بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
KENAPA TABIATMU SPERTI ANJING?
 
Allah ﷻ berfirman:
وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخْلَدَ إِلَى ٱلْأَرْضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ ۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا ۚ فَٱقْصُصِ ٱلْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan bacakanlah kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami, (yaitu pengetahuan tentang isi al-Kitab), lalu dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu. Lalu dia diikuti setan (sampai dia tergoda). Maka jadilah dia termasuk orang yang sesat. Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu. Tetapi dia cenderung kepada dunia, dan juga mengikuti keinginannya (yang rendah). Maka perumpamaannya seperti anjing. Jika engkau menghalaunya, dijulurkan lidahnya. Dan jika engkau membiarkannya, maka dia pun akan menjulurkan lidahnya (juga)…” [QS.Al A’raf (7) :175-176]
 
Mereka laksana anjing. Selalu kehausan dan lidahnya terjulur tidak pernah puas, karena tamaknya dengan dunia, harta, jabatan dll. Dia telah menjadi hambanya dunia, dan telah bertuhankan hawa nafsu, serta takut akan mati. Mereka adalah manusia yang menjual kebenaran yang telah dia ketahui, kemudian memilih menjadi “anjing,” sebagaimana yang telah diperumpamakan di dalam Alquran.
 
Mereka mengerti dan fasih ketika menyebut ayat-ayat Allah, tahu hukum halal dan haram, tahu fikih dan tahu tafsir, tetapi agama sudah tidak ada dalam dirinya lagi. Ayat-ayat yang dihafalkannya disalahgunakan, dan dia pun bertambah lama semakin bertambah sesat.
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya anak cucu Adam memiliki satu lembah emas, maka dia akan menginginkan agar dia bisa memiliki dua lembah emas. Dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya itu (merasa puas), kecuali tanah (kuburan). Dan Allah akan menerima tobatnya orang yang bertobat” [HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048, hadis dari Abdullah bin Abbas]
 
Berkata Imam Sufyan Atsauriy rahimahullah:
 
العالم طبيب الدين والدرهم داء الدين فإذا اجتر الطبيب الداء إلى نفسه فمتى يداوي غيره ٠
 
“Alim (orang yang berilmu) adalah dokternya agama, dan Dirham (uang) adalah penyakitnya agama. Maka apabila dokter terjangkiti penyakit tadi, lantas kapan dia bisa mengobati orang lain (orang yang tidak punya tidak bisa memberi)?” [Tadzkiratul Huffaazh I/204 oleh Imam adz-Dzahabi]
 
 
Penulis: Ustadz Najmi Umar Bakkar (@najmiumar_official)
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
KENAPA TABIATMU SPERTI ANJING?