بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

KEMULIAAN JIWA SEORANG MUKMIN

Sebuah anugerah tak terhingga, ketika seorang Mukmin mampu menjadi hamba yang berjiwa mulia di sisi Allah ﷻ. Sosok Mukmin yang bertakwa yang memiliki kelebihan dan keistimewaan yang baik, dalam berucap, beramal. Hatinya selalu rida dan bersyukur kepada Allah ﷻ dalam segala keadaan, suka maupun duka. Hamba yang mungkin d ihadapan manusia tampak biasa-biasa saja, namun sejatinya di hadapan Allah ﷻ memiliki nilai plus, karena kadar kesalehannya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
“Tidak sepantasnya seorang merasa lebih mulia di hadapan orang-orang miskin dan orang-orang yang tidak terpandang di tengah masyarakat. Karena kemuliaan yang sejati adalah kemuliaan seorang hamba di sisi Allah Taala.” [Syarh Riyadhis Shalihin: 1/308]

Takwa inilah kunci utama kemuliaan seorang Mukmin. Dengan modal utama inilah dia tampil rendah hati, dan tetap percaya pada Allah ﷻ dalam menghadapi segala permasalahan hidup. Tak tertipu dengan amal salehnya, dan Allah ﷻ Maha Mengetahui segala isi hatinya.

Hatim Al-Asham berkata: “Jagalah tiga perkara agar selalu ada pada dirimu:
• Jika engkau beramal maka ingatlah, bahwa Allah melihatmu,
• Jika engkau berbicara ingatlah, bahwa Allah mendengarmu, dan
• Jika engkau diam maka ingatlah, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatimu.” [As-Siyar: 11 / 485]

Mukmin bertakwa tak akan tertipu dan silau oleh amal salehnya, atau ia merasa lebih baik dari manusi. Maka inilah benih-benih kesombongan yang membuatnya lupa diri serta bangga dengan dirinya. Ibnu Samak rahimahullah berkata:
“Engkau merasa tinggi dari manusia karena amalanmu, sehingga engkau meremehkan setiap orang yang engkau lihat tidak rajin bermal [Tanbihul Mughtarin, 109]

Memandang diri masih kurang dalam beramal saleh akan memotivasi jiwa untuk selalu berbuat kebaikan dan giat mengumpulkan bekal. Tak terprovokasi untuk mengekspose amal salehnya tanpa ada maslahatnya. Terus menghamba pada Allah ﷻ, dan tidak disibukkan hatinya untuk menghitung-hitung amal saleh yang telah dilakukannya. Abu Sulaiman Ad Daroni berkata:
“Barang siapa yang melihat dirinya memiliki nilai, maka ia tidak bisa merasakan manisnya pengabdian.” [Syiar A’lamin Nubala’, X / 184]

Teruslah beramal mulia dan sabar dalam memproses jiwa, agar selalu dalam koridor takwa, karena balasannya adalah Surga. Yakinlah, ketika kita bertakwa, maka itulah kemuliaan sejati. Ketakwaan yang membimbing langkah untuk selalu menjadi sosok mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الْجَنَّةُ

“Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah Surga.” [HR. Al-Tirmidzi, beliau berkata: hadis Hasan. Disahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami’: 6222]

Sungguh, Surga telah menanti, ketika kita senantiasa menjadi pribadi Mukmin beriman, bertakwa, beramal saleh, dan menjalani hidup dengan sabar, serta tak mendramatisir permasalahan hidup sedemikian rupa, sehingga berkurang kadar kemuliaan seorang Mukmin. Ada ungkapan indah Imam Asy Syafi’i yang sangat inspiratif berkaitan dengan kemuliaan seorang Mukmin, serta layak dilakukan seorang Mukmin agar dicintai Allah dan dikasihi sesama manusia. Imam Syafi’i berkata: “Kemuliaan jiwa seseorang ada pada tiga perkara:

a) Menyembunyikan kefakiran hingga orang lain menyangka bahwa engkau berkecukupan..

b) Menyembunyikan kemarahan hingga orang lain menyangka bahwa engkau rida.

c) Menyembunyikan penderitaan hingga orang lain menyangka bahwa engkau hidup enak.” [Manaqib Asy-Syafi’i. Jilid 4, hal 188]

Semoga uraian ini memicu iman untuk lebih kokoh beramal saleh tanpa tersibukkan menghitung-hitung kebaikan kita. Tak terpesona dengan banyak amal salehnya, dan lebih tawadhu’ dalam hidup. Berupaya menghindari mengekspose diri di dunia nyata maupun dunia maya tentang keadaan hidupnya, agar terjaga kadar keikhlasan dan ketakwaannya di sisi Allah ﷻ.

Wallahu a’lam.

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Referensi:

1. Harta Karun Akhirat ( Terjemah), Khalid Abu Syadi, Al-Qowam, Solo, 2008

2. Tiket Meraih Surga ( Terjemah), Syaikh Abdul Malik bin Mahmud Al-Qosim, Syaikh Khalid bin Abdurrahman Ad Darwis, Maktabah Al-Hanif, Yogyakarta, 2008

Artikel Muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/14398-kemuliaan-jiwa-seorang-Mukmin.html
Diposting ulang dengan sedikit penyesuaian redaksional di:

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat! Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: +61 405 133 434 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat