بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

KAFIRNYA ORANG YANG MENGINGKARI KEWAJIBAN SHOLAT

Pengertian sholat, secara bahasa:  الدعاء (doa). Dan secara syari:

عبادة ذات أقوال وأفعال مخصوصة, مفتتحة بالتكبير ومختتمة بالتسليم مع النية

“Ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang dibuka dengan takbir, dan ditutup dengan salam, disertai niat.”  (Al-Fiqh al-Muyasar, hlm 59)

Dalil di wajibkannya sholat adalah firman Allah subhaanahu wata’aala:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ

“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus. Dan supaya mereka mendirikan sholat…”(Al-Bayyinah: 5)

Dalam  sebuah hadis:

أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا

Bahwasannya seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah ﷺ yang telah beruban rambutnya, seraya berkata:  “Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku sholat yang Allah fardhukan (wajibkan -ed) kepadaku.” Beliau ﷺ menjawab: “Sholat yang lima (waktu), kecuali kalau engkau mau yang tathawwu’ (sholat Sunnah).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Barang siapa yang mengingkari kewajiban sholat, maka sungguh dia telah kafir, menurut kesepakatan para ulama. Dan barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, sungguh dia telah melakukan perbuatan dosa besar. Bahkan sebagian ulama mengatakan dia telah melakukan perbuatan kekafiran, walaupun dia menyakini kewajibannya. Dan ini pendapat yang benar, berdasarkan dalil-dalil yang ada. Dan di antaranya adalah firman Allah Subhaanahu wata’aala:

وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ المُشْرِكِينَ

“Serta dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memersekutukan Allah.”   (ar-Ruum: 31)

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ

“Sesungguhnya, pembatas antara seseorang dan kesyirikkan dan kekufuran, adalah meninngalkan sholat.” (HR. Muslim)

Dalam hadis lain Rasulullah ﷺ bersabda:

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjajian antara kami dengan mereka adalah sholat. Barang siapa yang meninggalkan sholat sungguh dia telah kafir.” (HR. An-Nasai, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Berkata asy-Syaikh Al ‘Allamah Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah: ”Kami mendapati di dalam Al-kitab (Alquran) dan as-Sunnah, dalil keduanya menunjukkan atas kafirnya orang yang meninggalkan sholat, dengan kekufuran yang besar, yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.” (Hukmu Taarikis Shalah, Syaikh Muhammad Bin Shaleh Al Utsaimin: 6)

 

Sumber: http://yukbelajarislam.com/rukun-islam/