لن تموت نفس حتى تستأنف رزقها، ولا يغتم إلا عند انخرام الدين.

“Allah Subhanah telah menjamin rezeki hamba-hamba-Nya. Maka tidak ada makhluk hidup pun, melainkan Allah yang menanggung rezekinya. Maka hendaklah seorang hamba menyerahkan urusannya kepada Zat Pemberi Rezeki (Allah), dan hendaklah ia mengharap rezeki di sisi-Nya. Dan hendaklah ia meyakini, bahwa tidaklah suatu jiwa mati, sampai ia menyempurnakan rezekinya. Dan jangan ia bersedih hati, kecuali ketika agamanya rusak. (Sumber: https://www.al-badr.net/muqolat/4355).

Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullahu ta’ala memberikan komentar akan kisah ini seraya mengatakan, Allah ﷻ yang menanggung rezeki hamba-Nya. Sehingga tidak ada makhluk hidup mana pun, melainkan Allah ﷻ yang akan memberi rezeki kepadanya. Maka hendaknya hamba itu menyerahkan segala urusan hidupnya hanya kepada Allah ﷻ, Yang Maha Pemberi Rezeki, dan harapkanlah rezeki itu hanya dari-Nya.

Dan hendaknya dia yakin, bahwa tidak akan jiwa itu mati sebelum semua rezekinya telah diterima olehnya. Sehingga tidak ada yang mengeluh ketika melonjaknya harga, melainkan seorang yang lemah agamanya.

Jangan sampai dengan naiknya harga-harga barang justru menjadikan kita terlena, terbelenggu, galau dengan situasi yang ada. Hadis di atas bukan untuk memotivasi agar kita tidak bekerja atau meninggalkan aktivitas mencari rezeki. Nabi ﷺ mengingatkan demikian dengan tujuan agar manusia tidak terlalu ambisius dengan dunia, sehingga ia menjadi hamba dunia, terlebih harta, sampai harus melanggar yang dilarang syariat. Dan ketika terjadi musibah, hendaknya manusia tidak sedih yang berlebihan, apalagi harus stres. Jangan lupa untuk selalu menjaga salat ketika harga-harga naik, sebab semahal apapun harga pangan dan barang, Allah ﷻ akan tetap menjamin rezeki kita. Allahua’lam.

Oleh: Saryanto Abu Ruwaifi’ hafizhahullah (Silsilah Manhaj Salaf)

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat