بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 
KAPAN MENGANGKAT JARI TELUNJUK SAAT TASYAHUD?
 
Isyarat dengan jari dan mengangkatnya serta mengarahkannya ke arah Kiblat, maka pendapat yang kuat adalah dilakukan dari AWAL tasyahud, karena zahir hadis-hadis menunjukkan demikian.
 
Di antara hadis yang menunjukkan disyariatkannya isyarat dari awal tasyahud adalah hadis Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma:
 
… وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ
 
“Beliau ﷺ meletakkan tangan kiri di atas lutut kiri dan tangan kanan di atas paha kanan, dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya.” [HR. Muslim]
 
Dari Nafi’ beliau berkata:
 
كَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ إِذَا جَلَسَ فِى الصَّلاَةِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ وَأَتْبَعَهَا بَصَرَهُ ثُمَّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَهِىَ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنَ الْحَدِيدِ ». يَعْنِى السَّبَّابَةَ
 
“Abdullah bin ‘Umar apabila duduk di dalam salat, meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan memberi isyarat dengan jarinya, dan menjadikan pandangannya mengikuti jari tersebut, kemudian beliau berkata: ‘Rasulullah ﷺ bersabda: Ini lebih keras bagi setan daripada besi, yaitu jari telunjuk.’” [HR. Ahmad, dan dihasankan Syeikh Al-Albany]
 
Dan dalam hadis yang lain:
 
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ رَأَى رَجُلًا يُحَرِّكُ الْحَصَى بِيَدِهِ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ لَا تُحَرِّكْ الْحَصَى وَأَنْتَ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَلَكِنْ اصْنَعْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ قَالَ وَكَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ قَالَ فَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ الَّتِي تَلِي الْإِبْهَامَ فِي الْقِبْلَةِ وَرَمَى بِبَصَرِهِ إِلَيْهَا أَوْ نَحْوِهَا ثُمَّ قَالَ هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ
 
Dari Abdullah bin Umar bahwasanya beliau melihat seorang laki-laki menggerakan kerikil ketika salat. Ketika dia selesai salat maka Abdullah berkata: Jangan engkau menggerakkan kerikil sedangakan engkau salat, karena itu dari setan. Akan tetapi lakukan sebagaimana yang telah Rasulullah ﷺ lakukan. Maka beliau meletakkan tangan kanannya di atas pahanya, dan mengisyaratkan dengan jari di samping jempol (yaitu jari telunjuk) ke arah Kiblat, kemudian memandangnya, seraya berkata: Demikianlah aku melihat Rasulullah ﷺ melakukan. [HR. An-Nasa’i dan dishahihkan Syeikh Al-Albany]
 
Berkata Al-Mubarakfury:
 
ظَاهِرُ الْأَحَادِيثِ يَدُلُّ عَلَى الْإِشَارَةِ مِنْ اِبْتِدَاءِ الْجُلُوسِ
 
“Zahir hadis-hadis menunjukkan bahwa isyarat dilakukan semenjak awal duduk.” [Tuhfatul Ahwadzy 2/185, Darul Fikr]
 
Wallahu a’lam.
 
 
Penulis: Ustadz Abdullah Roy, Lc.
 
 
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Twitter: @NasihatSalaf
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat
Baca juga:
KAPAN MENGANGKAT JARI TELUNJUK SAAT TASYAHUD?